Oneshot

694 9 6
                                    

"Jadi, biar kuulangi lagi... Kak Ayu dipecat dari pekerjaan, terus cari pelampiasan dengan nge-gacha terus-terusan di banner karakter gim terbaru tapi nggak pernah dapat. Begitu sadar, tabungan Kak Ayu habis dan mau minta pinjam uang sama Mas Bimo buat sekadar bertahan hidup sebulan ini. Tapi gara-gara itu, Mas Bimo malah mutusin Kak Ayu karena dianggap nggak bisa jaga keuangan? Eeehhh..., kok kasihan banget. Bukannya kalian udah tinggal selangkah lagi lamaran? Udah lima tahun pacaran juga."

"MAKANYA ITU, DINDAAAAAAAAA...!"

Rengekan Ayunda membahana sampai buat vas dan pigura foto bergetar di apartemennya bergoncang. Tak lama, pintu apartemen pun digedor oleh tetangga karena buat bayi mereka terbangun dan menangis. Dengan mewek, Ayunda meminta maaf pada mereka. 

"Mana alasanku dipecat juga konyol banget, lagi." Ayunda lantas mengenang kejadian saat rapat terkutuk tersebut. Hanya karena lupa mengganti wallpaper laptop yang ia gunakan untuk presentasi--N*ngguan x B*idou--, klien jadi tidak kerasan dan menilai jelek seluruh pemaparannya. Alhasil, kesepakatan pun kandas dan dia dijadikan kambing hitam. Padahal, bila sampai berhasil, nama kantor tempatnya bekerja akan otomatis melambung sebab klien tersebut merupakan korporasi yang memiliki pengaruh signifikan di negara.      

"Kocak banget, sih?!"

"Nggak usah diomongin aku juga tahu, adikku yang cantik."   

"Terus gimana sekarang?"

"PULANGKAN SAJA, AKU PADA IBUKU ATAU AYAHKU~~~!" Saking terpojoknya Ayunda, sampai-sampai dia menyanyikan lagu jadul dengan nada yang teramat sumbang. Satu-satunya yang tak sumbang hanyalah rasa putus perempuan itu. 

"Pengen nikah aja udah. Nggak mau kerja lagi. Eh, tapi kalau sama Bimo aja diputusin apalagi sama yang lain. Huwweeeeee...!" Kelakuannya benar-benar tidak mencerminkan (mantan) seorang wanita karier di usia 26 tahun. Bahkan, dia lebih kekanakan dibanding sang adik yang lebih muda enam tahun.

"Hmm..., aku punya solusi, Kak," celetuk Adinda yang tentunya disambut dengan riang gembira oleh sang kakak. Hanya saja, antusiasme sang kakak segera berubah menjadi kebingungan begitu adiknya mengatakan sebuah skenario "yang di luar nalar". 

"Mumpung Jumat besok long weekend, nih. Buat tiga hari, dua malam, aku ajak Kak Ayu liburan. Syaratnya, jadilah pacarku. Kalau Kak Ayu mau, aku bakal bayar, emm..., sepuluh juta gimana? Menarik, 'kan? Cukup, tuh, buat kehidupan sehari-hari sama bayar sewa apartemen. Lagian, Kak Ayu nggak punya pacar, jadi anggap aja sambil menyelam minum air."

"Ma-Ma-Maksudnya?! Bentar, bentar, bentar...! Maksudnya apa, hah?! Aku jadi pacarmu?! Bentar, dulu, Adinda adikku tersayang. Pertama-tama, kita sama-sama cewek. Kedua, kamu itu adikku sendiri. Adik kandung lagi! Nggak ada ceritanya bisa pacaran! Apalagi, sampai dibayar lagi. Dikira aku wanita murahan yang bisa kamu sewa seenaknya, hah?!"

"Nyinyinyiniyi..., mengocehlah sesukamu, Kak," ejek Adinda sinis dan buat si kakak makin kesal. "Denger-denger, nih, Bung Karno sama Bung Hatta itu jago berunding." 

Kekesalan tersebut bersifat sementara. Dia langsung saja padam begitu melihat apa yang dirogoh dari tas kecil Adinda. Sepuluh lembar uang berwarna merah tampil ke atas panggung. Kemudian mereka menari ke kanan dan kiri, kiri ke kanan. Tarian yang menawan menyihir mata Ayunda sehingga mengikuti setiap pergerakan mereka. 

"Sekarang gimana? Ini baru pancingan. DP-nya bisa kuatur 30-50%. Eh, tapi, kalau Kak Ayu mau, bisa saja langsung kukasih semua di muka. Terus di Hari-H, bisa aku tambah dua-tiga juta lagi asal Kak Ayu mau menuruti kemauanku. Gimana?"

Tak mengenal lagi kata malu, Ayunda langsung bersujud di bawah kaki adiknya. "Sendhika dhawuh, bendhara putri." Atas pakta kepatuhan Ayunda pada Adinda, perempuan itu kemudian diganjar dengan uang sepuluh juta di muka--secara harfiah. "Matur sembah nuwun!" seru perempuan itu tepat di saat Adinda menamparnya dengan sebundel uang 100.000-an. Menjijikkan, pikir sang adik melihat wajah penuh ekstasi kakaknya.

Vacation with My Sister--as Her Rental Girlfriend (?!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang