Chapter 1

625 51 7
                                    

"Oke, istirahat satu jam."

Pertandingan sepak bola sore itu dijeda oleh wasit. Kim Do Young langsung berlari menuju tempatmu berada. Begitu dirinya berhasil mendudukkan diri di sampingmu, kau menyerahkan sebotol air mineral padanya beserta handuk kecil.

Kau bukan tipe gadis yang akan membukakan tutup botol minuman untuk kekasihnya atau menghapuskan keringat yang membanjiri tubuh pujaan hati seusai berolahraga, bukan. Dan Do Young tidak pernah menuntutmu seperti itu.

"Aku sudah mengambil gambarmu, nanti kau pilih sendiri, ya."

Kau menunjukkan pada Do Young hasil jepretan foto kekasihmu itu padanya. Do Young cukup antusias dan senyum seketika  tersungging di wajahnya saat memeriksanya.

"Pacarku punya bakat fotografi diam-diam."

Do Young yang gemas mengusap rambutmu pelan, membuat rona merah di kedua pipimu tercipta. Kalian saling pandang dalam beberapa detik sampai deheman seseorang menyudahinya.

Rekan Do Young, Jung Jae Hyun menghampiri kalian.

"Boleh aku berbicara sebentar dengan kekasihmu, hyung?"

Kau menatap Do Young yang melirikmu sekilas kemudian mengangguk. Dia segera berdiri meninggalkanmu, memberi waktu kalian mengobrol. Tak lupa mengusap kembali rambutmu dengan lembut.

Jae Hyun duduk di tempat dimana sebelumnya Do Young duduk. Kau mencoba bersikap santai meski sebetulnya kau kurang nyaman.

"Aku tidak tahu apakah ini benar atau tidak tapi, entah mengapa aku merasa kalau kau tidak menyukaiku."

Satu pukulan keras menghantam jantungmu, tidak menduga Jae Hyun akan mengatakan hal yang demikian.

"Kau seolah selalu menghindariku setiap kali kita berkesempatan berinteraksi, mengapa? Kesalahan apa yang sudah kuperbuat? Kau membedakan sikap terhadap teman-teman yang lain dengan diriku. Apa ada tingkahku yang membuatmu tidak nyaman?"

"Itu hanya perasaanmu, Jae Hyun. Aku tidak pernah ada pemikiran begitu. Sudah ya, aku permisi dulu."

Kau lekas beranjak, tak mau berlama-lama bersama Jae Hyun. Atau akan semakin banyak hal yang dia bongkar nantinya, kau tak mau itu terjadi.

"Kau bisa leluasa mengobrol dengan Tae Yong hyung, tapi saat denganku, kau selalu seperti ini. Kau pilih kasih."

Jae Hyun ikut bangkit dan mendekatkan dirinya padamu. Kau semakin dibuat menganga oleh pengakuannya. Jae Hyun sangat detail dalam memperhatikan orang-orang di sekitarnya.

"Atau kau masih dendam padaku karena menolak sahabatmu saat sma dulu?"

Bahkan Jae Hyun berpikir lebih jauh, yang sama sekali tidak terlintas dalam benakmu. Apakah hari ini, kau akan mengungkapkan segalanya? Beruntung, panggilan dari Hae Chan memecahkan situasi menegangkan itu.

"Jae Hyun hyung, pacarmu membuat kepalaku pusing. Dia terus berteriak mencarimu di lapangan."

Kau dan Jae Hyun otomatis menoleh ke arah lapangan, yang memang ada seorang gadis cantik sedang berbicara dengan rekan-rekan yang lain. Kau kembali ke tujuanmu sebelumnya, menyingkir dari hadapan Jung Jae Hyun.

Namun, Jae Hyun ternyata menyadari pergerakanmu. Dia menahan tanganmu.

"Aku masih membutuhkan jawabanmu, atau kau akan membiarkanku mencari tahu sendiri. Ayo kita pergi, Hae Chan."

Kau hanya menatap Jae Hyun yang perlahan menjauh tanpa menengok padamu lagi. Begitu banyak yang kau pikirkan sekarang, sampai kau tidak menyadari kehadiran Do Young.

"Ada masalah apa, sayang?"

Kau benar-benar terkejut dengan pertanyaan laki-laki jangkung tersebut. Kau menimbang apakah kau perlu mengatakan ini padanya juga atau tidak. Masalah yang sedang dibahas Jae Hyun tidak sesederhana itu. Kau takut akan membebani atau malah mempengaruhi pertemanan mereka nantinya.

Mungkin kau akan memikirkan waktu yang tepat setelah ini. Kau tersenyum sembari menggeleng.

"Tidak. Hanya tentang teman kami semasa sma."

"Kalian satu sma dulu?"

Teriakan wasit untuk kembali meneruskan pertandingan membuyarkan obrolan kalian.

"Begitulah. Sudahlah oppa, cepat kembali ke sana. Kau akan dimarahi yang lain."

Do Young terbahak. Dia sempatkan mencium dahimu sebelum turun ke lapangan.

"Semangat."

Ucapmu menyebabkan Do Young melirikmu sejenak sembari tersenyum manis. Kau segera menjauh menuju ke kamar mandi. Otakmu terus memikirkan tentang perkataan Jae Hyun tadi. Ini sungguh membuatmu pusing sampai rasanya kau ingin menghilang saja.

.

"Selamat pagi semua."

Seperti biasanya, Kim Min Gyu akan menyapa rekan-rekan kerjanya saat dia baru tiba di kantor. Memang dasarnya sikap Min Gyu ramah dan keceriaannya, tak heran banyak karyawan yang merespon baik tindakannya tersebut.

Namun, Min Gyu menyadari kalau kau tidak bereaksi sebagaimana yang rutin kau lakukan. Dia cepat-cepat duduk di bangkunya kemudian menggesernya ke bangkumu. Komputermu menyala, tapi tidak membuka data yang seharusnya kau kerjakan. Padahal sepengetahuan Min Gyu kau tergolong rajin dalam bekerja.

"Belum sarapan ya?"

"Astaga?! Min Gyu!"

Kau menarik napas panjang, menenangkan dirimu yang entah kenapa mudah sekali kaget sekarang. Min Gyu tertawa.

"Aku tidak bicara keras tapi kau terkejut? Mengapa, kau melamun di pagi hari? Ada sesuatu yang mengganggumu? Do Young hyung?"

Sebagai teman baik sejak smp, Min Gyu dengan gampang mampu membaca kondisi yang sedang kau alami. Terutama dalam perubahan sikapmu. Ini bisa menjadikan Min Gyu memerankan sosok yang kau butuhkan.

"Kemarin aku menemani Do Young bertanding sepak bola dengan teman-temannya. Secara otomatis aku bertemu dengan Jae Hyun di sana. Kau tahu, perkiraan kita benar, Min Gyu. Pelan-pelan Jae Hyun menyadari sikapku yang selalu menghindarinya, dan kemarin dia mempertanyakan alasanku. Dia berkata kalau dia membutuhkan jawabanku, kalau aku tidak terus terang dia bilang akan mencari tahu sendiri. Aku harus bagaimana sekarang, Min Gyu?"

Min Gyu terdiam, dia berpikir keras sama sepertimu yang kau lakukan kemarin. Dia mengetahui segalanya, sebab Min Gyu pun berada di satu sekolah yang sama denganmu dan Jae Hyun. Pemuda berkulit tan tersebut memahami betul bagaimana masalah yang terjadi antara kau dan Jae Hyun.

"Sekarang kita gunakan logika saja dulu. Kau dan Do Young hyung berkencan, berarti kemungkinan bertemu dengan Jae Hyun sangat besar, bukan? Kau bisa menghindarinya satu atau dua kali, untuk seterusnya, kecuali kalau kau putus dengan Do Young. Jae Hyun laki-laki pintar, sudah terbukti juga. Kau sudah harus mengambil sikap, kurasa. Apalagi jika dia telah memperingatimu. Kau pilih, memberitahunya atau dia yang akan membongkar sendiri."

"Bagaimana dengan Do Young?"

"Dia tidak harus terlibat, tapi sebaiknya tahu, menurutku. Bagaimanapun dia kekasihmu. Aku hanya menyarankan, semua keputusan tetap ada padamu. Masalah ini akan selesai kalau kalian bertemu, berdiskusi dan menarik suatu kebijakan."

Min Gyu benar. Sudah saatnya kau menyelesaikan masa lalu dengan sebuah pengakuan dan kesepakatan. Walau memang sangat beresiko, mau tak mau kau harus menempuh jalur ini.

"Terimakasih banyak, Min Gyu. Aku lega dan semakin yakin sekarang. Aku harus menghubungi Jae Hyun kalau begitu. Tapi, tunggu, aku tidak punya nomornya."

"Aku mengikuti media sosialnya. Kau bisa mengiriminya pesan di sana. Sini kuketikkan akunnya."




Tbc




Bagaimana komentar kalian dengan chapter pertama ini? Penasaran kah apa masalah antara kamu dan Jaehyun? Pastinya ya😂. Tunggu minggu depan okay😉.

Real Partner (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang