1631 kata...
Jangan lupa klik bintang di kiri bawah dan follow aku ya!
Tandai kalau ada typo!
Selamat membaca..
~Pertimbangan~
"Gue ga bakal nyerah!" Pagi ini, setelah Kayla meletakkan tas sekolahnya di atas meja ia melakukan peregangan kecil.
"Lo ngapain, Kay?" Kayla menengok ke arah Amanda sembari lari di tempat. "Huh hah huh hah. Gue lagi pemanasan."
"Hari ini kan gak ada jadwal olahraga, Kay." Kayla menjaga keseimbangannya dengan satu kaki yang diangkat lalu diturunkan kembali. "Gue tau. Gue pergi dulu ya, Man!" Kayla berlari ke luar kelas.
"LO MAU KEMANA KAY?"
"NEMUIN TARGET GUE!" jawab Kayla dari luar kelasnya. Kayla sangat antusias hari ini. Firasatnya, ia bakal bertemu dengan Fano, orang yang ditargetkannya.
Sambil bersenandung kecil, Kayla melihat sesekitar. Belum terlalu ada banyak orang karena ini masih pagi. Paling hanya beberapa murid pintar dan rajin seperti Amanda yang pagi-pagi sudah ada di kelas dengan buku pelajarannya.
Kayla berangkat pagi bukan karena pintar atau rajin, melainkan ingin ke ruang rahasia yang sebelumnya belum sempat ia buka karena kehadiran Kevin. Ia berharap, semoga Kevin belum berangkat sekolah.
Kayla membuka ruang OSIS itu. Sama seperti saat pertama kali Kayla ke sini. Ruangan itu masih kosong dan sunyi. Agak takut sedikit, sih Kayla. "Duh ngerinya."
Kayla berjalan ke arah pintu yang berada di pojokkan. Lalu membukanya dengan perlahan.
Ceklek.
"Allahu Akbar!" Ia kembali kaget dengan tangan yang mencegahnya membuka pintu itu. Lagi-lagi ia gagal. Kayla menengok ke sampingnya. Mata Kayla melotot. Di depannya ini berdiri sosok laki-laki yang dicarinya. Ia masih mengenakan hoodie berwarna hitam. Lelaki itu bungkam.
"Lo Fano, kan?" Tanya Kayla kepada lelaki itu. Fano mengangguk. Kayla kemudian menarik Fano untuk duduk di kursi dengan meja yang disusun membundar. Fano menurut saja.
Mereka berdua duduk bersampingan, lalu Kayla merubah kursinya menghadap Fano. "Lo kenal Kinara?" Fano yang tadinya menunduk lalu menatap Kayla. Tapi, ia masih bungkam.
"Gue tanya, lo kenal Kinara?" Fano masih mengatupkan bibirnya. Kayla mendesah, apa lelaki yang di depannya ini bisu?
"Lo bisu?" Fano menggeleng. "Terus kenapa gak jawab pertanyaan gue?" Fano kembali menunduk, lalu ia berdiri dan berlari ke arah pintu ruang rahasia kemudian ia mengunci pintu tersebut.
Kayla yang terkejut pun langsung berlari mengejarnya, namun terlambat, pintu itu sudah terkunci.
Dug dug dug dug! Suara pintu yang digedor oleh Kayla dengan amat keras. "Fano! Lo kenal Kinara nggak!"
"Fanoo! Jawab gue Fan!!" Kayla terus menggedor pintu itu. Ia hanya butuh satu jawaban saja. Kenapa lelaki itu malah tidak menjawabnya dan berlari masuk?
"Lo lagi ngapain di sini?" Kayla menoleh ke sumber suara. Ternyata itu Kevin. "Pergi lo!" Ucap Kevin lalu menarik Kayla membawanya keluar dari ruangan. "Jangan pernah dateng ke sini lagi!" Peringat Kevin pada Kayla.
Kayla menghiraukan perkataan Kevin. Saat ini, ia masih merenungkan atas kejadiannya dengan Fano. Apakah Fano yang benar-benar yang memerkosa dan menyiksa kakaknya? Jika tidak, kenapa Fano lari ke ruangannya tanpa menjawab pertanyaan Kayla?
![](https://img.wattpad.com/cover/272103805-288-k616401.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My 'Target' [ ON GOING ]
Teen Fiction[UPDATE SETIAP SENIN, RABU, JUMAT] "Lo apain kakak gue?" cowok yang diajak bicara hanya diam, Kayla merenggut kesal dan sedikit menahan nada bicaranya agar tidak berteriak, lalu dia bertanya lagi. "Kakak gue, Kinara, lo apain dia sampe dia depresi...