Happy Jaehyun Day

152 13 0
                                    

"Kau sangat mencintainya, kurasa."

Kedua matamu terbuka, perlahan kedua telapak tanganmu yang menyatu menurun dan terpisah. Kau menoleh ke samping dimana ada seorang wanita tua yang berdiri sembari melirik kearahmu disertai senyuman lebar di bibirnya.

Kau tak kunjung merespon, tapi wanita itu tahu kau sebenarnya sedang kebingungan.

"Kau berdoa pada Tuhan untuk seseorang yang istimewa bagimu, bukan?"

Kau terdiam. Berpikir apakah nama yang sempat kau sebut dalam doamu barusan diketahui olehnya.

"Apa maksudmu?"

Hanya kata tersebut yang akhirnya keluar, sementara wanita tua itu kembali tersenyum.

"Kau meminta agar Tuhan senantiasa memberinya kesehatan dan kebahagiaan sepanjang hidupnya. Aku percaya, kau sangat mencintainya walaupun kau tidak mengatakannya pada siapapun, termasuk dia."

Dahimu berkerut. Siapa sosok di dekatmu ini sesungguhnya? Mengapa dia seperti punya kemampuan khusus untuk membaca pikiran dan hati seseorang?

"Sejujurnya dia tidak sedang dalam kondisi baik-baik saja sekarang. Hatinya terluka namun takdir hidupnya  mengharuskan dirinya tetap kokoh berdiri. Dan saat melihatmu, aku yakin bahwa kaulah sosok yang akan memberinya kekuatan melalui ketulusanmu. Kau dan dia sama-sama rapuh, tapi jika bersama, kalian akan saling menguatkan."

Rasanya kau semakin pusing akan penjelasan wanita itu.

"Ini akan menjadi kisah yang berat namun indah, percayalah."

Senyum itu penuh dengan sebuah keyakinan dan harapan. Namun kau benar-benar tidak memahaminya.

"Siapakah kau? Apa yang sedang kau coba sampaikan? Kau membicarakan tentang siapa?"

Wanita tua itu tertawa kecil melihat dahimu mengernyit.

"Kecerdasan manusia tak akan pernah menjangkau kekuasaan Tuhan. Apa yang Dia tulis, akan menjadi kenyataan. Apa yang bagi manusia mustahil, akan terjadi sesuai waktu yang ditentukan. Semua kesamaan adalah tanda dan semua doa adalah permohonan yang dikabulkan."

Setelah itu pandanganmu terganggu dengan sebuah sorot putih yang sangat menyilaukan. Kau bahkan menutupi matamu karena terlalu silaunya.

Kau menurunkan tutupan matamu kala kau merasa jika sorot itu memudar perlahan. Dan pemandangan selanjutnya sangat tak masuk akal bagimu.

Bagaimana bisa dia di sana?

Berdiri di depanmu dengan sebuah senyuman pada bibirnya. Rasanya kau semakin mengaguminya saja.

.

Kau terbangun dengan napas tak beraturan. Ternyata itu hanya sebuah mimpi, kau memejamkan matamu sejenak. Tapi mengapa mimpi itu terasa nyata? Tidak seperti mimpi-mimpi lainnya?

.

Kau terdiam selama beberapa menit, padahal di kedua tanganmu ada sebuah kain serta semprot yang digunakan untuk membersihkan kaca. Hani, teman kerjamu yang sedari tadi memperhatikanmu akhirnya menghampirimu. Namun dia bermaksud mengagetkanmu dulu dengan sebuah tepukan di pundakmu.

Kau terlonjak, sedangkan Hani malah tertawa puas. Rencananya berhasil. Kau menatap kesal pada Hani sekarang sembari meneruskan pekerjaanmu yang sempat tertunda.

"Pagi-pagi melamun. Nanti kerasukan setan tahu rasa."

"Setannya kakak."

Hani lebih tua beberapa tahun darimu sehingga kau memanggilnya dengan sebutan kakak. Hani tertawa kembali.

"Tapi, apa yang sebenarnya kau pikirkan? Aku tahu kau sensitif dan pemikir tapi ini betul-betul masih pagi lho."

Aktivitas mengelap kacamu berhenti. Kau membalikkan badanmu perlahan kearah Hani yang tetap fokus kepadamu. Sepertinya tidak masalah bila kau sedikit berbagi pada temanmu itu. Kau pun menceritakan tentang mimpimu selamam pada Hani.

Hani menatapmu serius kali ini, dia mengajakmu duduk. Lalu Hani membuka ponselnya, mencari tahu sebuah informasi milik seseorang.

"Tahun lahir kalian sama, berarti usia kalian sama. Woah, orang yang seusia biasanya mudah untuk saling memahami."

Hani melirikmu yang terdiam. Kau sudah tahu, tapi kau membiarkan Hani mengklarifikasi semuanya.

"Dia suka warna putih, kau juga. Dia suka keripik kentang, kau juga. Dia membenci matematika, kau juga. Dia pernah berniat minggat dari rumah saat kecil-"

"Aku bahkan membawa pisau dan mengancam orangtuaku saat itu."

Sahutmu memotong kalimat Hani dan dihadiahi ekspresi kaget pada wajahnya. Benar-benar aneh.

"Dia suka memasukkan jari telunjuknya di tangan bayi, kau juga. Dia ingin memiliki kakak perempuan, kau ingin kakak laki-laki. Dia berzodiak aquarius, kau zodiak gemini. Disini dituliskan dua zodiak ini akan menjadi pasangan yang sangat serasi jika bersama. Wow... Dan menurut perhitungan Jawa, jika kalian menikah akan hidup seperti ratu. Hei, ini gila! Bagaimana bisa semua ini berkesinambungan secara tidak sengaja begini?"

"Itu juga yang aku pikirkan, kakak. Sangat menggangguku sampai aku tidak tahu harus bagaimana lagi."

Kau menatap putus asa pada Hani.

"Lalu, seperti apa perasaanmu sekarang?"

Kau beranjak dari dudukmu. Berdiri tak jauh dari Hani.

"Bingung yang paling mendominasi saat ini. Awalnya tentu saja aku terkejut kemudian senang, lantas bingung dan takut. Jika itu sungguh-sungguh terjadi maka itu adalah takdir, bukan? Jika tidak, maka dari sekarang, aku tidak mau terlalu berharap.

Dibalik semua itu, dibalik perasaanku untuknya, ada kenyataan hidup yang membuatku seratus persen merasa pesimis, kakak. Aku tidak mau kecewa karena ekspetasiku sendiri tapi selalu ada harapan dalam hatiku meskipun itu sangat sedikit."

Hani menyusulmu, dia memegang kedua pundakmu.

"Apa semua fangirl sepertimu?"

Kau tak menjawab.

"Jika iya, maka menurutku terlepas dari status idola-fans kalian, kalian adalah pasangan yang ideal.

Kau juga lupa akan satu hal..."

Hani tersenyum kecil.

"Dia pernah bilang ingin menikah dengan penggemarnya, bukan?"

Astaga? Hani benar. Kini kau mematung sepenuhnya, Hani merangkulmu. Dia memahami perasaanmu.

"Apapun itu, semoga yang terbaik akan terjadi padamu. Aku jadi dirimu juga pasti pening. Tapi aku percaya, Tuhan punya rencana yang indah entah bagaimana nantinya."

END











Happy birthday Jung Jaehyun🎉🎉.
Semoga kamu selalu diberkahi dengan kondisi sehat, bahagia dan semua impian akan tercapai. Amin.

Bagaimana valentines? Kalian suka dengan kejutan ini nggak😁. Dadakan banget ini tadi tuh, habis subuh aku ketik lalu aku publish di sini. Anggap aja sebagai bonchap, ya.

Apa yang kutulis di atas sebenernya real dari diriku, readers. Kadang dia update bubble, yang nanya kabar pas aku sakit. Terus pas work ini selesai, aku mimpi dia. Bisa gila aku lama-lama🤣🤣.

Makanya aku pusing dan mikir gimana caranya aku berbagi pada kalian meskipun aku sendiri sebenernya pesimis dengan hal-hal itu. Ya kita lihat realita aja gitu lah ya😂.

Aku selalu mikir kalau semua itu hanya kebetulan aja dan banyak kok orang seperti itu. Tapi dasarnya fangirl sayang biasnya, tetep aja ada kesenengan tersendiri🤭. ( Aku udah biasa menjalani prinsip Doyoung, jangan halu🤣).

Jaehyun adalah bias yang berawal dari kebencian, bukan benci dia langsung. Tapi karena dia bias temenku, yang mana temenku itu kelakuannya nyebelin banget jadi aku ikut gak suka.

Tapi sekarang... I love him😁. Ajaib kan?

Terakhir makasih banyak untuk yang udah baca vote dan nambahin work ini ke library. Thank you💚💚.

Real Partner (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang