#7

0 0 0
                                    

"Rasya!!"

Argi panik langsung menyusulnya ke pintu depan, dan dia lebih terkejut lagi karna Alegra sedang berpelukan dengan seorang laki-laki.

Argi mematung. Hatinya sakit, pasti. Dan dirinya lebih memikirkan Alegra. Dia baru saja menyelesaikan perang batinnya tentang Rangga. Kini, dia kedatangan seseorang lagi? Haruskah Alegra bernasib seburuk ini.

"Eh Argi sini, ini.. " kata-kata Alegra terpotong, karna Argi langsung maju dan menyambar laki-laki itu lalu memukulnya, telak di ujung bibir. Laki-laki itu terkejut dan belum siap akan keadaan. Tapi untuk serangan kedua dia siap. Dia berhasil menahan serangan Argi. Argi kalap dan baru berhenti ketika Alegra memegang tangan Argi yang tegang dan meneriakan namanya. Putri yang sedang masak di dapur bahkan datang karena khawatir.

'apa yang udah gue lakuin?!'

~

Alegra mengobati luka Rasya. Yah, Rasya orang yang Argi pukul tadi. Argi menatap mereka dengan penuh rasa bersalah.

"Rasya ini sepupu legra, Argi!! Makanya kalo apa-apa tuh tanya dulu, jangan asal hantam. Huh.. " omel Alegra, mengobati Rasya dengan kompres air es. Argi menunduk.

"Iya, nanti lagi Argi tanya-tanya. Itu kan refleks."

"Refleks sih refleks.." omelan Alegra dipotong oleh Rasya.

"Udahlah Ra, gak usah diperpanjang. Toh aku juga gak papa kan, cuma memar dikit."

"Koq Rasya malah belain Argi sih? Argi kan udah mukul Rasya."

"Iya, tapi kan dia gak tau.. kalo dia tau juga gak bakal dia pukul aku. Dia kayak gitu karena dia khawatir sama kamu, legra.. dia sayang sama kamu, makanya dia gitu ke kamu. Omelan kamu tuh kayak yang aku tuh patah tulang gimana.. gitu." Cecar Rasya gemas sambil mencubit pipi Alegra.

"Ih.. Rasya! Kebiasaan deh suka banget cubit-cubit pipi legra.." Alegra mengembungkan pipinya sambil mengelus "iya deh, iya. Argi, minta maaf!" Suruh Alegra. Argi mengangkat kepalanya tersenyum.

"Argi minta maaf legra.."

"Bukan ke legra, tapi ke Rasya!" Omel Alegra lagi, yang membuat senyum Argi luntur diganti rasa sesal lagi.

"Legra.." tegur Rasya, Alegra menggembungkan pipinya lagi, sebal.

"Gue minta maaf sya, gue gak tau sumpah! Gue bener-bener nyesel sya."

"Slow GI, gue ngerti koq. Gue juga tau Lo orang baik. Itu mah si legranya aja yang sensian, over" ujar Rasya menepuk bahu Argi. Argi tersenyum kembali.

"Thanks"

"It's okay"

"Koq jadi pada nyalahin legra sih.." ujar Alegra tak terima. Argi dan Rasya saling tukar pandang.

"Itu mah urusan laki-laki " ujar mereka bersamaan.

"Ih!! Sekarang mahh bukan cuma Argi doang Rasya juga, samaan!!" Gerutu Alegra. Mereka berdua tertawa.

"Eh.. eh.. udah ah, kasian legranya dijailin Mulu. Udah sekarang makan yah.. kakak udah masak banyak. Oh iya, Rasya kamu tidur di kotsan Argi yah," ujar putri yang baru tiba dari dapur. Rasya mengangguk.

"Yah, gak papa kak, makasih loh udah mau Nerima Rasya disini.." ujar Rasya lalu beranjak " Kak Putri juga ngerti Rasya banget deh.. tau aja Rasya lagi laper banget, abis perjalanan jauh. Rasya juga kangen banget deh sama masakan kak Putri, kak Putri makin cantik deh." Goda Rasya melangkah menuju meja makan. Putri menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dasar, Rasya.. Rasya.. kamu mah gak pernah berubah."

~

AlegrArgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang