Balada Cinta Danum 2

647 57 0
                                    

Kabar yang mengguncang rumah tangga Mahapatih Ardani sampai pula ke telinga Pangeran Sentarum yang berkuasa di Rahuning. Beliau cepat memanggil orang-orang yang terlibat. Mahapatih Ardani, Pangeran Purana, Senopati Kencono dan Raden Somala. Sayang Pangeran Cakradana telah kembali ke Panca Arga, jika tidak tentu juga dia diminta hadir.

Pangeran Sentarum pandangi orang-orang di hadapannya satu persatu. Lalu
"Plakk!" Suara tamparan itu terdengar tiga kali, hanya Mahapatih Ardani yang tak mendapatkan tamparan itu, karena dia adalah korban dari kejadian ini.

"Memalukan!" Murka Pangeran Sentarum.
"Kalian tau apa akibat perbuatan kalian? Purana! Sudah kanda katakan jika Danum tidak menerima jangan memaksa, bahkan kau telah melakukan penganiayaan dengan memotong rambutnya. Bahkan lebih dari itu, kalian telah mengacaukan dan menghancurkan keharmonisan dan kebahagiaan keluarga paman Mahapatih Ardani. Sekarang puteranya pergi akibat ulah kalian" Pangeran Sentarum masih menggeram.

"Bukan saya Kanda, tapi kanda Cakradana yang membocorkan rahasia keluarga paman Mahapatih" Sahut Pangeran Purana.

Pangeran Sentarum kembali pelototkan mata. Membuat semua orang yang hadir di ruangan itu tertunduk takut.
"Sama saja tolol! Kesalahan kalian ini begitu besar, kalau menurutkan amarahku hukuman gantung pantas untuk kalian"

"Kanda, kau tidak kasihan pada adikmu ini?" Tanya Purana dengan wajah pucat membayangkan dia akan digantung.

"Dalam menegakkan hukum, seorang raja tidak boleh pilih kasih. Jika aku membelamu, kau akan semakin sewenang-wenang" Bentak Pangeran Sentarum.

"Baik kalian tidak akan ku gantung, tapi Purana, mulai sekarang kau tidak aku izinkan berkeliaran lagi di negeri ini, kau akan ku kirim pulang ke Panca Arga, biar ayahanda Prabu Guntara tau kelakuanmu disini sungguh mengganggu ketentraman Rahuning. Sedangkan kau paman Kencono dan kau Raden Somala, untuk sementara kalian kubebas tugaskan" Sabda Pangeran Sentarum.

"Ampun yang mulia, maksudnya saya dipecat?" Tanya Senopati Kencono. Hatinya mendadak kecut.

"Ya, sampai waktu yang tak ditentukan. Aku akan memerintahkan orang-orang ku untuk memperhatikan sepak terjangmu. Terutama masalah monopoli perdagangan rempah yang kau dalangi. Jika kami menemukan bukti keterlibatanmu, bersiaplah untuk dihukum pancung! Sekarang kalian boleh pergi"

Senopati Kencono dan anaknya rasakan wajahnya memerah malu. Apalagi Pangeran Sentarum memecat mereka di depan para punggawa istana yang lain. Rasa malu dan dendam mereka menjadi berkali lipat. Mereka keluar dari istana tanpa berani mengangkat wajah memandang orang-orang istana.

"Paman Ardani, aku sebagai kakak dari Pangeran Purana menyampaikan penyesalan dan maaf yang sebesar-besarnya kepada paman dan keluarga terutama kepada Danum" Ucap Pangeran Sentarum.

"Hamba Gusti, doakan saja semoga anak hamba segera pulang, kasihan istri saya selalu menangisinya" Ucap Mahapatih Ardani.

"Aku akan menyuruh orang-orang kepercayaanku untuk membantu mencarinya" Ucap Pangeran Sentarum.

"Terima kasih Gusti" Jawab Mahapatih Ardani sambil menjura hormat.
***

Di kediaman Senopati Kencono. Ayah dan anak itu saling berembuk.
"Saya tidak terima penghinaan ini ayah" Ucap Raden Somala.

"Ayah juga anakku. Seumur hidup baru kali ini ayah dipermalukan di depan seluruh punggawa istana. Harga diri dan martabat ayah telah jatuh hanya karena ulah anak dari si Ardani keparat itu!" Senopati Kencono merutuk habis-habisan.

"Sudah dari dulu saya tidak suka pada Danum. Dia selalu mempersulit gerakan saya untuk memonopoli perdagangan rempah. Rasanya belum puas jika saya tidak memberi pelajaran sedikitpun pada keluarga itu" Raden Somala berkata penuh dendam sambil mengepalkan tangan.

RENJANA DUA PRIA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang