43 7 0
                                    

Weekend adalah waktu teramai di Soondoongdor Pet Care, karena semua pekerja hadir, termasuk Rhino sang pemilik yang gak pernah lupa bawa tiga anaknya dan jadi maskot di pet care itu dan juga Changbin dan dua temannya yang dia ajak buat refreshing sebelum lanjut kerja.

Haru duduk di samping Sihyeon yang lagi di ruangan Juyeon dan lagi jelasin beberapa kasus pasien yang dia tangani minggu ini dan beberapa kasus penyakit baru yang dia baca di internet. Nanti Sihyeon juga akan menjelaskan apa saja yang dia lakukan minggu ini. Semacam sharing lah, saling menambah ilmu juga dan bisa membuat Juyeon atau Sihyeon saling ambil alih pasien jika salah satu di antara mereka tidak hadir. Bagus juga untuk Haru yang masih magang ini.

Rhino masuk tanpa mengatakan apapun dan langsung bertanya, "Mau pesen kopi gak?"

"Gue vanilla latte ya" - Sihyeon

"Gue Americano" - Juyeon

"Haru, ikut saya" kata Rhino sebelum Haru mengucapkan pesanannya.

"Kamu pesen sendiri kamu mau apa" kata Rhino begitu mereka sampai di pusat perbelanjaan. "Saya tau kamu gak terlalu suka minum kopi, minuman kamu masih minuman anak muda kayak gitu" kata Rhino menunjuk kedai Chatime di seberang kedai Starbuck.

Haru yang diperlakukan seperti itu lantas langsung meleleh, baper.

"Makasih, kak" katanya dan berlari riang menuju kedai Chatime sedangkan Rhino membeli pesanan semua orang di Starbuck.

Dan memang Haru tidak diperbolehkan untuk terlalu senang. Karena kejadian selanjutnya akan membuat dia jatuh terpuruk dan akan lama untuk mengobatinya.

"Haru?" suara seseorang yang memanggil namanya itu membuat Haru yang awalnya sangat senang karena akhirnya dapat meminum minuman favoritnya menjadi tidak berselera.

"Hai, kak"

"Kamu di sini ternyata? Kenapa gak bilang, sih?" tanya perempuan itu kemudian bersikap seolah dia terkejut. "Oh, iya. Kamu 'kan udah blok nomor saya"

Sengaja. Dengan suara dibesarkan agar semua orang tau.

Haru memaksakan senyumnya. "Ya, kak"

"Gak boleh dong kamu gitu. Kita 'kan setidaknya pernah sekeluarga"

Perempuan itu sepertinya masih belum puas menarik perhatian semua orang. Tidakkah dia merasa malu meskipun kini dia mempermalukan orang lain?

"Oh ya, gimana kabar ayahmu itu? Masih suka main perempuan?"

Haru memejamkan matanya, membiarkan perempuan itu terus berkoar-koar tentang aib keluarga Haru seolah dia yang paling benar saja. Dia kembali membuka matanya saat sebuah tangan menariknya.

Rupanya Rhino sudah selesai membelikan kopi untuk yang lain.

"Apa anda tidak punya rasa malu?" kata pria itu dengan nada dingin menusuk. Tangannya masih menggenggam tangan Haru yang berdiri di belakangnya.

"Oh, udah punya pacar juga toh? Asal kamu tau aja, dia-"

"Saya ulang, anda tidak punya rasa malu?"

Perempuan itu terdiam. Rhino mengambil pesanan Haru dan membawanya pergi. Haru diam saja selama perjalanan, bahkan dia tidak mengatakan apapun ketika hanya dia dan Rhino di dalam mobil.

"Haru-"

"Saya gak apa-apa, kak. Makasih buat tadi"

Bohong. Dan diamnya Rhino dengan ekspresi itu menunjukkan bahwa Haru buruk dalam berbohong.

....

"Mana Haru?" tanya Changbin karena Rhino kembali sendiri.

"Sakit" jawab Rhino singkat dan memberikan kopi pesanan semua orang ke Changbin. "Gue cabut"

"Mau ke mana lo?"

"...gue titip anak gue, Joel"

"Ditanya apa jawab apa" dengus Changbin namun Rhino hanya mengabaikan dan bergegas pergi kembali ke mobilnya.

Di mobil, Haru duduk dengan pandangan kosong. Kedua telinganya dia sumbat dengan earphone berwarna mint. Rhino melihat sejenak perempuan itu dan melajukan mobilnya meninggalkan pet care sebelum Changbin dan yang lain melihat.

Pikiran Haru kosong. Bahkan jika lagu yang didengarnya berisikan teriakan-teriakan yang sangat merusak pendengarannya, namun dia sama sekali tidak dapat mendengarnya. Beginilah dia jika sesuatu menyangkut keluarganya muncul. Pikirannya akan penuh dan memaksanya untuk meledak. Sayangnya, dia tidak bisa melakukan itu saat ini.

Suara teriakan yang didengarnya sejak tadi tiba-tiba hilang dan dia mendapatkan kembali pendengarannya karena Rhino melepas earphone nya. "Gak akan ada yang denger, kamu bisa nangis di sini"

"..." Haru menatap ke depan, hamparan pasir pantai dan ombak laut menyambutnya. Sebenarnya sudah berapa jauh mereka pergi?

"Saya tunggu di luar, di sana" kata Rhino menunjuk parasol berwarna biru. "Gak usah ditahan lagi" bisiknya lembut sebelum pergi.

Haru menatap layar hp nya yang masih memutar lagu band favoritnya, ONE OK ROCK berjudul Cry Out.

Perlahan, airmata tumpah membasahi layar hp nya, bajunya, hingga teriakan yang sejak tadi dia tahan akhirnya keluar.

Rhino menatap Haru yang menangis kencang di dalam mobil tanpa ekspresi, entah apa yang ada di pikirannya.

.

.

.

To be continue...

AAHHHH HAJEEEEEE

AAHHHH HAJEEEEEE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] Leeknow | 春 (Spring)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang