Suasana loby SMA Rajawali nampak ramai di penuhi siswa siswi kelas 1 yang tengah mengikuti masa perkenalan sekolah atau biasa dikenal (MPS). Mereka sibuk mencari nama mereka ada di kelas mana dan siapa penanggung jawab selama pelaksanaan. Mereka juga mengenakan name tag dari karton dengan tali rapia serta perlengkapan lainnya.
Sementara itu di depan ruang kesiswaan, seorang siswi pindahan berhasil menarik perhatian orang di sekitarnya.
"Nanti kamu langsung ke koperasi saja untuk ganti baju ya, surat kepindahan nanti dikasih ke wali kelas atau ketua kelas juga boleh. Sisanya seperti yang sudah saya jelaskan tadi di dalam, mengerti?" Tanya Laras. Wanita berusia 35 tahun.
"Mengerti bu, kalau begitu saya pamit dulu ya. Teman saya sudah menunggu di depan koperasi. Permisi bu," pamitnya pada Laras.
Laras pun mengangguk dan ia kembali memasuki ruang kesiswaan, sementara Aleesya berlari menuju koperasi sekolah. Ia sangat tidak suka menjadi pusat perhatian, namun mau bagaimana lagi? Ini semua karena seragam sekolah lamanya yang menarik perhatian.
Sesampainya di depan koperasi sekolah, Aleesya di sambut oleh dua sahabatnya. Gheara dan Kaira yang sudah merentangkan tangan.
"Aakkkk!! Akhirnya kita kumpul lagi......" seru Ghea sambil memeluk Aleesya dengan erat. Begitupun Kaira.
"Setahun tanpa Aleesya tuh rasanya aneh bgt. Untung aja pihak sekolah ngizinin untuk kamu satu kelas sama kita, kalo engga kayaknya aku yang bakal pindah ke kelas kamu." Tutur Kaira sambil memeluk Aleesya tak kalah erat.
Aleesya menepuk bahu kedua sahabatnya, "sudah, ini aku kan sudah disini. Aku mau ambil baju dulu abis itu ganti baju, setelahnya kita kangen-kangen an lagi. Oke?"
Ghea dan Kaira pun melepaskan pelukan, mereka berjalan beriringan memasuki koperasi dan langsung menuju Dian, petugas koperasi.
"Mba, ini temen aku mau ambil seragam." Ujar Ghea.
Aleesya pun menyodorkan selembar kertas yang berisi ukuran seragam juga daftar seragam apa saja yang akan ia dapatkan. "Ini mba."
Dian menerima selembar kertas tadi dan membawanya menuju lemari khusus seragam. Ia mengambil beberapa seragam sesuai dengan daftar yang ada.
"Ini seragam sudah semua ya, sama ada satu tambahan. Jaket angkatan, kebetulan ada lebih untuk kamu jadi bisa langsung di simpan. Buat Ghea sama Kaira juga sudah ada nih." Jelas Dian.
Ghea dan Kaira berseru kegirangan, "yes! Akhirnya jadi juga itu jaket."
Sementara itu di luar koperasi sekolah beberapa siswa siswi berlarian dan berhasil menarik perhatian Aleesya, Ghea dan Kaira.
Sebelum meninggalkan koperasi mereka bertiga terlebih dahulu pamit dan mengucapkan makasih pada Dian.
"Ada apa sih?" Tanya Kaira setelah menarik tangan salah seorang siswi yang hendak berlari ke suatu tempat.
"Itu Ra, ka Kevin ribut sama ka Rama." Jawab siswi tadi.
Reflek Kaira menarik lengan kedua sahabatnya menuju lapangan belakang. Nampak disana kerumunan siswa siswi mengelilingi dua siswa yang tengah bertengkar.
Aleesya langsung menerobos kerumunan dan melepar tas yang ada di tangannya hingga mengenai kepala salah satu diantaranya.
Bugh!
"Argh! Tas siapa ini?!" Umpat Kevin.
"Syaaa, berurusan sama Kevin adalah hal yang salah," Bisik Ghea, Sahabatnya.
Aleesya melirik ke arah sahabatnya, "ya mau gimana lagi? Habisnya pada ngeliatin aja engga ada yang nolongin." Balas bisik Aleesya.
Mata Kevin menatap kesekeliling hingga tertuju pada seorang siswi yang mengenakan hijab dan seragam berbeda dari yang lain. Diambilnya tas yang mengenai kepalanya tadi dan dibawanya kehadapan Aleesya.
"Ulah lo?" Tanya Kevin dengan tatapan tajam ya menatap kearah Aleesya.
Aleesya menelan ludahnya dengan susah payah dan mengangguk, "iya, kenapa?"
Kevin melempar tas yang ada di tanganya hingga masuk kedalam tong berisi dedaunan kering. Aleesya yang tidak terima mendorong bahu Kevin agar kembali menatapnya.
"itu tas isinya baju, kenapa dilempar ke tong sampah?" Protes Aleesya
Saat ia hendak melangkah mengambil tas berisi baju miliknya, ucapan Kevin membuat Aleesya mengurungkan niatnya.
Kevin tersenyum remeh, "kan lo lebih dulu yang ngelempar tas itu, gue cuma bantu aja masukin ke tong sampah." Sontak siswa siswi yang ada di sekitar pun tertawa mendengar perkataan Kevin.
Aleesya menghela nafasnya pelan, hingga seorang siswa membawa tas miliknya ke hadapannya. "Nih tasnya, makasih udah ngewakilin gue. Mending sekarang lo ganti baju, engga usah masukin ke hati, mereka yang ketawa cuma kurang bahagia."
Aleesya reflek menatap kearah Rama, ya Rama. Musuh bebuyutan Kevin sejak SMP. Tas tenteng berisi seragam baru itu kembali ke tangannya, "thankyou ka, tapi itu lukanya gima—"
"Pikirin diri lo sendiri dulu, jangan pikirin orang lain. Sekali lagi makasih ya, udah ngewakilin gue nimpuk orang ini." Usai mengatakan hal tersebut Rama pergi menjauhi kerumunan diikuti Aleesya dan kedua sahabatnya.
Kevin mengepalkan tangannya. Sampai sebuah tepukan di bahu mengalihkan perhatiannya, "langka tuh cewek. Mana ada yang berani sama lo selain Rama. Sekelas anak kepsek aja takut." Ujar sahabatnya, Viar.
Kevin menatap Viar sengit dan berjalan menuju kantin. Para siswa siswi yang tadi berkerumun akhirnya membubarkan diri.
Aleesya belum menyadari, bahwa mulai hari ini kehidupan masa remajanya di SMA tak senyaman dan setenteram dulu lagi.
~•~•~•~
ENJOY!
Jangan lupa ibadah ya temen-temen, baca di waktu senggang, semoga terhibur. Ambil baiknya buang buruknya 🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
KEVALE
Teen FictionDISCLAIMER 100% FIKSI YA! Ambil pelajaran yang bisa diambil, yang jelek jangan dicontoh 🤍 ✨ Menjadi murid pindahan bukanlah hal yang mudah, di tambah sekolah baru itu terkenal akan senioritasnya. Memang bukan pilihan yang tepat untuk pindah dari SM...