27 5 0
                                    

Keesokannya, Haru dan Rhino sudah bersiap pulang. Haru tidak banyak bicara, namun dia masih merespon jika Rhino mengajaknya bicara. Tapi ya hanya seputar kuliah.

"...saya akan ngundurin diri"

Haru harus merelakan kepalanya terbentur dashboard mobil karena Rhino yang tiba-tiba menginjak pedal rem.

"Ah, maaf maaf"

Haru meringis sakit, namun dia enggan ketika Rhino berusaha melihat dahinya.

"Biar saya lihat"

"Tidak perlu, hanya memar sedikit"

"Tetap saja, biarkan saya melihat"

"Saya bilang tidak perlu"

"Apa saya bawa kamu saja ke rumah sakit?"

"Tidak perlu sejauh itu. Ini hanya memar, tinggal dikompres saja" tolak Haru kemudian melihat sekitar yang masih jalanan desa. "Nanti ketika di supermarket, saya akan beli kompres dulu"

Rhino tidak merespon. Dia baru saja menyadari perubahan perilaku dan penggunaan bahasa Haru terhadapnya. Apakah dia sudah tidak ada harapan?

"Pak?"

Ah, ini membuat Rhino marah.

"Saya suka kamu"

"..."

"Apakah itu alasan kamu mengundurkan diri?"

"Kuliah..."

"Kamu bisa cuti"

"Mana ada anak magang cuti"

"Ada. Asalkan Saya bosnya dan kamu bawahannya" Haru menatap Rhino yang tampak bersungguh-sungguh dengan ucapannya itu, membuat dia tidak bisa berkata-kata.

"Kamu hanya cuti, dan kita ke puskesmas nanti" putus Rhino mengusap dahi Haru di saat perempuan itu belum siap.

....

Backsong : 10cm - What The Spring

Chan menyenggol lengan Changbin di sampingnya, mempertanyakan kehadiran Rhino di studio mereka. Rhino memang lumayan dekat dengan anggota 3Racha, terutama Changbin dan Han karena mereka satu kampus dulu, jadi tidak heran jika Rhino kadang terlihat di sana.

Anehnya, pria itu baru saja pulang dari Jepang. Bukannya membantu sang kakak mengurus kembali perusahaan, dia malah memasang wajah seolah ingin memakan orang hidup-hidup saat ini.

"Patah hati dia" jawab Changbij sambil geleng-geleng liat Rhino yang kacau.

Ini pertama kalinya lho Rhino sampe segininya. Bukan karena ini pertama kali dia ditolak, dia pernah ditolak kok, tapi damage nya gak separah ini.

"Guys, kalian tadi liat keluar gak? Bunga sakura lagi mekar banget. Oh, hai kak" Han yang baru datang dari jalan-jalan ke sungai Han untuk menjernahkan pikirannya memberikan berita bagus lalu menyapa Rhino saat dia melihat pria itu di depan laptop berharga Chan.

"Mending amanin tuh laptop" saran Changbin mendorong Han karena di antara mereka bertiga, hanya Han yang tidak terlalu akan diperlakukan kejam oleh Rhino. Sebenarnya Chan juga, tapi pria yang paling tua di ruangan itu tetap saja takut jika Rhino sedang tidak dalam mood baik.

"Gue sama Han ke ruangan sebelah aja apa" pamit Chan.

"Ntar gue nyusul" balas Changbin.

Ketika hanya mereka berdua, Rhino memutar posisinya agar menghadap sahabatnya.

"Apa yang bagus dari musim semi? Itu hanya musim yang penuh dengan bunga" kata Rhino, merengek seperti anak kecil.

"Musim semi dalam bahasa Jepang itu Haru"

Rhino memberikan tendangan ke arah sahabatnya karena Changbin dengan sengaja melukai harga dirinya.

"Dan gue denger, Haru suka musim semi" Rhino tidak bisa mengelak. Meskipun akhirnya suasana mereka tidak membaik, namun dia bisa melihat senyum kecil tersembunyi di wajah Haru kala mereka melewati jalanan di mana bunga-bunga sakura yang terlepas bertebangan terbawa angin.

"Jiah, bucin" ejek Changbin yang Rhino abaikan.

"Kayaknya lo harus tanya Sihyeon, deh. Dia yang paling deket, atau enggak... enggak, kayaknya itu saran buruk"

"Apa?" desak Rhino.

"...Lo temuin temen dia yang wisuda kemarin"

"..."

"Maksud gue, dia lebih dulu kenal Haru 'kan? Mungkin dia lebih banyak tau dari Sihyeon"

"Bin...tumben lo pinter"

.

.

.

To be continue...

[✓] Leeknow | 春 (Spring)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang