10. War

3.7K 325 6
                                    

Hari yang di tunggu-tunggu geng Falcon akhirnya tiba, masa percobaan mereka berakhir kemarin. Meskipun begitu, mereka harus hati-hati saat beraksi. Mereka sudah tidak sabar untuk menghabisi geng Rimba, musuh bebuyutan mereka.

"Jadi nanti malem ya." Nanda meletakkan handphonenya.

"Mereka nantang kita buat ketemu di jalan yang biasa dijadiin balap liar." Lanjut Nanda.

Mereka kini tengah berada di basecamp untuk merencanakan strategi mereka. Mereka harus hati-hati karena geng Rimba terkenal sering melakukan kecurangan saat beraksi. Apalagi ketua mereka Boni, sangat dendam dengan Arsen entah apa alasannya.

"Oke, anak-anak udah kumpul semua?" Ucap Arsen mengambil alih.

"Udah kayaknya, udah gue suruh pulang sekolah langsung kesini." Vino mengamati sekeliling memastikan semua anggota gengnya sudah lengkap.

"Jam berapa Nda?" Arsen menatap Nanda.

"Jam empat." Nanda menatap Arsen yang sedang menatapnya.

"Ntar malem." Lanjut Arsen.

"Oh, bilang dong. Jam delapan." Jawab Nanda kemudian.

"Pertama seperti biasa dilarang bawa senjata tajam, pastikan juga mereka gak bawa senjata tajam.."

"Percuma Ar kalaupun mereka bawa senjata tajam, pasti disembunyiin." Sela Gery.

"Gimana kalau kita bawa juga, disembunyiin. Buat jaga-jaga aja." Usul Vino.

"Gak. Itu cuma nambah masalah aja, bawa senjata tumpul kaya biasa aja." Tolak Arsen.

"Lagian biasanya mereka juga curang, tapi kita tetep menang kan." Lanjut Nanda.

"Rega nanti lo awasi motor kita biar nggak disabotase." Arsen menunjuk salah satu anggota gengnya.

"Siap." Jawab Rega.

"Terus.. "

Drtt Drtt

Arsen melirik ponselnya yang menyala, kemudian mengabaikannya setelah mengetahui siapa yang menghubunginya.

Iapun melanjutkan rencananya lagi.

"Oke, jadi nanti.. "

Drtt Drtt

Ponsel Arsen kembali bergetar, Arsenpun menekan tombol reject kemudian membalik ponselnya.

Saat Arsen sedang sibuk menjelaskan rencana mereka ponselnya kembali bergetar, kali ini sebuah pesan masuk.

Karena penasaran Gerypun membukanya tanpa sepengetahuan Arsen. Untung saja ponsel itu tidak terkunci.

Gerypun membuka isi pesan itu. Ia membelalakkan matanya kemudian menyerahkannya pada Arsen.

"Ar."

Arsenpun menoleh dan ia sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya pada layar ponselnya.

Arsenpun langsung berlari keluar dari tempat itu.

"Ar mau kemana?" Teriak Vino.

"Lo nunjukin apa sih Ger?" Vinopun merebut ponsel ditangan Gery, mereka terkejut setelah melihatnya.

***

"Kayaknya segini aja untuk hari ini, ternyata lo tanggap juga. Gue gak perlu jelasin panjang lebar lo udah paham. Tapi kenapa lo dapet nilai terendah?"

Kini Ayra sedang berada di rumah Arfand. Untuk beberapa hari kedepan mereka akan belajar di rumah Arfand karena cowok itu tidak bisa mengajarinya disekolah. Ia terlalu sibuk dengan tugas osis.

AYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang