Chapter 2

247 38 0
                                    

Sesuai saran dari Min Gyu kau benar-benar mengirim pesan pada akun media sosial milik Jae Hyun. Tanpa basa-basi, kau memberitahunya siapa dirimu dan bermaksud mengajaknya bertemu di suatu tempat besok sepulang dari kantor.

Pesanmu langsung terbaca rupanya, Jae Hyun sedang aktif. Namun, sebelum membalas, Jae Hyun yang tengah makan siang bersama Tae Yong, mencoba menanyakan perihal akunmu untuk memastikan.

"Iya, itu memang akun media sosialnya. Kenapa, dia menghubungimu dulu?"

Jae Hyun mengangguk, jari-jarinya mulai mengetik balasannya untukmu. Tae Yong kian penasaran, pasalnya dirinya juga sempat melihat kejadian dimana kau dan Jae Hyun mengobrol kemarin.

"Ada hubungan apa kau dengannya? Sepertinya serius sekali."

"Tidak, bukan apa-apa. Hanya sedikit salah paham, kurasa dia mau meluruskannya."

Jae Hyun tidak ingin menceritakan masalahnya denganmu pada siapapun kalau memang tidak ada kaitannya. Hal tersebut sebetulnya membuat Tae Yong semakin ingin tahu, terlebih kau, Do Young dan Jae Hyun bukan sosok asing baginya.

Sayang sekali Tae Yong tak tahu bagaimana dirinya menyikapi masalah ini, jadi dia memilih untuk diam saja.

.

Danau Seokchon menjadi tempat dimana kau mengajak Jae Hyun bertemu demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Sepuluh menit menunggu, akhirnya lelaki itu datang.

"Maaf aku terlambat."

"Tidak masalah. Duduklah."

Jae Hyun mengikuti perintahmu, dia duduk tepat di sampingmu.

"Seperti yang kukatakan dalam pesanku kemarin, aku akan mengatakan padamu alasan di balik sikap menghindarku terhadapmu. Kau benar, aku sengaja melakukannya. Jae Hyun, empat tahun yang lalu aku bekerja di sebuah rumah makan bersama dengan kekasihmu. Awalnya kami sangat dekat bukan hanya karena kami adalah rekan kerja, namun juga disebabkan oleh hobi yang sama. Pada bulan kedua, ada karyawan baru seorang laki-laki mendekatiku. Sebenarnya, dia menyukai kekasihmu hanya saja, dia tidak berani mengungkapkannya secara langsung, jadi dia mencari tahu melalui diriku. Apa saja yang dia sukai dan yang tidak, aku dengan senang hati membantunya. Sampai, akhirnya mereka benar-benar berkencan."

Sepenuhnya Jae Hyun menyimak semua penjelasanmu, dia cukup terkejut atas fakta yang kau beberkan.

"Lalu suatu hari, mereka bertengkar. Aku tidak tahu mengapa, tapi lelaki itu malah semakin mengakrabkan dirinya denganku. Aku bingung tentu saja, bagaimana aku harus bersikap. Mereka berdua temanku, mereka juga sepasang kekasih dan aku di tengah-tengah mereka, Jae Hyun. Bisakah kau membayangkan itu? Setiap kutanya, mereka kompak mengacuhkanku, aku memutuskan diam tak ikut campur. Berikutnya, kudengar kabar kalau mereka berpisah. Si lelaki justru giat mendekatiku sedangkan pacarmu mulai renggang hubungannya denganku. Puncaknya, kami bertengkar hebat dengan dia menuduhku sebagai perebut kekasihnya. Aku sangat marah, Jae Hyun. Walaupun aku dan laki-laki itu dekat, tapi kami tidak punya relasi lebih dari teman. Aku berani bersumpah. Pada akhirnya, aku memutuskan untuk resign. Entah bagaimana nasib mereka setelah itu."

"Laki-laki brengsek!"

Jae Hyun tidak berteriak walau kata-katanya syarat penekanan. Kau terpaku sesaat berkat komentar darinya.

"Sekarang, Tuhan mempertemukan aku lagi dengan kekasihmu, Jae Hyun. Aku tidak dendam padanya, meski tuduhannya benar-benar mengecewakanku. Aku bersikap begini karena aku tidak mau mengulang kejadian yang sama, sekalipun aku tak pernah punya maksud untuk merusak hubungan orang."

Kali ini Jae Hyun mematung.

"Kau sudah tahu semuanya. Kau pasti sudah mengerti, bukan? Jadi tolong, setelah ini kau tak keberatan membantuku untuk tidak membuat kesalahan selanjutnya. Jaga jarakmu denganku, Jae Hyun. Kumohon."

Kau mengaitkan kedua telapak tanganmu, meminta kerjasama dari Jae Hyun. Dia ingin menampik permintaanmu, di lain pihak Jae Hyun juga merasa iba terhadapmu. Masalah yang kalian hadapi bersumber dari masa lalu.

.

"Kau sudah tahu semuanya. Kau pasti sudah mengerti, bukan? Jadi tolong, setelah ini kau tak keberatan membantuku untuk tidak membuat kesalahan selanjutnya. Jaga jarakmu denganku, Jae Hyun. Kumohon."

Berulang kali Jae Hyun berusaha memejamkan matanya. Bahkan jam dinding sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tapi tetap saja pengakuanmu mengusik pikirannya.

Jae Hyun tak mengira kalau permasalahannya terletak padamu dan kekasihnya. Yang lebih mencengangkan, masalahnya berasal dari masa lalu. Seharusnya, masalah kalian sudah selesai mengingat lamanya waktu dan keadaan yang telah berbeda.

Jae Hyun bersama kekasihnya dan kau dengan Do Young. Apalagi yang perlu dikhawatirkan. Jae Hyun terpikir untuk mempertemukanmu dan kekasihnya agar kalian bisa mengobrol, memperbaiki hubungan demi melepaskan persoalan dari masa lalu tersebut.

Jika tidak, maka mungkin selamanya kau dan kekasihnya tak akan pernah berdamai. Namun, bagaimana caranya? Apakah Jae Hyun harus membicarakan ini dengan kekasihnya lebih dulu? Jae Hyun bimbang.

.

Min Gyu menaruh benda persegi panjang tipis di atas mejamu. Kau yang sedang sibuk mengetik, lekas mengambil benda yang ternyata sebuah undangan tersebut.

"Jeon Jung Kook dan Lee Ah Rae, oh mereka menikah?"

Min Gyu mengangguk santai sambil tersenyum. Mereka berdua merupakan teman sekolahmu juga dulu. Tetapi, calon istri Jung Kook berada di bawah angkatanmu. Dia pula adik kelas yang merangkap sahabatmu sekaligus sosok gadis yang pernah ditolak Jae Hyun.

"Kau dan Do Young kapan?"

Ejeknya mendorongmu memukul bahunya.

"Kau dan Chae Yeon dulu saja sana!"

Min Gyu tidak bisa menahan tawanya akibat melihat reaksi sahabat perempuannya. Kau dan Do Young memang belum lama berkencan, wajar jika kau belum terpikir ke jenjang pernikahan.

Lain dengan Jung Kook dan Ah Rae yang sejak ditolak Jae Hyun mulai merajut hubungan asmara.

"Aku salut dengan keberanian Jung Kook. Kita dilampaui olehnya."

"Kau pikir kita sedang balapan?"

Kalian terpingkal-pingkal membuat staf yang lain menggelengkan kepala.

"Kau datang dengan siapa? Do Young  hyung?"

"Entahlah. Nanti kutanyakan padanya dulu. Takut jadwalnya padat."

Min Gyu mengangguk. Dia menggeser kursi kerjanya, bersiap mengerjakan tugas.

"Beritahu aku kalau kau tak ada teman. Kau bisa pergi denganku dan Chae Yeon."

"Enak saja, aku tidak mau ya jadi obat nyamuk. Aku akan mengajak Eun Woo saja."

Min Gyu memajukan bibirnya, mengejekmu lagi tentunya.

"Pangeran sekolah mana mau pergi denganmu? Ajak Chris atau Young Hoon sana."

"Gampang. Oh ya, Min Gyu. Aku sudah bertemu Jae Hyun semalam dan memberitahunya semuanya. Dia tidak mengatakan apapun tapi yang kutangkap, ada kekecewaan dalam dirinya. Menurutmu bagaimana?"

"Pasti dia terkejut. Ini perkara rumit. Pendapatku, biarkan saja dulu. Beri dia waktu mencerna segalanya. Masalah nanti akhirnya bagaimana, bisa dipikirkan lagi sambil jalan. Tapi kuharap, semoga masalah kalian cepat tuntas jadi, di masa depan tak akan ada masalah lain yang timbul."

Kau mengangguk setuju dengan pandangan Min Gyu. Kalian bukan anak-anak lagi yang dapat terus lari dari setiap masalah. Namun, kalian tetap harus berhati-hati saat ingin melangkah.

Tbc

Di ff ini, selain pinjam cast member NCT, aku juga pinjam geng 97l, geng yang isinya visual kan ya😁. Juga beberapa ex Wannaone kemungkinan, adakah Wannable di sini?

Real Partner (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang