4.2

3.8K 357 33
                                    

UNFORGIVEN HERO

ORIGINAL STORY BY SANTHY AGATHA

.

*****

.

Ponselnya berdering terus menerus, membuatnya terbangun. Jaemin rupanya sudah tertidur pulas tanpa sadar ketika menangis di kamarnya tadi. Dengan mata perih dia melihat ke arah ponselnya yang masih berkedip dengan nada dering yang berbunyi makin nyaring, seolah tidak mau menyerah sebelum Jaemin mengangkatnya.

Jaemin menggapai dan meraih ponsel itu. Nama 'Hyunjin' tertera di sana. Seketika membuat jantungnya berdenyut, sakit. Dipegangnya ponsel itu tanpa niat mengangkatnya. Lama HP itu berdering seolah Hyunjin tidak mau menyerah di seberang sana. Sampai kemudian deringannya mati, membuat Jaemin menghela napasnya lega.

Tetapi kemudian ponselnya berbunyi pelan, sebagai tanda sebuah pesan masuk. Jaemin mengintipnya. Dari Hyunjin. Dibacanya pesannya.

- Aku akan tiba di Asrama sebentar lagi. Kita harus bicara langsung- Hyunjin

Jaemin mendesah, dia sungguh-sungguh tidak siap bertemu Hyunjin sekarang ini. Tetapi lelaki itu sungguh memaksa, dan Jaemin tahu Hyunjin sangat gigih, lelaki itu tidak akan menyerah sebelum Jaemin menemuinya.

.

*****

.

Hyunjin benar-benar datang sore itu, tampak sangat tampan dengan sweater hijau tua-nya dan celana hitam yang membungkus ketat kaki panjangnya. Tetapi Jaemin tidak bisa merasa tertarik lagi. Bayangan Hyunjin bercumbu dengan penuh gairah dengan lelaki itu membuatnya merasa mual. Karena itulah dia berdiri agak jauh dari Hyunjin di teras asrama itu dan menatap Hyunjin dengan dingin.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi,"gumamnya pelan, berusaha tenang. Hyunjin disisi lain menatap Jaemin dengan pandangan penuh penyesalan.

"Aku minta maaf Jaemin. Aku tahu mungkin kau merasa jijik dan muak kepadaku. Di awal malam aku memintamu menjadi kekasihku dan mengatakan mencintaimu, tetapi kemudian kau menemukanku sedang berbuat mesum dengan lelaki lain." Hyunjin mengacak rambutnya dengan frustrasi, "Aku sendiri tidak tahu apa yang terjadi dengan diriku, aku juga jijik dan muak kepada diriku sendiri."

Jaemin hanya diam. Tidak bergeming, bahkan melihat Hyunjin tampak begitu menyesal dan frustrasi tidak membuat rasa ibanya muncul, entah kenapa. Dia seperti sudah mati rasa kepada lelaki itu.

"Aku ingin kau mempertimbangkanku kembali, kemarin aku khilaf dan aku tidak tahu kenapa aku melakukannya. Felix, lelaki itu memang suka merayu laki-laki manapun yang dia mau. Entah kenapa malam itu aku menjadi targetnya. Aku tidak tahu kenapa aku tidak bisa menolak, mungkin karena aku sedikit mabuk, mungkin juga karena hal lainnya. Entahlah Jaemin, yang pasti aku tidak pernah sengaja berniat mengkhianatimu. Aku mencintaimu Jaemin. Kuharap kau mengerti bahwa itu hanya kekhilafan dan aku tidak akan melakukannya lagi."

Bagaimana dia bisa yakin bahwa Hyunjin tidak akan melakukannya lagi? Beberapa saat kemudian lelaki itu mengatakan mencintainya, tetapi beberapa saat yang lain dia mencumbu lelaki lain. Jaemin tidak bisa menerima Hyunjin lagi, dengan alasan apapun. Perasaan apapun yang pernah ada di dalam hatinya kepada Hyunjin sekarang sudah mati.

"Maafkan aku Hyunjin." Jaemin menatap Hyunjin dengan sedih, "Aku sungguh tidak bisa."

"Bahkan kalau aku berlutut di kakimu dan memohon satu kesempatan lagi?" Hyunjin menatap Jaemin penuh harap.

Unforgiven Hero || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang