Rhino melepas kacamatanya, memijit pelan dahinya karena kepalanya sedikit pusing. Akhir-akhir ini dia disibukkan dengan projek baru perusahaan yang kini seratus persen dia urus. Masalah pet care dia sudah lepas tangan, bahkan sudah seminggu dia tidak berkunjung.
Untuk apa berkunjung jika alasan dia ke sana tidak datang juga?
Pria itu membuka pintu ruangannya, tersenyum tipis melihat Haru berbaring di sofa sambil memeluk tasnya. Pemandangan Rhino yang tersenyum itu langsung menjadi bahan pembicaraan di ruang gosip karyawan, membuat mereka yakin bahwa Haru adalah pasangan sah atasan mereka.
Dengan pelan Rhino menutup kembali pintu ruangannya, sedikit melirik reaksi Haru yang sepertinya tidak terganggu. Dia melihat arlojinya. 4 jam waktu dia habiskan di ruang rapat, wajar saja jika Haru yang pada awalnya baru selesai dengan urusan skripsinya bisa tertidur saat ini.
Rhino bergerak pelan mendekati Haru, duduk di sofa lainnya dan menumpukan kepalanya pada salah satu tangannya. Diperhatikannya wajah damai Haru, yang perlahan membawanya ke alam mimpi juga.
....
"Apa rencanamu besok?" tanya Rhino menyerahkan segelas teh pada Haru. Lama mereka tertidur, dan tanpa sadar sudah jam delapan malam dan saatnya mereka pulang.
Haru mengerutkan dahinya, berpikir apakah dia memiliki jadwal penting, lantas menggeleng. "Saya raya besok saya akan istirahat. Ah! Saya akan ke pet care"
Perempuan itu tampak bingung ketika Rhino menatapnya tidak suka. Ketika Rhino berkata dengan suara pelan, barulah dia tertawa kecil. "Aku besok di kantor, sendirian"
"Sayangnya saya sudah lama tidak ke sana" kata Haru dengan nada manis yang membuat Rhino tidak tahan untuk mencubitnya.
"Baiklah, besok juga aku sibuk di kantor" kata Rhino kemudian.
Mereka melanjutkan makan malam mereka dengan perasaan bahagia yang mereka dapat dari hal sederhana.
"Kedua orangtua saya menikah muda" Rhino menoleh.
Setelah makan malam, Haru mengajaknya ke sungai Han untuk menikmati jalan-jalan malam.
"Ah, mungkin bisa dikatakan mereka terpaksa menikah karena saya" tambah Haru dengan pandangan menerawang. Rhino diam, menunggu dengan tenang apa yang akan Haru katakan selanjutnya.
Haru melihat bangku kosong dan mengambil duduk di sana. Rhino mengikuti, namun dia duduk di bawah, di hadapan Haru dan menggenggam kedua tangan perempuan itu. Haru tersenyum, membalas genggaman tangan Rhino.
"Ibu saya orang Indonesia, ayah saya orang Jepang" Haru mulai melanjutkan ceritanya.
"Mungkin karena mereka masih muda, mereka akhirnya bercerai di saat saya berumur 5 tahun dan saya ikut ayah saya ke Jepang. Tidak lama, ayah saya menikah lagi dan orang yang kita temui kemarin itu adalah salah satu keluarga ibu tiri saya yang memang orang Korea"
Angin malam menerpa mereka, menerbangkan beberapa helai rambut Haru yang tidak dikuncir. Rhino diam, menunggu Haru melanjutkan ceritanya dan mengagumi pemandangan di hadapannya.
"Seperti yang kakak lihat dan bisa tebak, bahwa hubungan ayah saya dan ibu tiri saya itu tidak berjalan baik. Itu karena ayah saya, yang tidak pernah bisa setia dan menepati janjinya. Sampai saat ini pun dia masih seperti itu, dan saya selalu menahannya ketika semua orang menghinanya. Karena selain padanya, pada siapa lagi saya bergantung? Ah, ibu kandung saya menikah lagi, dan kini hidup bahagia. Karena itu saya tidak ingin mengganggunya, awalnya"
Rhino ingin bertanya, namun diurungkannya melihat Haru sudah mulai menahan tangisnya.
"Mungkin karena ayah saya, jadi saya menahan diri untuk tidak terlalu dekat dengan lawan jenis dengan tujuan hubungan serius. Dan juga, karena sebelumnya saya juga sudah dikecewakan oleh seseorang.
Dia adalah kakak kelas saya, dia tidak sengaja melihat saya menangis dan menghibur saya. Mungkin karena saya sebenarnya membutuhkan perhatian seperti itu, maka saya sangat mudah percaya padanya dan menceritakan semuanya padanya.
Yang nyatanya dia khianati dengan mudahnya.
Berita tentang keluarga saya menyebar di kampus keesokan harinya. Saya sangat tau bukan sahabat saya yang melakukannya, karena itu saya memutuskan pergi dari sana.
Salah satu alasannya juga karena saya mengetahui kebenaran bahwa ibu kandung saya memberikan saya pada ayah bukan karena dia tidak sanggup membiayai saya, tapi karena dia tidak ingin berhubungan apa-apa lagi dengan ayah saya, termasuk saya.
Karena itu, saya memutuskan pergi meninggalkan keluarga, sahabat, dan ayah saya yang dulu saya pegang erat namun kini saya lepaskan. Karena dia tidak pernah berubah.
Dan dia juga tidak pernah peduli pada saya pada nyatanya"
Rhino ingin marah. Tapi pada siapa?
Pada Haru yang menceritakan masa lalunya dengan enteng seperti itu?
Pada orang-orang dewasa yang terus menyakiti perasaan Haru dengan kata-kata mereka?
Atau pada dirinya yang merasa tidak berhak memiliki Haru yang menginginkan kebebasan dibandingkan apapun?
.
.
.
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Leeknow | 春 (Spring)
Fanfiction"Apanya yang 'musim semi'? Itu hanyalah musim bunga. Kuharap kalian semua jatuh seperti kelopak bunga itu." Cerita tentang Lino yang galau karena jatuh cinta pada bawahannya bernama Haru