Sengketa Di Warung

677 51 3
                                    

Rumah makan milik paman Sondaka yang ramai dan riuh mendadak sepi.
Tampak dua pemuda berpakaian bagus dengan wajah sombong masuk ke dalam dan mencari meja kosong yang paling bagus dan bersih.
Kedua orang itu adalah Raden Somala, pemuda congkak putera Senopati Kencono, lalu bersamanya berdiri pemuda gagah berumur 25 tahun dengan pakaian lebih megah berhias kain berwarna keemasan, di atas kepalanya bertengger mahkota keemasan, dadanya yang bertelanjang dada dipenuhi kalung kebesaran khas petinggi istana. Dia adalah Pangeran Purana, adik paling kecil dari Pangeran Sentarum yang berkuasa di negeri Rahuning ini. Awalnya pangeran yang doyan bersenang-senang ini tinggal di Panca Arga, namun akhirnya kali ini dia memutuskan ikut kakaknya Pangeran Sentarum untuk mengunjungi negeri Rahuning.

Rinata cepat mendekat ingin melayani dua orang penting itu. Namun ternyata tangan Raden Somala benar-benar nakal.
"Hai manis, kau pasti pelayan baru. Cantik sekali" Ucap Raden Somala sambil menjawil dagu Rinata.

Merah wajah Rinata diperlakukan seperti itu.
"Cepat bawakan tuak dan makanan paling enak. Lalu kau temani aku disini" Ucap Raden Somala.

Meski marah Rinata mengangguk juga
"Baik Raden"

Luar biasa kurang ajarnya Raden Somala, begitu Rinata berbalik ingin pergi, dia sempatkan mencolek pinggul si gadis. Rinata meski merasa dihina seperti itu dia coba untuk bersabar.

Lesmana dan Dygta yang melihat dari balik rak makanan memandang geram sambil mengepalkan tangan mereka. Kalau saja paman Sondaka tak mencegah tentu keduanya telah menghajar kedua pemuda itu.

Rinata dengan takut bercampur geram mengantarkan makanan pesanan dua bangsawan tak bermoral itu. Benar saja begitu dia tiba di meja itu Raden Somala langsung menariknya ke dekapannya sembari meremas pantat si gadis.

Rinata kini marah bukan main, dia terpekik lalu
"Plakk" Satu tamparan didaratkan ke wajah Raden Somala.

Raden Somala berteriak kaget.
"Perempuan kurang ajar! Seharusnya kau bangga bisa menjadi teman bersenangku, seorang bangsawan negeri ini" Raden Somala marah sekali dan berniat ingin menarik menjambak rambut panjang Rinata.

Namun Rinata cepat sentakkan kepalanya, rambut panjangnya pun terkibas, laksana pecut rambut itu melibas tangan yang ingin menjambak hingga menimbulkan rasa pedih di tangan Raden somala.

"Jahanam, ternyata wanita ini berilmu kanuragan" Raden Somala cepat cabut kerisnya dan terjadilah perkelahian antara Rinata dan Raden mesum itu, hasilnya warung kacau, banyak tamu yang kabur. Piring-piring, gelas, dan teko banyak bermentalan, meja dan kursi ada yang berpatahan.

"Raden busuk, kelakuanmu sungguh merendahkan martabat kaum wanita, apakah kau pikir setiap wanita itu pelacur hah" Maki Rinata, cepat di tendangkannya kembali satu kursi ke arah Raden Somala.

Raden Somala babatkan kerisnya, kursi itu hancur berantakan, namun keris itu telah mental pula, tampak tangan Raden Somala yang tadi memegang keris telah membengkak dihantam kursi. Rinata tak tinggal diam, sembari berciat dia tonjokkan tangan kanannya ke wajah Raden Somala yang tengah pegangi lengan nya yang bengkak terkilir. Sejengkal lagi tangan Rinata mendarat di wajah Raden Somala. Cepat sekali satu tangan menangkap tangannya dan melipat lengan itu ke belakang tubuh Rinata hingga terkunci, lalu dukk, terasa satu lutut menyodok perutnya dan bukkk, satu hantaman tangan mendarat di bahu kirinya hingga membuatnya mental dan jatuh dilantai warung, tampak dari sela bibir gadis itu mengucurkan darah.
Pangeran Purana ternyata yang telah menolong Raden Somala dan menghajar Rinata. Bahkan pangeran satu itu lemparkan sebuah meja ke arah si gadis.

Lesmana dan Dygta tak dapat menahan diri lagi, keduanya bersiap ingin menolong Rinata namun belum sempat mereka bergerak tiba-tiba saja satu sosok melayang dari pintu masuk warung dengan cepat sekali menghadang di depan meja yang menderu itu. Dengan pedang terhunus ditangan sosok itu menebas, terdengar pedang itu berdentangan membabat meja itu hingga hancur cerai berai.

RENJANA DUA PRIA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang