8. Gudang belakang

468 43 0
                                    

"Lo denger engga sih? Mereka gosip in ka Kevin kemarin jalan sama Aleesya?" Tanya Kaira.

Ghea mengangguk, "aduh, anaknya belum dateng lagi. Kita harus sama dia terus biar engga di ganggu."

Kaira mengangguk setuju. Mereka berdua memutuskan untuk keluar kelas dan menjemput Aleesya dari depan gerbang, agar sahabatnya itu tidak merasa terintimidasi.

Sementara itu Aleesya yang baru saja tiba didepan sekolah menatap bingung ke sekitarnya. Siswa siswi yang ada disekelilingnya memandang segan dan berbisik ketika melihat dirinya turun dari ojek.

"Ini pak, kembaliannya ambil aja,"
Ujar Aleesya sambil terburu-buru berlari masuk ke dalam sekolah.

Didepan sana, kedua sahabatnya sudah melambaikan tangan kearahnya, "SINI CEPET!" Aleesya pun berlari menghampiri kedua sahabatnya itu.

"Mereka kenapa lagi sih? Kok ngeliatin gue jadi kaya segan gitu?" Bisik Aleesya bertanya kepada dua sahabatnya sambil mereka melangkahkan kakinya memasuki bangunan sekolah.

Kaira dan Ghea menggandeng Aleesya di sisi kanan dan kiri, Aleesya menatap keduanya bingung, "kalian juga kenapa sih?" Tanya Aleesya.

Ghea menempelkan telunjuknya di depan bibir, "ssttt...nanti aja kita ceritain di kelas." Kaira mengangguk menyetujui.

Mereka pun melangkah menaiki anak tangga menuju kelas mereka yang berada di lantai dua, saat mereka sampai di anak tangga terakhir. Tata dan Mira berdiri, Tata dengan wajah sinis sambil melipat kedua tangannya di depan dada dan Mira dengan wajah datarnya menunggu Aleesya tiba.

"Nah! Ini dia si gatel." Cibir Tata sambil menghalang jalan Aleesya.

Kaira dan Ghea berusaha untuk menarik Aleesya pergi dari sana, "udahlah, masih aja. Ada apalagi sih?" Tanya Kaira.

Tata meliriknya, "temen lo ini kemarin dianter sama Kevin. Gue mau tau dia abis kasih apa sampai dianter Kevin."

Aleesya yang geram menarik tangannya dari genggaman kedua sahabatnya, "maksudnya?" Tanya Aleesya sambil mengikuti gaya Tata. Melipat tanganya di depan dada.

Melihat gayanya diikuti, Tata menurunkan tangannya dan kini ia justru berkacak ponggang, "iya. Semua orang disini tau, Kevin sangat tidak suka jika motor-motornya di naiki oleh orang lain selain dirinya sendiri."

"Lagian, lo itu bukan apa-apa. Kenapa bisa di bonceng sama Kevin? Pasti lo aneh-aneh kan?" Sambung Mira.

Aleesya yang geram menahan amarahnya, ia ingin sekali melawan. Tapi sekali lagi, ia benci menjadi pusat perhatian. Di helanya nafas untuk meredakan emosi.

"Tanya aja langsung sama ka Kevin. Kenapa harus nyudutin, Aleesya?" Tanya Ghea membela.

Kaira menatap tajam kearah Mira, "tadi lo bilangkan, kalo Aleesya buka apa-apa? Terus kenapa kalian ganggu terus? Apa kalian merasa kalau Aleesya ini ancaman untuk kalian?"

Tata dan Mira saling lempar pandang kemduian tertawa sinis, "ancaman? Modelan kaya gini ancaman? yang bener aja."

"Jadi apa penjelasannya? Kenapa lo bisa di bonceng sama Kevin?" Tanya Tata lagi.

Saat Aleesya hendak menjawab, Kevin lebih dulu berdiri dibelakangnya. "Gue yang nawarin. Ada masalah?"

Tata dan Mira sontak terdiam. Kevin yang hendak membeli makan di kantin terhenti ketika mendengar suara cempreng Tata yang sedang membawa-bawa namanya.

Viar, dan Danu menyusul berdiri diantara Kevin dan Aleesya. "Kenapa lagi Vin?" Tanya Danu.

"Kalo lo mau tanya, tanya ke gue." Ujar Kevin. Ia kemudian membalik tubuhnya melanjutkan jalannya menuju kantin. Viar dan Danu memberi kode pada Ghea dan Kaira untuk membawa Aleesya masuk ke kelas.

KEVALETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang