Chapter 9 - Tentang Changbin

93 11 0
                                    

Setelah absen selama satu hari, akhirnya Minho kembali masuk sekolah.

Dan ya, gak ada yang berubah dari sekolahnya. Semua masih sama. Gak ada yang aneh.

Kecuali satu hal, yaitu penampakan Changbin di halaman belakang sekolah dengan seorang siswa.

Preman sekolah yang katanya sungguh kejam itu ngobrol bareng sama pemuda cantik? Apa gak salah itu?

Minho ngucek kedua matanya berkali kali. Tapi apa yang dilihatnya tetap sama. Changbin dan pemuda manis--yang diketahui bernama Felix--masih terlihat asik dengan perbincangan antara keduanya.

Ngerasa karena itu bukan urusannya, pemuda Lee itu memutuskan untuk pergi dari sana. Namun-

"Lah, Minho? Lo ngapain di situ?"

-Dia malah keciduk sama pemuda berdarah aussie tersebut.

Changbin yang tadinya gak begitu memperhatikan sekitar, jadi menoleh ke arah Minho. Tentu dengan wajah datarnya.

Yang ditanya cuma bisa garuk garuk kepala dengan wajah bingung. Bingung gak tahu mau jawab apa.

"Lo gak mata matain kita, kan?" Pemuda Seo itu akhirnya angkat bicara.

Minho sontak mendongak, lalu menggeleng dengan cepat.

"Terus lo ngapain di sini?" tanya Changbin lagi sambil mendekati Minho.

Tenang aja, si bogel gak ada niatan jahat terhadap Minho. Dia cuma mau bertanya aja.

Tapi sayangnya, otak pemuda tampan itu salah tangkap, dan malah mengira kalau dirinya dalam bahaya. Makanya, sedetik kemudian, si bungsu Lee itu hampir kabur dari Changbin.

Tapi tangannya sudah dicekal duluan sama pemuda Seo itu.

"Gue cuma nanya doang. Ngapain lo kabur?" Changbin bertanya sambil mengeratkan cekalan tangannya pada tangan mungil Minho.

"Maaf... Gue gak ngapa ngapain kok. Cuma lewat doang... Jangan bunuh gue, oke." Minho akhirnya menjawab. Dengan nada bergetar tentu saja.

Mendengar jawaban polos dari yang lebih tua, sontak membuat tawa Changbin pecah seketika itu.

Felix yang memperhatikan keduanya dari kejauhan, akhirnya ikut tertawa. Tentu pemuda manis itu gak menyangka bahwa Minho setakut itu dengan kekasihnya.

Jika sepasang kekasih itu asik menertawakan sosok yang lebih tua, maka berbeda dengan Minho. Yang ditertawakan justru memasang muka bingung. Yang mana malah membuat pasangan Changlix semakin tertawa geli.

"Lo mesti kemakan rumor itu, kan?" tanya Changbin, masih dengan tawa renyah keluar dari mulutnya.

"M-maksudnya?"

"Gue tahu, lo ngira kalau gue anak nakal yang kejam terhadap siapapun. Iya, kan?"

Tebakan jitu itu seketika membuat Minho terdiam. Ngerasa bahwa sosok di hadapannya bisa membaca pikirannya.

Senyum tipis terulas di wajah datar pemuda yang katanya brandalan sekolah itu.

"It's okay. Gue paham," lanjutnya sambil menepuk pelan pundak Minho, lalu berlalu sambil menggandeng Felix. Meninggalkan satu pemuda tampan berdiri diam di halaman belakang sekolah.

Cukup lama Minho berdiri di sana, hanya
untuk mencerna keadaan. Sampai sebuah suara menginterupsinya.

"Woi, lo ngapain di situ? Kalau kerasukan setan gimana, hah?"

Pemuda Lee itu menoleh ke arah belakang. Tepatnya menatap ke arah pemuda tupai yang berdiri dengan tas kebesaran di punggungnya.

"Jisung?" panggilnya tanpa sadar.

Trap Of Love [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang