10

3.7K 258 20
                                    

UNFORGIVEN HERO

ORIGINAL STORY BY SANTHY AGATHA

.

*****

.

Jaemin termenung di dalam kamarnya, masih bingung memikirkan perkataan Kevin tadi, lelaki itu bilang kalau Jeno selalu membayangkannya ketika bercinta, selalu menyebut namanya.... bagaimana mungkin? Jaemin kan tidak mengenal Jeno sebelum ini?

Apakah Jaemin yang dibayangkan oleh Jeno adalah Jaemin yang lain? Jantung Jaemin serasa diremas. Mungkinkah itu? Mungkinkah pernikahan impulsif, dan semua hal yang dilakukan dengan terburu-buru ini disebabkan Jeno menginginkan seorang pengganti untuk Jaemin yang dicintainya. Toh kalau dengan Jaemin Jeno tidak perlu repot-repot seperti dengan Kevin, karena namanya sama. Jadi Jeno tidak perlu menjelaskan apa-apa dan Jaemin juga tidak akan tahu kalau dia digunakan sebagai pengganti.

Jaemin mendongak ketika Jeno memasuki kamar, mengernyit ketika melihat Jaemin duduk melamun di ranjang, "Sayang, kenapa? Aku menunggumu di bawah untuk makan siang, tetapi kau tidak turun." Jawaban Jaemin hanya berupa desahan napas yang berat, bingung apakah dia harus menanyakan hal ini kepada Jeno atau tidak.

Jeno ikut menghela napas, dengan lembut dia melangkah dan berlutut di depan Jaemin yang sedang duduk di atas ranjangnya, "Tentang Kevin lagi, apakah dia mengganggumu?"

Jaemin menatap Jeno, mencoba mencari kedalaman hati suaminya itu di balik tatapan matanya yang lembut, Apa sebenarnya yang ada di benak Jeno? Kenapa dia tidak pernah tahu?

"Kevin mengatakan kepadaku, bahwa kau selalu memanggil nama 'Jaemin' ketika bercinta....bahwa kau selalu membayangkannya sebagai 'Jaemin'..." Jaemin mendesah, "Dan aku berpikir, tentu Jaemin yang kau bayangkan itu bukan aku, karena kita baru saling mengenal..."

Ekspresi Jeno tidak terbaca. Tetapi lelaki itu dengan lembut merengkuh tangannya dan menggenggamnya dengan erat, "Kau lebih percaya Kevin atau kepadaku Sayang? Aku. Suamimu."

Jaemin mencoba percaya. Sungguh dia mencoba. Tetapi cara Kevin mengucapkannya tadi, lelaki itu sungguh-sungguh tampak terluka. Mungkinkah Kevin hanya berakting untuk menyebabkan kesalahpahaman di antara Jaemin dan Jeno?

"Percayalah kepadaku dan jangan hiraukan apa yang dikatakan oleh Kevin. Bukankah aku sudah mengatakan kepadamu, bahwa apapapun yang terjadi, seburuk apapun yang dikatakan orang, kau bisa pegang satu hal yang pasti, bahwa aku mencintaimu. Amat sangat mencintaimu..." Jeno menundukkan kepala dan mengecupi jemari Jaemin, "Rasanya sangat sakit, ketika kau mencintai seseorang tetapi tidak dipercaya. Rasanya seperti cintamu ini sampah dan dibuang begitu saja."

"Jeno... tidak... bukan begitu...." Jaemin menggenggam jemari Jeno, "Aku tidak akan membuang cintamu. Aku, maafkan aku mungkin aku sedikit terpengaruh karena cara Kevin mengungkapkannya tadi begitu meyakinkan." Jaemin menghela napas panjang, "Mulai sekarang aku tidak akan mendengarkannya lagi."

"Terima kasih Jaemin." Kedua mata mereka sejajar, Jeno yang berlutut dan Jaemin yang duduk di atas ranjang, lalu mereka berciuman dengan lembutnya. Bibir Jeno melumat bibir Jaemin dengan penuh perasaaan, membuatnya terlena. Lidahnya menelusur pelan kemudian, mencecap rasa yang sudah lama dirindukannya, rasa yang sangat dikenalnya. Jaemin mendesah ketika Jeno mendorongnya terbaring di ranjang, dengan kaki menjuntai di bawah dan Jeno yang berdiri membungkuk di atasnya,

"Kita tidak bisa melakukannya sekarang. Ini waktunya makan siang. Alfred akan mencari kita..." Jaemin berbisik dalam napasnya yang sedikit tersengal.

"Alfred sudah mencari sejak tadi, lebih tepatnya mencarimu. Itu sebabnya aku menyusulmu kemari, karena kau tidak turun untuk makan siang." Jeno mencumbu leher Jaemin yang menyimpan aroma khasnya yang manis, "Aku rasa Alfred akan mengerti, kita kan sedang berbulan madu."

Unforgiven Hero || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang