#10

0 0 0
                                    

Alegra duduk memakan gudegnya. Rasya yang awalnya meragukan makanan itu pun tampak menikmatinya. Argi benar, Alegra memang menemaninya jalan-jalan keliling kota. Dan setelah lelah berkeliling kota, disinilah mereka. Duduk dipinggir jalan menikmati gudeg.

"Leg, thanks banget yah.. udah mau temenin Rasya jalan-jalan hari ini. Kamu emang adekku paling tersayang.. deh.." ujar Rasya mencubit pipi Alegra gemas.

"Ih.. sya!! Udah jangan cubit-cubit juga.. sakit tau!!" Gerutu Alegra mengusap kedua pipinya yang memerah. "Iya sama-sama.. toh Legra gak ngeluarin uang sepeser pun." Rasya mengembungkan pipinya.

"Perhitungan banget sih leg.." gerutu Rasya kesal.

"Canda sya.. Legra juga seneng kali, kapan lagi kita jalan-jalan bareng coba." Ujar Alegra santai. Rasya tersenyum mengacak kerudung Alegra.

"Ih.. adek tersayangku.. pokoknya kalo ada yang nyakitin legra ngomong ke Rasya yah.. ntar abis dia sama Rasya.."

"Dih jangan tiba-tiba sok perhatian deh sya, Legra mah gak mempan digituin." Alegra mendorong kacamata Rasya.

"Ih.. Legra! Udah Rasya bilang, jangan mainin kacamata Rasya!" Gerutu Rasya membenarkan letak kacamatanya, dan mereka berdua terbahak.

~

"Legra udah dapet dosen pembimbing?" Tanya Argi menyuapkan basonya. Alegra yang awalnya menikmati makanan berubah cemberut.

"Kenapa?" Tanya Argi heran.

"Profesor Affan." Dengus Alegra menyebut satu nama yang membuat segalanya jelas untuk Argi -bahkan Argi bisa pastikan seluruh kampus faham jika mendengar namanya.

"Dia kan salah satu profesor paling baik." Hibur Argi meski sambil menahan tawa.

"Ih... Argi ngehibur Legra apa ngeledek legra sih? Lagian Argi kan tau dia dosen paling jarang ada di kampus, jadi Legra harus kejar jadwalnya. Kan Legra juga butuh waktu buat nyiapin segalanya, Argi ngertikan?" Geram Alegra.

Argi beranjak tersenyum. "Argi faham. Faham banget malah. Take enjoy aja, Argi pasti bantu koq. Udah yuk! Kan sekarang ada janji sama kak putri ketemu di Transmart. Yuk!" Ajak Argi. Alegra menggangguk, mengikuti Argi keluar kantin, menuju parkiran.

"Gimana kabar Amira?" Tanya Argi menghidupkan mesin mobilnya.

"Yah gitu, masih belum ada kapan dia ngampus lagi." Jawab Alegra nelangsa.

"Emang papanya masih di rumah sakit?" Tanya Argi melajukan mobilnya.

"Gak tau, gak ada kabar Argi.." ujar Alegra malas. Argi tersenyum faham dan tak meneruskan pertanyaan nya.

Argi mengerem mobilnya mendadak, ketika Alegra meneriakan namanya dan keduanya menampilkan reaksi seperti hukumnya, terdorong kedepan. Untunglah sabuk pengaman mencegah mereka terdorong terlalu jauh.

"Kenapa leg?" Tanya Argi ketika dirinya mulai tenang, dan melihat Alegra cepat-cepat membuka sabuk pengamannya.

"Bunda.. bunda.." ujarnya panik. Argi menahan tangan Alegra.

"Kenapa sama kak putri? Tenang leg, ada apa?" Alegra tak menjawab hanya menunjuk ke depan. Mereka memang sudah di pelataran parkir Transmart dan 15 meter dihadapan mereka terlihat putri yang menolak keras dan seorang laki-laki yang menahan tangan putri paksa.

Mengerti bahwa keadaan sudah urgent, Argi cepat-cepat membuka sabuk pengaman. Mereka berdua turun dan berlari menghampiri putri.

"Lepasin Ran!"Bentak Putri

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlegrArgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang