35 4 0
                                    

Rhino langsung mengaktifkan hp nya setelah pesawat mendarat dengan selamat pukul tujuh malam. Dia yakin acara wisuda sudah selesai dan Haru entah berada di hotelnya atau melakukan perjalanan kecil.

Ketika dia mendapat notif Haru yang menelponnya, dia langsung mendial nomor tersebut. Tidak seperti tadi pagi, Haru langsung mengangkat telponnya.

"Ya, kak?"

"Di mana kamu?"

"...Jepang?"

Rhino menghela nafas kasar. Satu tangannya memegang hp, sedangkan tangannya satu lagi berusaha memanggil taksi.

"Di mana? Saya ke sana sekarang"

"HAH?!"

"Kirim alamat kamu ke saya, sekarang!" desak Rhino yang sudah berhasil mendapatkan taksi. Meskipun bingung, namun Haru masih melakukan apa yang Rhino perintah.

"Pak, ke alamat ini"

....

Haru yang masih berkeliling di Tokyo melihat layar hp nya dalam kebingungan. Terlintas sebuah pikiran di benaknya, namun segera dia tepis.

Teh dan kue pesanannya tiba ketika dia masih sibuk dengan pikirannya sehingga pelayan yang membawakan pesanannya harus memukul meja pelan.

"Ah, terima kasih" Haru tersentak menyadari dia menggunakan bahasa Korea. "Terima kasih" ralatnya menggunakan bahasa Jepang yang fasih. Pelayan tersebut tersenyum maklum dan meninggalkannya.

Haru melihat sepotong kue coklat dan teh di hadapannya. Sebenarnya, dia bukanlah pecinta makanan manis, terutama kue seperti ini. Tapi saat ini dia membutuhkan banyak gula untuk mengembalikan dirinya seperti semula.

Dia mengecek hp nya untuk memastikan, namun urung dia lakukan.

Tidak. Untuk apa dia berharap? Itu tidak mungkin.

Maka dia memutar hp nya dan mulai menikmati kue dan tehnya. Sesekali dia mengayunkan kakinya, mengikuti irama dari lagu yang sengaja diputar di kafe ini.

Bunyi pintu kafe yang dibuka dan berada di belakangnya tidak mengusiknya untuk menoleh mencari tahu. Bahkan jika orang yang baru datang itu melangkah lalu berhenti di sampingnya.

"Kamu tampak bahagia" kata orang tersebut membuat Haru membeku.

Rhino yang merupakan orang tadi duduk di hadapan Haru dan melihat bagaimana perempuan itu salah tingkah. Selama dia mengenal Haru, perempuan itu tidak pernah bertingkah kekanakan seperti tadi. Bahkan jika Wooyoung mengajaknya bermain, dia akan melakukannya dengan tenang dan tidak terlalu kekanakan.

Rupanya, masih banyak sisi Haru yang disembunyikan perempuan itu.

Haru menatap Rhino di hadapannya setelah mengatur detak jantungnya. "Kakak kenapa ada di Tokyo?"

'Saya khawatir sama kamu'

Bagaimana jika dia mengatakan itu? Ekspresi apa yang akan Haru berikan sebagai respon?

"Saya mau mengunjungi ibu saya" kata Rhino kemudian.

Haru mengangguk. Dia ingat Rhino dan Juyeon masih keturunan Jepang, yaitu dari ibu mereka. Dia tapi tidak tau jika ibunya ada di Jepang, bukan Korea.

"Terus, kenapa ke sini?" tanya Haru lagi seperti berharap.

"Saya dengar kamu di sini, sekalian saya bawa ke rumah saja. Kita pulang bersama"

Haru menyelipkan senyum tipis. Kecewa? Mungkin. Tapi untuk apa? Dia kembali menepis pikiran liarnya dan melanjutkan menikmati kuenya seperti anak kecil.

"Karena saya mengkhawatirkanmu" bisik Rhino. Namun Haru tidak sempat mendengarnya karena hp perempuan itu berbunyi dan pusatnya langsung berfokus pada benda persegi itu. Rupanya pesan dari Sihyeon yang bertanya apakah sekarang Rhino bersamanya.

"Sihyeon unni minta cek chat dia" kata Haru. Dia menautkan alisnya bingung melihat Rhino memandangnya kesal. "Kakak tadi bilang sesuatu?"

"...gak. Saya cuma bilang saya khawatir sama kamu" kata Rhino tanpa beban lalu pamit untuk menelpon Sihyeon. Tidak tau apa dia sudah membuat jantung Haru berhenti berdetak sesaat karena ucapannya?

.

.

.

To be continue...

[✓] Leeknow | 春 (Spring)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang