十三

26 5 0
                                    

Haru reflek mengeratkan genggamannya pada tasnya ketika dia sudah berdiri di depan pintu masuk kantor Rhino. Dua penjaga di depan pintu menatapnya heran, namun tidak mengatakan apapun saat Haru mendekati mereka.

"Permisi, saya mau bertemu pak Rhino" katanya pada salah satu penjaga.

Mereka saling tatap lalu mengulurkan tangan. "Kartu pengenalmu"

Haru segera memberikan kartu pengenalnya sambil berkata. "Saya anak magang di Soondoongdor pet care, pak-"

"Biar saya antar ke ruangan pak Rhino"

Belum sempat Haru menjelaskan siapa dirinya, salah satu penjaga yang memegang kartu pengenalnya memberikan kembali kartu tersebut dan dengan ramah menawarkan diri mengantar Haru.

"...baiklah"

Semua orang berbisik-bisik ketika dia lewat, membuat Haru sedikit risih. Beberapa dapat dia dengar, mengatakan bahwa dia 'calon' Rhino. Haru semakin mengeratkan pegangannya pada tasnya.

"Nanti setelah keluar dari lift, belok kanan, ada meja resepsionis lagi di sana. Katakan saja nama nona" jelas penjaga itu setelah mengantar Haru sampai ke pintu lift.

"...terima kasih" kata Haru lalu menantikan siapa yang akan ikut naik. Tapi sampai pintu tertutup, tidak ada yang berani ikut naik bersamanya.

Jawaban atas kebingungannya terjawab ketika pintu lift terbuka, dan Rhino sudah berdiri di sana menyambutnya. "Hai" sapa pria itu canggung.

"Ya, hai..."

"Ayo, ke ruangan aku" kata Rhino meraih tangan Haru dengan lembut menariknya pergi, yang membuat semua orang semakin heboh membicarakan Haru dan Rhino.

"Karyawan kakak kenal saya?" tanya Haru ketika hanya dia dan Rhino di ruangan pria itu.

Rhino berpikir, lalu menunjukkan layar hp nya di mana dia memberikan pengumuman kedatangan Haru hari ini. Padahal Rhino tidak mengatakan dengan jelas status Haru, namun karyawannya dengan cepat dapat tau status Haru bagi Rhino.

"Jika saya tidak terima kakak, akan jadi apa wajah kakak nanti?" goda Haru namun sepertinya Rhino sudah kebal. Cepat sekali.

"Kamu toh kerjanya di pet care, bukan di sini"

Benar juga.

Saat Haru sibuk akan pikirannya, Rhino sibuk melihat daftar makanan dari hp nya. "Kamu udah makan siang?"

"Belum"

"Mau makan apa? Aku pesan"

"Gak makan keluar?"

Rhino mengecek jam dinding kemudian menggeleng lemah. "Sayangnya waktu aku hanya sedikit, ada rapat habis ini"

Haru mengangguk mengerti. "Harusnya saya bawakan bekal jika begitu"

Rhino tersenyum, lebih ke menyeringai sebenarnya. "Kata seseorang yang kemungkinan menolak aku" katanya.

Haru memiringkan kepalanya, dengan wajah polos bertanya. "Siapa?"

Rhino tertawa, nyaman dengan keadaan dia dan Haru saat ini. Lebih akrab dan sedikit terbuka. Tangannya tanpa sadar sudah mengusap pipi putih itu lembut.

....

"Sebenarnya, untuk apa saya ke kantor kakak?" tanya Haru di sela kegiatan makan siangnya bersama Rhino di ruangan pria itu.

"Mengenalkanmu, mengenalkanku" jelasnya ambigu namun Haru dapat mengerti maksudnya.

"Gimana skripsimu?" tanya Rhino mengubah topik. Haru mengacungkan dua jempolnya dengan penuh semangat.

"Sukses besar! Bulan depan setengah bebanku terangkat sudah!" Rhino tertawa melihat bagaimana riangnya Haru saat ini. Tangannya terulur, mengusap pipi itu sayang dan membuat Haru yang awalnya tertawa langsung terdiam dan menatapnya terkejut.

"Kamu gak formal ke saya barusan" jelas Rhino masih menempelkan tangannya di pipi Haru. "Saya suka" lanjutnya.

Haru untuk kesekian kalinya meremas tali tasnya untuk menetralkan kegugupannya saat ini. Semenjak dia memutuskan membuka diri pada Rhino, dia semakin gugup jika berada di dekat pria itu.

Dan dia tau jelas alasan itu.

Ketukan pintu membuat Rhino mengalihkan perhatiannya dan membuat Haru menghela nafas lega.

"Saatnya saya pergi. Kamu tunggu di sini saja. Atau jika bosan, kamu bisa ke lantai bawah tempat kantin berada"

"Bisa saya pulang saja?" rengek Haru.

"Sayangnya tidak" balas Rhino mengacak rambut Haru pelan lalu beranjak pergi meninggalkan ruangannya.

.

.

.

To be continue...

[✓] Leeknow | 春 (Spring)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang