SIPENIKMAT HALU, MAKLUM GAK BERPENGALAMAN JADI BANYAK TYPO. NAMANYA JUGA MANUSIA, GIMANA SIH? GATAU DAH
•••
"LO!"
Pekik Agnes menunjuk jari nya tepat didepan wajah orang tersebut.
Bintang melotot, dan menurunkan jari Agnes perlahan dari depan wajahnya. Cowo itu diam dan menatap datar Agnes, ya datar tanpa ekspresi.
"Guys udah mulai sore-an deh gue pamit dulua----
"Nes tunggu!" Potong Bintang tak terbantahkan. Agnes menatap malas saat lengan ditarik paksa tanpa seizinnya. Segerah menepis genggam tangan cowo itu, Agnes menaikkan sebelah alisnya. Isyarat bertanya ' apa? '
"Gue mau ngomong"
Hening, baik Agnes maupun Bintang. Dua manusia itu sama sama tak bergeming diam dengan pikirannya masing masing.
"Woi woi, apaasih kalo mau ngomong ngomong aja kali gausah jadi diem dieman gini. Canggung tau gak? Gue gasuka liat nya" Sambar Shiren menyekap dada.
Bintang tersadar oleh suara bariton cempreng milih Shiren dan kembali menatap lekat Agnes.
"Gak disini Nes, ikut gue"
•••
Flashback on
"Lo cantik" ucap nya tersenyum, cowo itu mengacak gemas rambut Agnes.
blush
Sial!. Agnes blushing, ia mati matian mengulum senyuman dibibir cantik merah mudanya. Walau hatinya menjerit tak karuan Agnes tetap mempertahankan images kulkasnya, stay cool.
"Gpp, kalau mau senyum... Senyum aja, gak ada yang ngelarang kok. Mau jerit juga boleh bahkan lompat" cowo itu terkekeh kecil, sangat menawan. Agnes tersenyum tipis saat menyaksikan fenomena alam yang begitu langka ini. Sungguh ia tak dapat berbohong cowo disamping nya ini begitu tampan.
Drett.
Atensi kedua insan itu teralih pada ponsel disampingnya, cowo itu mengambil dan mengangkat telpon itu.
"Ada apa?" Ucapnya to the poin, dingin, datar, singkat, padat, jelas, tanpa ada basa basinya.
"..."
"Gue kesana" ucapnya final, cowo itu mematikan sepihak panggilan nya.
Tutt.
"Kenapa?" Tanya Agnes curiga.
"Sorry gue pergi dulu, anak anak butuh gue"
Agnes diam, tanpa ada minat untuk membuat mulut nya sama sekali.
"es, gpp kan?"
"..."
"Sebentar aja janji"
"..."
"Gue janji bakal kembali dengan selamat, tanpa luka. Sedikit pun!"
"..."
"Sayang..."
Sialan!. Jika begini Agnes bisa apa hah? Melenyot sudah jiwa, raga, dan hati seorang Agnesia.
"Gausah sok manis"
Cowo terkekeh " siapa yang sok manis? Aku memang manis, menawan, dan penuh pesona bukan? Hm..."
"Ah, terserah terserah"
"Gak marah kan?"
"Gatau deh" jawab Agnes kesal, ia memajukan bibirnya sepanjang lima cm. Hihi dasar bucenn-!.
"Yaudah gue pergi ya?" Izinnya menangkup wajah kecil Agnes.
"Hm y" jika begini Agnes bisa apa? Lagian dia buka tapikal orang yang posesif.
Cowo itu tersenyum tipis dan meninggalkan Agnes menuju tempat tujuannya.
Flashback off
Agnes menghela nafas panjang, kemudian menarik nafas nya dalam dalam. Tiba tiba dada nya terasa sesak seakan kehabisan pasokan udara. Agnes memukul mukul dadanya, berharap sesak ini akan menghilang. Sungguh gadis itu tidak berbohong, benar adanya Agnes memejamkan matanya.
Ada apa ini? Agnes merasa ini bukan pertama kalinya dia seperti ini. seperti nya ada yang salah pada dirinya.
"Lo gpp Nes?" Tanya Bintang khawatir.
Agnes menggeleng pelan, perlahan rasa sesaknya menghilang. Agnes melempar pandangan nya kesekitar. Tersenyum kecut, sial batinnya! Apakah lelaki bajingan ini sengaja? Hatinya yang perlahan sembuh kini terluka lagi tanpa sengaja, ah sepertinya ini memang disengaja.
"Maksud lo apa?" Tanya Agnes dingin, sungguh sangat malas rasanya membuka pembicaraan dengan cowo yang paling dibencinya.
"Ha? Yang mana?"
"Gausah pura pura bego deh, lo sengaja kan? Lo mau buat gue sakit lagi? Luka lagi? Iya?" Tanya Agnes, intonasi nya menaik.
"Apasih Nes? Gue gak ngerti apa yang lo omongin, niat gue baik Nes. Baik, gue cuma mau ngomong baik baik sama lo disini karena tempat ini gue rasa cocok, tenang. Emang apa salahnya sih? Kaya nya lo benci banget sama gue" Bintang terenyuh melihat orang yang dicintainya kembali menampakkan rasa benci pada nya lagi.
Ya, Bintang begitu menyukai Agnes, jauh sejak dua tahun yang lalu. Bahkan sebelum tragedi itu.
Tapi sayang nya perasaan nya tak terbalas kan. Bahkan dengan tidak manusiawi nya Agnes membenci Bintang. Apalagi sejak saat itu.
Padahal Bintang hanya mengajak Agnes sekedar jalan jalan kesebuah taman dekat sekolah nya, bukan lebih tepat belakang sekolah nya.
"Becanda lo gak lucu" kekeh Agnes terlihat getir.
"Siapa yang becanda sih Nes?"
"Lo becanda, dan ini gak lucu!. Lo pikir dengan pemikiran bodoh lu yang ngira tempat ini tenang, gitu iya? Lo nyiksa gue! Lo bunuh gue secara gak langsung Bintang!" Jelas Agnes berderai air mata.
"Cukup!. Jangan ganggu hidup gue lagi. Cukup lo hancurin aja, jangan tambah lagi" Ucapnya dikalimat terakhir, dengan perasaan yang menyakitkan Agnes segerah meninggalkan bintang dan tempat itu. Ah bukan hanya perasaan nya tapi tempat nya yang juga menyakitkan, membangun kan memori kelam yang seakan membunuh nya perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love Substitute
Ficción GeneralHidup dengan kehampaan, terasa kosong, membuat seorang cewe Agnesia Maruby menjadi pribadi dingin yang tak tersentuh. Namun saat SMA Agnes malah menemukan orang yang menghidupkan nya, yang memberinya dan mengajarkan nya arti cinta. Karena sungguh aw...