"Lee Minho?" Yura--wali kelas 11 IPS 2--sedang mengabsen anak muridnya, termasuk Minho.
Yura celingak celinguk ke arah bangku barisan belakang. Tepatnya di bangku yang biasa diduduki oleh Minho.
"Lee Minho gak masuk?" tanya guru cantik tersebut kepada anak anak murid lainnya.
Semuanya menggeleng sebagai jawaban.
"Apa dia titip surat izin ke salah satu dari kalian?" tanya Yura sekali lagi, dan kedua kalinya dia mendapat gelengan kepala sebagai jawaban.
Wanita dengan umur yang masih cukup muda itu mengangguk, lalu menulis huruf A di samping nama Minho. Yang artinya, Alpha atau tidak hadir tanpa keterangan yang jelas.
Absen pun berlanjut sampai nama seisi kelas selesai disebutkan.
Tok tok tok
Yura menoleh ke arah pintu kelas. "Masuk..," ucapnya mempersilahkan seseorang itu untuk masuk.
Cklek
Begitu pintu kelas terbuka pelan, tampaklah sosok remaja tampan masuk ke dalam kelas dengan menunduk. Iya, itu Minho.
"Lho? Minho? Kamu terlambat?" tanya Yura sambil menghampiri anak didiknya itu.
Minho masih menunduk, lalu mengangguk sebagai jawabannya.
"Kenapa? Jalanan macet atau kamu bangun kesiangan?" tanya guru itu lagi.
Minho mendongakkan kepala, menatap guru itu dengan senyuman kaku terulas di wajahnya. "Euhm... Saya bangun kesiangan, Bu. Jalanan juga lagi macet tadi," jawabnya berbohong.
Yura untungnya gampang dibohongin, jadi Minho bisa dengan gampang mengikuti pelajaran tanpa terkena hukuman.
Ya, itulah the power of lie.
Minho langsung berlari ke bangkunya setelah mendapat izin dari Yura. Dia duduk di bangku miliknya.
"Oke, anak anak, mari kita mulai pelajaran hari ini. Jadi.. Kita akan belajar tentang-"
"Permisi, Bu Yura... Ini ada anak baru. Kebetulan dia tadi terlambat karena ada urusan." Bu Seulgi lagi lagi muncul di tengah tengah pelajaran berlangsung.
Yura langsung menoleh, dan mendapati seorang remaja sedang berdiri sambil menunduk di samping Seulgi.
Wanita yang merangkap sebagai wali kelas itu, langsung menghampiri anak manis itu. Hanya sekedar bercakap sebentar karena dia bisa menangkap sikap malu malu dari remaja yang tak diketahui namanya itu.
"Halo, selamat datang di kelas 11 IPS 2. Saya wali kelas ini, Kim Ahyoung, biasa dipanggil Yura," ucapnya sambil memperkenalkan diri.
Anak tersebut mendongakkan wajahnya, lalu mengulas senyuman kaku.
Yura mengalihkan pandangannya ke arah murid muridnya yang memasang wajah penasaran. Semuanya seperti itu, tanpa terkecuali.
"Jadi anak anak, hari ini kita kedatangan teman baru. Silahkan perkenalkan dirimu," ucap Yura, mempersilahkan remaja berpipi gembil untuk memperkenalkan diri.
"Nama gue Han Jisung. Salam kenal." Udah gitu doang. Gak ada kelanjutannya.
"Oke, Han Jisung, silahkan duduk di bangku yang kosong." Yura mempersilahkan Jisung untuk duduk di mana saja, yang penting bangku itu gak ada pemiliknya.
Jisung hanya mengangguk tak acuh, lalu jalan ke salah satu kursi di sudut kelas paling belakang. Kursi yang gak pernah tersentuh oleh anak anak kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trap Of Love [Minsung]
Fanfiction"Penjara Kasih Sayang" bukanlah hal yang buruk, bukan pula hal yang baik. Jika kekurangan kasih sayang berdampak buruk pada seseorang, maka sama halnya dengan kebanyakan. Kedua hal tersebut sama sama buruknya.