E02

1.8K 211 26
                                        

Satu Jam Kemudian...

Saat Gulf sedang merasa bosan, Gulf langsung mengambil hpnya yang berada di saku celananya. Gulf kini sedang mengusap layar hpnya lalu membuka lockscreen hpnya. Gulf mengaktifkan Wifi di hpnya lalu menyambungkannya ke Wifi yang telah disediakan di pesawat itu. Gulf kini sedang memperhatikan layar hpnya dengan serius sambil men-scroll layar hpnya.

"Huufffttt..." Gulf menghela nafas dengan berat.

Mew langsung membalikkan wajahnya dan melihat kearah Gulf. Mew menatap Gulf dengan tatapan bingung. Mew sedikit takut ketika melihat wajah Gulf yang berubah-ubah, terkadang tersenyum dan terkadang juga terlihat kesal.

"Mereka selalu saja mengeluh!! Jangan membuat cerita menjadi sedih!! Jangan terlalu begini!! Jangan terlalu begitu!! Mereka pikir gampang membuat cerita. Huffftttt..." Kata Gulf yang masih fokus menatap layar hpnya

"Apa kau gila sekarang? Kenapa kau berbicara sendiri?" Tanya Mew

"Bukan urusanmu!!" Kata Gulf

"Kau adalah calon tunanganku, siapa pun yang mengganggumu akan berhadapan dengan aku!! Katakan!! Siapa yang mengganggumu??"

Gulf hanya menatap kedua mata Mew dan mendekatkan sedikit wajahnya pada wajah Mew lalu mengatakan "Ini hanya pembaca ceritaku saja!! Mereka selalu mengeluh!!" Kata Gulf

"Ohhh..."

"Hanya Ohhh?? Kau tidak berniat memukulkan mereka untukku?" Tanya Gulf

"Aku tak mau berkorban sebesar itu untuk seseorang yang belum pasti akan menjadi pasanganku kelak. Lagipula kalau aku memukul mereka untukmu lalu mereka menuntutku, apakah kau mau menungguku sampai aku keluar dari penjara?"

"Tentu saja tidak. Untuk apa aku menikah dengan seorang penjahat huh?" Tanya Gulf

"Kau sangat jahat!!" Kata Mew

"Aku tidak peduli!!!" Kata Gulf

Setelah berdebat dengan Mew, Gulf lalu melanjutkan kegiatannya yaitu men-scroll layar hpnya dan kembali fokus membaca beberapa komentar yang mendukungnya. Setelah puas melihat pemberitahuan, Gulf kembali melanjutkan menulis ceritanya agar pembacanya tidak terlalu lama penasaran karena menunggu cerita itu.

"Kenapa kau masih tetap menulis kalau kau merasa kesal dengan komentar-komentar pembacamu itu?" Tanya Mew

"Huh?" Gulf membalikkan kepalanya dan melihat kearah Mew, "Aku juga tidak tau!!" Kata Gulf yang langsung menatap layar hpnya lagi.

"Dasar aneh!!" Kata Mew

"Hufftt, Walaupun ada beberapa pembaca yang mengeluh dan kecewa karena ceritaku tidak sesuai dengan ekspektasi mereka, setidaknya ada beberapa orang lain yang tetap setia dan menunggu ceritaku setiap harinya." Kata Gulf yang berhenti sejenak dari kegiatannya.

"Apa yang kau dapatkan dari menulis cerita ini hm? Kenapa kau sangat suka menulis?" Tanya Mew penasaran.

"Tanpa pembacaku sadari, aku selalu curhat colongan dalam ceritaku ini namun beberapa cerita ada yang muncul karena imajinasiku yang tinggi. Mereka tidak menyadarinya, tapi aku merasakan kehadiran mereka ketika aku menulis cerita ini. Misal aku menulis tentang sesuatu hal yang membuat aku kecewa, pembacaku juga akan merasakan hal yang sama, mereka akan ikut kecewa bersama dengan aku. Aku merasakan adanya ikatan batin diantara kami tanpa adanya ikatan darah ataupun saling mengenal sekalipun." Kata Gulf

"Aku mengerti sekarang. Kau terlalu kecewa dengan orang-orang yang berada di sekitarmu hingga kau mencari orang lain untuk mendengarkanmu kan?"

"Bukan itu point yang ingin aku sampaikan tapi itu juga point pentingnya." Kata Gulf

"Aku bingung sekarang." Kata Mew

"Menulis adalah hobiku, aku bisa mengekpresikan apapun di setiap tulisanku. Aku bahkan bisa membuat pembacaku menangis bersama denganku melalui tulisanku di hari yang sama saat aku menangis."

"Lalu?" Tanya Mew

"Bisakah kau tidak menyelaku?" Tanya Gulf

"Akhh baiklah." Kata Mew.

"Aku hanya ingin mengatakan kepada pembacaku bahwa semua orang pernah mengalami hal yang sama namun terkadang cara menghadapinya dan mengatasinya yang berbeda."

"....."

"Akhhh kenapa aku menjadi sebijak ini?" Kata Gulf yang langsung mengusap kepalanya dengan kasar dan kini melanjutkan kembali kegiatan menulisnya.

Mew yang melihat Gulf kembali terfokus pada layar hpnya hanya menatap Gulf dengan tatapan aneh. Mew tidak menyangka jika orang di jodohkan dengannya seaneh ini.

"Kenapa aku menyetujui perjodohan ini, Tuhan? Dia sangat aneh." Batin Mew

Mew yang telah merasa ngantuk akhirnya tertidur. Perjalanan yang akan mereka lalui dari Bangkok ke Tokyo Jepang sekitar 6 jam lebih 15 menit.  Mew kini telah tertidur dengan lelap sedangkan Gulf masih sibuk menatap layar hpnya.

Beberapa Menit Kemudian..

Gulf kini sedang tidur sambil menyandarkan kepalanya di bahu Mew. Sebelum tidur Gulf meletakkan hpnya di saku celananya. Gulf tidak ingin kehilangan hpnya itu, jadi sebelum tidur Gulf memastikan untuk meletakkan hpnya itu di tempat yang aman.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Beberapa Jam Kemudian...

Gulf dan Mew kini sudah berada di depan Bandara dan sedang mencari taksi. Mew yang melihat Gulf akan pergi dan masuk ke dalam sebuah taksi langsung menarik tangan Gulf dan menghentikan Gulf.

"Kau mau pergi kemana?" Tanya Mew

"Tentu saja masuk ke dalam taksi itu lalu pergi ke hotel." Kata Gulf

"Temani aku!!!" Kata Mew

"Auwh, pergilah sendiri!!" Kata Gulf

"Aku tidak mau pergi sendirian!!" Kata Mew

"Auwh, lalu kenapa kau mengikutiku sampai ke Jepang kalau hanya untuk menyusahkanku karena menjaga bayi besar sepertimu huh?" Kata Gulf dengan kesal

"Apakah kau tidak membutuhkan bantuanku untuk mendekati Joss? Aku mengenal Joss dengan sangat baik." Kata Mew

Gulf yang mendengar hal itu langsung melunak dan bersikap baik kepada Mew. Gulf mengantarkan kemanapun Mew ingin pergi dengan harapan yang tinggi.

Don't Copy of My Mind (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang