Hutan Terlarang [✓]

🌿04|🌿

Vanala dan ranala kini tengah mengantarkan beronez ke tempat peperangan di adakan, kedua gadis itu menatap datar sekeliling nya

Kaum vampir tidak heran lagi jika melihat kedua gadis kembar itu dengan muka datarnya yang sudah teramat melekat dalam diri mereka, berbeda dengan kakak nya sih beronez yang memiliki senyum layaknya matahari bersinar terang

Bisa di bilang keluarga Rounziuse memiliki sifat yang unik-unik, termasuk ketiga anak nya yang sangat unik. Vanala yang jarang sekali berbincang dengan kaum nya sendiri, berbeda dengan ranala yang masih cukup muda untuk mereka ajak berbincang walaupun sifat dingin juga melekat dalam dirinya
Beronez bahkan sangat mudah berbicara dengan vampir di sekitar nya bahkan laki-laki itu mempunyai teman manusia, jadi tidak heran seberapa unik sifat kakak beradik itu

"Kalian mengantar sampai sini saja." Seru beronez menghentikan langkahnya

"Mengapa kak?" Tanya ranala

"Dia tidak ingin kita berdua terluka bodoh!" Sungut vanala

Beronez tertawa kecil mendengar perdebatan adik kembarnya itu, "yang vanala ucapkan benar ran, kakak hanya tidak ingin sesuatu terjadi pada kalian terlebih lagi di depan sana medan perang."

Ranala mengangguk. "Baiklah, kalau gitu kami pergi."

"Kak ingat panggil kami dengan badai hujan mu, karena telepati mu tidak berguna bagi kita!" Seru vanala

"Baik adik-adik kakak yang cantik."

Setelah mengatakan itu beronez melesat dengan cepat meninggalkan kedua adiknya ditempat jauh dari peperangan terjadi

"Ayok.

Vanala dan ranala pun melesat dengan cepat meninggalkan tempat itu, mereka tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi ketika mereka tetap di sana

.
.

Ke empat cowok itu sudah membuat api unggun di tengah-tengah tenda yang mengelilingi nya

"Ehh, kapan kita berburu?" Tanya hanzio

"Malam ini bagaimana?" Tanya orvel

"Ck, kita istirahat saja malam ini." Sahut erlan dan rogi bersamaan

"Yakali udah jauh-jauh kesini malah nanti-nanti bang." Sahut hanzio

Mereka pun berbincang banyak hal lalu menyetujui ajakan hanzio untuk berburu malam ini, mereka pun memasuki tenda nya masing-masing dan membawa senjata andalan masing-masing

Ke empat cowok itu memutuskan untuk berjalan ke tengah hutan yang rindang dan lebih banyak pohon-pohon rindang, mereka terus masuk hingga kedalam mengabaikan peringatan gadis yang tadi siang tengah memberitahu kan mereka

"Sialan! Ini apa??" Pekik rogi

"Jeba---

Ahhhhhghhh