4. Eye contact

524 50 0
                                    

Suasana Cafe Nirmala yang terletak di pinggir jalan utama Amerta ini ramai di datangi pengujung. Terlihat banyaknya pasangan muda-mudi yang sedang berbincang hangat sambil menikmati makanan yang mereka pesan.

Seperti halnya, Kevin sedang duduk di meja persegi panjang di temani ketiga temannya, Viar, Jeremy dan Damar. Mereka tengah membahas mengenai penutupan masa perkenalan sekolah, yang mana biasanya sekaligus menjadi ajang para klub eskul menujukkan kehebatannya.

Mereka, berlima termasuk Danu merupakan anggota senior team inti basket SMA Rajawali. Walau sudah masuk ke tingkat senior mereka tetap turun tangan menyiapkan persiapan untuk penampilan tim basket nanti.

"Si Danu mana dah?" Tanya Jeremy sambil menatap ke sekeliling.

Kevin yang sibuk menatap ponsel sedikit mengangkat kepalanya, "telpon aja coba." Ujarnya.

Damar yang hendak menelpon Danu terhenti ketika Jeremy menepuk lengannya dan menunjuk kearah parkiran cafe, "eh...eh... itu liat."

Kevin, Damar, Dan Viar mengikuti arah pandangan Jeremy. Disana terlihat Danu tengah berbincang dengan Aleesya di parkiran Cafe.

Mereka terlihat sesekali tertawa, Damar yang usil mencoba untuk merekam moment itu sampai Kevin terpukau saat Aleesya menyelipkan rambutnya kebelakang telinga dan tersenyum hangat kearah Danu.

"Anjirr....Manis bgt cuk! Gilaaa!" Seru Jeremy.

"Pantes ya si Tata sewot banget kayaknya sama itu cewek, manis banget loh senyumnya apalagi pas ketawa, beuhhh..." sambung Damar.

Viar melirik Kevin yang nampak tak berkedip menatap kearah Aleesya, "Heh! Ngedip, perih itu mata." Goda Viar sambil menyenggol bahu Kevin.

"Apaansi."

"Yeu... apaansi apaansi, di liatin lagi. Naksir lo?" Timpal Jeremy.

Kevin tertawa remeh, "naksir? Sama cewek gila itu? Lo aja sana." Tuturnya.

"Kalo itu sih engga usah disuruh. Secara gue kan suaranya bagus, jago main musik, cewek mana yang engga mau sama gue?" Ujar Jeremy dengan pedenya.

Ketiga temannya kompak mendorong bahu Jeremy yang kepedean, "yeee.... BUAYA!"

Sementara itu di halaman parkir cafe, Aleesya pamit pada Danu yang tadi menolongnya membawakan seember bunga kedalam florist.

"Kak, sekali lagi makasih ya udah bantuin tadi. Sebagai balasannya gue traktir makan sama minum ya?" Ujar Aleesya.

Danu menggeleng, "eh engga usah, gue ikhlas bantuinnya. Lagian gue udah di pesenin makan minum kok sama temen-temen gue, tuh mereka disana." Tutur Danu sambil menujuk kearah teman-temannya yang duduk di dekat jendela.

Aleesya langsung mengikuti arah pandang Danu, "oh... ada siapa itu yang galak?"

Danu tertawa saat mendengar Aleesya menyebut Kevin dengan julukan 'galak'. "Kevin? Baik kok dia sebenernya. Makanya kenalan yuk! Dijamin aman deh di sekolah."

Aleesya sontak menggelengkan kepalanya, "eh engga kak, engga usah. Gue traktir lo aja abis gue balik kerja, gimana?

Danu mengangguk, "yaudah kalo gitu, balasannya nanti aja. Traktir gue di kantin sekolah, oke?"

Aleesya pun mengangguk, "oke. Kalo gitu gue balik kerja ya, bye.."

Danu melambaikan tangannya, "byee!" Ia pun kemudian jalan memasuki cafe dan mendapat tatapan penuh tanya dari teman-temannya.

"Modus lo ya?" Semprot Jeremy.

"Engga lah, emang elu! Gue tuh cuma nolong dia tadi, udah gitu aja." Ujar Danu menjelaskan.

Damar menepuk kursi kosong di sebelahnya, "udah sini duduk, bentar lagi anak-anak (anak tim basket) dateng kesini."

~0~

"Sya, tolong beliin bunda minum dong. Mas Nano engga masuk jadi engga bisa pesen lewat wa." Ujar seorang wanita berusia 40 tahun yang bukan lain ibu Aleesya, Adeeva.

Adeeva memberikan uang selembar seratus ribuan pada anak keduanya, "seperti biasa kan, bun?"

Adeeva mengangguk, "iya, sekalian kamu sama mba Gian pesenin."

Aleesya pun berjalan menuju cafe Nirmala, yang semakin malam semakin ramai. Ia mendorong pintu dan bunyi bel terdengar. Beberapa pengujung menatap kearahnya dan Aleesya langsung menunduk. Ini hal yang paling ia tidak suka, menjadi pusat perhatian.

"Hai, Ale! Mau pesan apa?" Tanya seorang pelayan cafe yang bernama, Bio.

Aleesya tersenyum, "hai, ka. Biasa pesenan bunda, sama ka Gian. Kalo aku mau pesen iced caramel coffee aja."

Bio mengetik pesanan Aleesya dan memberikannya pada koki juga barista yang ada disana, selesai transaksi Aleesya menunggu di bagian pinggir untuk mengambil pesanan.

Karena sedikit lama, Aleesya mengedarkan pandangannya hingga matanya bertabrakan oleh tatapan mata milik seniornya, Kevin.

Terjadi eye contact beberapa detik sampai Aleesya teralih ketika namanya di panggil oleh Bio. "Hei, ngelamun aja. Ini pesenannya, bisa bawanya?" Tanya Bio

Aleesya terkekeh kemudian mengangguk, "bisa kok, santai aja kan udah biasa." Bio pun tersenyum lebar dan mengacungkan kedua jempolnya kearah Aleesya.

"Thankyou, Ka."

"Sama-sama, Alee." Balas Bio.

Aleesya pun berjalan menuju pintu dan dari arah luar pengunjung yang datang membukakan pintu cafe untuk Aleesya, sontak cewek itu menundukkan kepalanya sedikit dan tersneyum lebar, "terima kasih banyak, Bu."

Wanita tadi tersneyum, "sama-sama, hati-hati ya. Badan mu kecil tapi bawaanya banyak sekali."

"Hehehe iya bu, udah biasa kok. Duluan ya bu." Pamit Aleesya.

Kevin yang mendengar dan melihat percakapan itu tersenyum kecil, "manis ya Vin? Gue bilang juga apa." Goda Viar.

Kevin menatap Viar sebentar kemudian kembali fokus pada kertas materi yang di bawa oleh junior kelas 2. Viar hanya tertawa melihat sahabatnya itu salah tingkah.

"Aleesya jomblo engga ya?" Tanya Danu entah pada siapa.

Viar menatap Kevin dan Danu bergantian, ia kemudian tersenyum usil. "Jomblo setau gue, mau gue tanyain Kaira? Seru juga sih kalo jomblo terus bisa lo deketin, kan enak kalo mau ngedate bisa berdua." Sesekali Viar melirik Kevin yang terus bolak-balik membuka aplikasi satu ke aplikasi lainnya tanpa tujuan yang jelas.

"Tanyain, Yar. Dia cantik banget sumpah! Mana ramah banget lagi, bisa gila gue liat senyumnya terus." Tutur Danu yang membuat semua temannya tertawa.

"Iya bang, di kelas juga dia humble banget." Sahut salah seorang juniornya di tim basket.

"Lah Lo sekelas sama dia, Vid?" Tanya Jeremy kini. David mengangguk, "wah kalo gitu Sabi lah titip salam, mana tau ya kan."

"Bentengnya tinggi bang kalo sama lo," seluruh orang yang berada di meja itu tertawa.

"Buahahhaha! Gagal sejak awal, udahlah Danu aja. Lo kan bisa sama anak kelas sepuluh kemarin yang minta foto sama lo." Ujar Damar.

Sementara Kevin matanya kini sudah kembali menangkap sosok Aleesya yang sedang menghampiri seorang bapak ojek online dengan membawa buket bunga.

"Beuh... Tuh liat, Aleesya sama siapa aja ramah. Cewek modelan gitu yang bisa bikin hati adem." Puji Jeremy yang ternyata sedang melihat ke arah yang sama dengan Kevin.

"Sstt! Udah... Mau bahas basket apa bahas anak baru itu sih?" Tanya Kevin mulai begah dengan teman-temannya yang terus membahas Aleesya.

Viar mengulum bibirnya menahan tawa, "yuk bisa yuk, bahas basket yuk!" Sahut Viar.

Jeremy, Danu, bahkan Damar pun saling senggol satu sama lain. "Nih Danu nih lagi kesemsem, udah besok aja bahas Aleesya sekalian aja kenalan."

Kevin menghela nafasnya pelan dan mulai memimpin rapat kembali."

~•0•~

KEVALETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang