十六

32 5 0
                                    

Rhino menghela nafas. Rapat dari jam 7 pagi akhirnya selesai juga setelah menghabiskan waktu lima jam lamanya. Ini juga terpaksa dihentikan karena sudah waktu makan siang.

Pria itu melonggarkan dasinya, menatap langit-langit ruang rapat dengan tatapan kosong, mengabaikan perutnya yang berbunyi memberi tanda minta diisi.

Kehadirannya di ruang rapat membuat bawahannya takut untuk memasuki ruangan tersebut sekedar membereskan barang-barang. Mereka saja awalnya enggan keluar ruangan sebelum Rhino keluar. Untungnya Rhino berhasil (mengancam) menyuruh mereka keluar setelah setengah jam mereka saling tunggu di sana.

"Apa dia ada masalah dengan pacarnya?"

"Bukankah kemarin baik-baik saja?"

"Bisa jadi mereka bertengkar malamnya atau tadi pagi. Tidak lihat wajah bos tadi pagi? Tampak lelah"

Bisikan demi bisikan tentang hubungannya dan Haru terdengar, namun Rhino mengabaikannya. Dia terlalu lelah. Kenapa mereka beranggapan begitu padahal Rhino memang biasanya memasang wajah menyeramkannya dan dia juga memang kelelahan karena pekerjaannya. Jangan lupakan semalam adalan waktu dia istirahat, tapi sahabat dan kakaknya justru datang dan mengajaknya berbincang.

Sungguh.

Bisikan itu mereda, mungkin ada yang menegur. Rhino tidak peduli karena dia masih berusaha mengistirahatkan tubuh dan pikirannya saat ini.

Suara pintu terbuka. Mungkin saja petugas kebersihan atau sekretarisnya yang datang untuk menegurnya.

Namun tiba-tiba Rhino tersentak ketika dua tangan kecil nan lembut memijit pelan kepalanya. "Haru" panggilnya.

"Juyeon bilang kakak gak sarapan tadi" bisik Haru menutup kedua mata Rhino dengan tangannya. "Nanti, aku pijit dulu"

Dua kejutan, atau tiga. Entahlah. Semua yang Haru lakukan selalu menjadi kejutan untuknya.

"...aku?"

"Kenapa kakak?"

"Kamu pakai aku, bukan saya"

Haru tertawa kecil. Menjauhkan tangannya dari kepala Rhino dan menatap langsung sepasang mata yang menatapnya lembut kini.

"Karena kakak adalah rumah saya" bisik Haru tersenyum lembut.

Setelah membaca pesan Rhino, Haru terjaga semalaman. Banyak yang dia pikirkan, namun tidak ada yang terasa menyakitkan baginya. Justru perasaan dan pikirannya sangat tenang setelah membaca pesan itu.

Kemudian, ketika di pet care tadi, semua orang bercerita bagaimana paniknya Rhino saat tau Haru pergi ke Jepang tanpa mendengar penjelasan apapun lagi. Ditambah, Sihyeon, Juyeon, dan Changbin yang menceritakan bagaimana Rhino yang selalu bingung dan panik karena perbuatan Haru.

Haru sudah cukup melihatnya. Bahwa perasaan Rhino sangat tulus untuknya. Dan dia juga merasakan bahwa dia dapat mempercayai Rhino sepenuhnya karena Rhino tidak mengecewakannya setelah tau apa yang Haru alami selama ini.

Perempuan itu tersentak ketika Rhino tiba-tiba memeluknya erat, membenamkan kepalanya di perut Haru karena saat ini Rhino masih duduk di kursi dan Haru berdiri di hadapannya.

"お か え り (selamat datang kembali), Haru" bisik Rhino lembut.

"...た だ い ま (aku pulang), Rhino" balas Haru membalas pelukan Rhino tidak kalah eratnya.

Rhino adalah rumahnya yang selama ini dia cari dari perjalanan panjangnya. Dan Haru adalah orang yang selama ini Rhino nantikan kepulangannya di rumahnya.

Mereka saling melengkapi dengan indah. Mereka saling membutuhkan dengan penuh keharmonisan.

Dan mereka mengabaikan para karyawan yang memandang mereka dengan perasaan tersentuh dan iri.

.

.

.

END

[✓] Leeknow | 春 (Spring)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang