Part 32

249 26 6
                                    

Rumah makan itupun hancur semua kayu² sudah terbakar habis tidak ada barang yang bisa diselamatkan akibat ledakan yang sangat besar. Para petugas akhirnya bisa membawa Sana dengan selamat namun tidak dengan Jin.

"Dmna lelaki yang bersama wanits ini?" Tanya Tae kepada petugad damkar. Namun Tae melihat wajah Sana seolah mengerti apa yang terjadi.

"Kalian urus dia" ucap Tae.

Tae memandang rumah makan itu tempat terakhir sahabatnya pergi untuk selamanya. Lalu Tae berjalan menghampiri Sana yang berada di dalam ambulance.

Sana terduduk diam dia masih shock atas insiden yang ia alami bersama Jin.

"Sana...." panggil Tae.

Sana tidak menggubris.

"Sana lu bisa pergi kerumah sakit dulu masalah disini biar gua yang atur" ucap Tae sambil berbalik ingin pergi.

"Taehyung..." panggil Sana sontak Tae berbalik badan.

"Ada apa?"

"Tae jawab ini semua bohong kan, ini semua mimpi kan" ucap Sana sambil sesekali mengusap pipinya yang dibasahi oleh air mata.

"Sana lu bisa pergi dulu nanti kita bahas ini"

"Hah? Lu kok bisa sesantai itu sih Tae sahabat lo dan calon tunangan gua udah meninggal Tae"

"Gua bukan santai Sana gua cuma gamau memperkeruh suasana"

"Gua ga nyangka bakal liat semua ini. KENAPA BUKAN GUA AJA YANG MATI KENAPA HIKS....."

"Sana tenang"

"GUA GABISA TENANG TAE. DIA MENINGGAL DIDEPAN MATA GUA DIA JANJI BAKAL HIDUP BARENG GUA TAE HIKS UCAPAN ITU CUMA BERLAKU BEBERAPA JAM DOANG DAN BAHKAN BELUM TERKABUL"

"Gua ngerti apa yang lo rasain cuma saat ini lu harus kerumah sakit dulu periksa diri lo gua mohon San nurut."

"Iya gua pergi...Jin makasih cincinnya gua bakal jaga baik²" ucap Sana sambil melihat langit malam.

Akhirnya Sana pergi dengan ambulance sedangkan Tae menghampiri ibu yang punya rumah makan.

"Bu...."

"Kamu siapa?"

"Saya teman Sana dan Jin bu"

"Bagaimana keadaan mereka berdua? Ini salah ibu kenapa bisa ada yang meledak"

"Usut punya usut kata para petugas gas yang ibu pakai buat masak meledak"

"Yaampun ini salah ibu" ucap si Ibu sambil menangis menutup mukanya.

"Tidak bu ini bukan salah ibu ini semua takdir bu"

"Bagaimana keadaan nak Sana dan nak Jin?"

"Hmmm Sana baik² saja tapi...." ucapan  Tae menggantung

"Ada apa?"

"Jin tidak selamat bu. Dia pergi untuk menyelamatkan Sana"

"Astaga mengapa ini terjadi kenapa alu sangat ceroboh" tangis si Ibu pecah.

Tae memeluk si Ibu agar lebih tenang
"Sebaiknya ibu pulang disini sangat panas biar sopir saya mengantar ibu"

"Baik terima kasih"

Setelah ibu itu pergi Tae membuka jas nya menggulung lengan kemeja putihnya dia ingin membantu petugas mencari mayat Jin. Saat sedang membongkar² kayu salah satu petugas memanggilnya.

Tae segera datang dia terkejut bukan main dia melihat mayat Jin sudah hangus terbakar. Tae berjongkok dihadapan mayat Jin.

"Naas ya Jin lo gabisa lama bareng gua apa ga kasian sama Sana, emng lo gamau liat anak gua Jin" ucap Tae tanpa disadari air matanya lolos membasahi pipinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear TaeminaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang