CHAP 2: Lelaki Berhoodie Hitam

110 25 10
                                    

1500 an kata..

Selamat membaca semuanya! Jangan lupa klik tombol bintang di kiri bawah ya! Tandai kalau ada typo!

~Lelaki Berhoodie Hitam~

"Pagi, Amanda!" Sapa Kayla ketika memasuki ruang kelasnya. Amanda tersenyum, dia mengangkat tangan kananya ke udara. "Hoy!"

"Gimana, Nyenyak tidur lo?" Tanya Kayla, Amanda mengangguk.

Kayla duduk di bangkunya, lalu merapatkan tubuhnya ke Amanda. "Man, Fano itu kelas berapa sih? Kemaren gue tanya eh malah lo bilang ga kenal, padahal kan kenal."

Amanda yang sedang menulis, menengok ke arah Kayla. "Kelas sebelas IPS 2. Kenapa? Lo mau nyamperin dia? ga bakal ada."

Kayla menjauhkan tubuhnya dari Amanda. "Ga ada ya? Emang biasanya dimana?"

Amanda melotot. "Lo beneran mau nyamperin dia?" Kayla menangguk, reflek, Amanda memukul kepala Kayla untuk membuatnya sadar. "Gila lo, udah dibilangin kan sama kak Sasa, jangan pernah nyari dia apalagi sampe deket-deket sama dia!"

"Man, ruang osis di mana? Gue kan murid baru, pengin keliling gitu."

"Ruang osis? Ada di sebelah ruang guru," jawab Amanda tanpa curiga sedikitpun pada Kayla. Jujur saja, Kayla sebenarnya ingin mencari ruang rahasia Fano.

Kayla mengangguk. "Ooh.. gue pergi dulu, ya!" Kayla bangkit dan pergi meninggalkan Amanda yang sedang menulis, mengerjakan tugas, mungkin.

Kayla berjalan menelusuri koridor sekolah. Tujuan ia saat ini adalah ruang osis, barangkali Fano ada di sana. Karena kan ada di aturan ke empat organisasi FAMA, ruang rahasia Fano ada di ruang osis. Jadi dia ke sana untuk mencarinya.

Kayla celingak-celinguk ketika sampai di depan ruang osis, setelah ia rasa aman. Kayla memutar knop pintu itu. "Ceklek...." Kayla membuka ruang osis itu dengan perlahan.

Kosong. Itulah hal pertama yang Kayla lihat. Tidak ada satupun orang yang ada di dalam ruang ini, maklum, masih pagi.

Di ruangan ini, hanya ada beberapa meja yang dibentuk membundar dengan beberapa buku di atasnya. Kayla menelisik sekitar, dia melihat sebuah pintu di pojok ruang ini.

Dengan perlahan, kayla mendekati pintu itu, barangkali itu ruang rahasia Fano. Kayla memegang gagang pintu tersebut, "Ceklek!"

"Astaga!" Kayla kaget ketika ada sebuah tangan yang mencegahnya membuka pintu tersebut. Dia menoleh ke belakang dengan ragu-ragu.

"Jangan masuk sembarangan!" Kata orang itu dingin. Kayla menilisik wajah orang itu dengan teliti. Ia merasa asing, lalu dia melirik ke dada kanannya, Kevin Saputra, namanya.

"M-maaf kak, gue kira ini to-toilet," kata Kayla gugup. Orang itu, Kevin, menghela nafasnya. "Toilet bukan di sini, sudah sana, keluar! Gue rasa, lo bukan anggota osis di sini." Kayla mengangguk, lalu menunduk cepat dan meninggalkan pintu tersebut dengan sejuta pertanyaan. Sampai dia membuka pintu ruang osis untuk kembali ke kelasnya, dia menabrak lelaki berhoodie hitam. "Aduh, maaf Kak, gak sengaja."

Orang itu hanya diam saja, Kayla melirik sebentar ke wajah lelaki tersebut, ia merasa pernah melihatnya, tapi tidak tahu siapa. Ah sial, Kayla ingin melihat name tagnya tapi tak bisa karena tertutup hoodie. Kayla segera pergi dari tempat yang berada di sebelah ruang guru, ketika lelaki berhoodie itu masuk ke ruang osis.

Di jalan, dia terus mengingat wajah lelaki berhoodie tersebut, sepertinya ia pernah melihatnya. "Ah.. dimana gue liat wajah itu." Kayla berpikir keras, lalu dia membuka casing handphonenya. Kayla hanya memastikan, apakah benar lelaki berhoodie itu adalah lelaki yang sama dengan orang yang berfoto bersama kakaknya. Karena, hoodienya sama-sama warna hitam.

My 'Target' [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang