2

5.2K 454 22
                                    

UNFORGIVEN HERO

ORIGINAL STORY BY SANTHY AGATHA

.

*****

.

Dia memang tampan. Sangat. Sayang terlalu tampan, bukan tipeku. Jaemin langsung memutuskan pada tatapan pertama mereka. Pria berdarah campuran Korea-Amerika dengan kulit putih dan rambut yang hitam legam serta mata yang dalam tampak terlalu berbahaya untuk dijadikan tipenya.

Sementara itu, bos barunya itu hanya menatapnya dengan tatapan menilai-nilai, menimbang- nimbang. Sehingga hening cukup lama dan Jaemin tak juga dipersilahkan duduk.

"Duduklah." Alex tampak tersenyum kecil, seperti puas karena telah memutuskan sesuatu, "Kau tahu siapa saya?"

Pertanyaan apa itu? batin Jaemin tanpa sadar mengernyit. Tentu saja dia tahu.

Alex tersenyum lagi, seperti menyadari retorika dalam pertanyaannya, "Ah, maaf saya sedikit gugup."

Sekali lagi Jaemin mengernyit, gugup? Karena bertemu dengannya? Tidak mungkin. Pasti bosnya ini sedang gugup karena sesuatu yang lain.

"Kita belum berkenalan." Lelaki itu lalu mengulurkan jemarinya yang ramping ke arah Jaemin dan mau tak mau Jaemin menyambut uluran tangan itu.

"Kita langsung bersikap informal saja ya, mengingat saya dan kamu akan sering sekali berhubungan, apalagi saat Renjun memulai periode cuti hamilnya, kamu bisa panggil saya dengan sebutan Alex saja." gumam lelaki itu setelah melepaskan genggaman tangannya yang kuat.

'Saja'. Jaemin kadang-kadang merasa geli dengan ketajamannya menganalisa setiap kata perkata, tetapi itu memang tidak bisa ditahannya. Kenapa Alex Sajangnim menggunakan kata 'saja' di akhir kalimatnya? Seolah-olah dia memiliki nama lain, bukankah namanya memang Alex?

Lelaki itu berdehem, "Mungkin kau bertanya-tanya kenapa kau dipanggil masuk ke perusahaan ini, saya mempunyai referensi dari universitasmu bahwa kau adalah lulusan terbaik disana, dan saya sangat senang memberikan pengalaman dan ruang untuk lulusan-lulusan baru sepertimu agar bisa mengeksploitasi kecerdasan dan kemampuan kalian, saya senang mempekerjakan lulusan-lulusan baru," Alex tampak tersenyum dan Jaemin sedikit bergetar ketika menyadari, bahwa jika tersenyum lelaki itu tampak luar biasa tampan.

"Karena lulusan baru biasanya lebih mudah diajari cara-cara modern, mereka mudah menyerap ilmu dan yang pasti mereka sangat bersemangat." Alex berhenti sejenak untuk melihat apakah Jaemin mendengarkan kata-katanya, lalu melanjutkan,

"Itu juga yang saya harapkan dari dirimu, kemampuan untuk menyerap ilmu baru dengan cepat dan semangat yang luar biasa tinggi, bisa?"

"Bisa," Jaemin menjawab dengan cepat, mantap. Dia yakin bisa. Dia sangat bersemangat untuk mempelajari hal-hal baru di sini. Dunia kerja adalah hal baru baginya dan dia yakin dia memiliki kemampuan untuk belajar secara cepat.

"Bagus," Alex mengangguk puas, "Melihat dari bagusnya angka akademismu, saya yakin kamu juga akan bagus pada praktekny. Kalau begitu, selamat datang di perusahaan ini Tuan Jaemin, semoga kerjasama kita baik sampai kedepannya," lelaki itu mengulurkan tangannya lagi, dan tersenyum sangat manis, "Saya sangat mengharapkanmu Jaemin."

Jaemin menerima uluran tangan itu dengan formal. "Baik, saya akan berusaha sebaik mungkin," kemudian dia berdiri dan berpamitan kembali keruangannya.

"Oh. Jaemin?"

Jaemin yang sudah di depan pintu dan bersiap membukanya menoleh ke arah Alex yang masih duduk tegak di kursinya.

"Saya mendengar kamu menggunakan transportasi umum kemari?"

Unforgiven Hero || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang