HP yang tergeletak di meja nakas sejak semalam mulai menunjukkan kehidupannya dan sebagai tanda dimulainya hari sang pemilik hp dengan wallpaper fotonya di hamparan bunga.
Sayangnya, sang pemilik belum memiliki keinginan untuk menunjukkan kehidupannya, justru sepasang mata hijau muncul menunjukkan kehidupannya di kamar yang masih gelap gulita itu.
"Akh!" gerutu Haru ketika keempat kaki kucing peliharaannya menginjak wajahnya tanpa dosa. "Kuro..." ucapnya memanggil sang kucing berkulit hitam, sesuai dengan namanya.
"..." Kuro bukannya menjawab, dia justru menyamankan posisinya di wajah Haru yang membuat perempuan berumur 20 tahun itu tertawa kecil.
"Baiklah, bangun pemalas" ucap Haru memaksakan tubuhnya untuk duduk dengan dua tangannya menggendong Kuro agar tidak terjatuh ketika dia duduk.
"Buka matamu, aku tidak bisa melihat apapun selain matamu sekarang" perintah Haru menoel lembut perut gendut Kuro kemudian meraih hp nya untuk mengecek jam dan notif lainnya. Ketika dia sudah memastikan semuanya baik-baik saja, dia lantas mematikan benda persegi itu dan mengisi dayanya selagi dia menyibak gorden jendela kamar lalu mulai bersiap pergi.
....
"Ohayo, Haru-ya~" Haru memberikan senyum tipis sebagai respon atas sapaan kelewat semangat khas Wooyoung lalu melenggang menuju mesin absen.
"Seo, ntar gue sampe jam satu ya di sini. Jam dua ada kuis di kampus" kata Haru dan Eunseo yang bertugas sebagai admin mencatat itu di jadwal Haru.
"Etapi ntar lo gantiin Sihyeon, ya? Bisa 'kan?"
"Ke mana Sihyeon?"
"Mingyu-nya sakit, jadi dia izin"
"Oh...ok" Haru bekerja magang sebagai asisten dokter di Soondoongdor. Kadang dia bantu Juyeon, kadang juga Sihyeon. Tapi kadang dia dilepas sendiri, itu pun kalo udah dapat persetujuan dari Juyeon maupun Sihyeon. Meski Haru baru semester 4, tapi pengetahuan dan pengalamannya sudah cukup untuknya menangani sendiri penyakit ringan yang dialami hewan peliharaan.
"Berarti ntar sore sampe malem cuma Juyeon aja dokternya?" tanya Luda.
"Tutup aja sore" kata Juyeon yang baru datang membawa kantung plastik berisi bubur dan memberikannya pada Eunseo.
"Eunseo aja nih?" tagih Luda.
"Pacar lo gak beliin?" tanya Juyeon dengan wajah polosnya. Luda mendengus. Yakali Wonwoo yang pastinya masih tidur di sana bisa beliin Luda sarapan. "Ada dua buat kalian kok" kata Juyeon.
"Lah? Gue?" tanya Haru sambil menunjuk dirinya sendiri. Meskipun dia yang paling muda di antara mereka, tapi dia sudah dengan santai menggunakan bahasa informal. Itu karena Wooyoung dan peraturan 'Amerika' nya.
"Lo...belum sarapan?" tanya Juyeon kali ini beneran polos.
Haru mengulum senyum. "Gak, gak pernah sarapan sih lebih tepatnya" kemudian dia pamit pergi ke ruangan Sihyeon untuk melihat data pasien nanti.
Juyeon menatap Eunseo dan Luda bingung, namun keduanya hanya berkata. "Ya emang gitu orangnya, ambigu"
....
Rhino datang membawakan makan siang untuk semua penghuni Soondoongdor. Karena statusnya sebagai pemilik, dia dan Changbin yang juga hanya seorang investor, hanya datang ketika jam makan siang, memberikan asupan nutrisi untuk pekerja mereka.
"Padahal udah gue bilang gak usah, orang kita bakal tutup" kata Juyeon pada adiknya itu. Jam makan siang mereka dimulai dari jam 12 dan berakhir jam 2, karena Sihyeon izin dan Juyeon juga ada urusan di sanggar tarinya, maka pet care akan tutup saat jam makan siang.
"Ini, tetep janji. Harus ditepatin" kata Rhino meletakkan kantung plastik bawaannya yang langsung diserbu semua orang, kecuali dia dan Haru yang sibuk di ruangan Sihyeon.
Rhino melihat yang lain sudah sibuk dengan makanan mereka, jadi dia memutuskan pergi sendiri memanggil Haru yang masih menghafal di ruangan Sihyeon sambil mendengarkan lagu.
"I'm here for you, are you here for me too-oh, astaga" kaget Haru yang tadi sempat ikut bernyanyi kemudian terkejut atas kehadiran Rhino di hadapannya. Buru-buru dia mematikan lagu yang didengarnya dan bertanya pada Rhino, "Ya kak?"
Cuma pada Rhino Haru memanggil dengan embel-embel 'kak'. Ini masih mending. Dulu mah dia malah manggil Rhino pake embel-embel 'Pak', padahal sama Juyeon yang lebih tua dari Rhino aja Haru manggil pake nama aja.
Haru dan Seonghwa sama-sama masih segan sama Rhino. Mau deket gimana? Rhino dateng pas jam makan siang dan weekend saja, ditambah dia cuma diam, tidak ikut nimbrung bercerita jika mereka kumpul bersama.
"Gak makan siang?"
"Oh, Saya mau ngapalin pelajaran dulu, nanti ada kuis" jelas Haru. Namun sepertinya Rhino tidak suka mendengar penjelasannya sehingga Haru menutup bukunya dan berkata, "Saya pergi makan sekarang, kak"
"Kuis jam berapa nanti?" tanya Rhino yang di belakang Haru.
"Jam dua, pak"
Rhino diam sejenak. "Bareng saya aja" kata laki-laki itu tegas dan sepertinya tidak menerima penolakan.
.
.
.
To be continue...
.
.
.
Side note : Aku lebih suka manggil Leeknow dengan nama Lino atau Rhino daripada nama asli dia
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Leeknow | 春 (Spring)
Fanfiction"Apanya yang 'musim semi'? Itu hanyalah musim bunga. Kuharap kalian semua jatuh seperti kelopak bunga itu." Cerita tentang Lino yang galau karena jatuh cinta pada bawahannya bernama Haru