six

81 19 0
                                    

aku duduk di salah satu warung tenda setelah berjalan tanpa arah tadi, menikmati soju yang sudah kuhabiskan dua botol. sekarang yang ketiga.

"lee jeno brengsek, harusnya nggak perlu hidup aja kamu," umpatku kesal dengan suara sengau karena terlalu banyak menangis tadi. sudah aku perkirakan wajahku sekarang berantakan.

salahkan pria itu.

harusnya aku tidak memukul dia. lebih baik aku ceburkan saja ke sungai.

"aish, bodoh banget kamu, jina."

aku mendecak sambil melempar botol kaca soju ke tanah, membuat pengunjung disana terlonjak kaget. tapi aku tidak peduli.

"astaga, anak jaman sekarang emosinya nggak pernah stabil," omel ibu-ibu yang menjaga warung tenda itu yang sudah berada di sampingku, berkacak pinggang melotot kearahku. "hei, anak muda! tidak seharusnya kau membuat kotor tempat ini!"

duh, ribut. aku membatin kesal, lalu berdiri menghadap ibu-ibu itu.

"maaf," ucapku sebelum mengeluarkan sejumlah uang dan menaruhnya di meja. "ini. saya bayar. semoga hari anda menyenangkan, tidak seperti hariku. selamat malam," racauku lalu membungkuk hormat dan berjalan keluar dari tenda itu sedikit limbung.

selama aku jalan, aku benar-benar hanya melamun dan berjalan tanpa tujuan. benar-benar sudah seperti orang kehilangan kewarasan.

bermenit-menit aku berjalan, akhirnya capek juga.

saat tersadar, aku melihat sekeliling. aku melongo saat menyadari dimana aku.

"ngapain aku balik kesini...?" tanyaku heran setengah mati saat apa yang kulihat di hadapanku adalah gedung kantorku.

aku lalu tertawa. "hah, gila," gumamku sebelum berbalik dan ingin pulang ke apartmenku.

sudah cukup gila aku hari ini, jangan sampai besok aku terlihat berantakan.

"lee jina?"

aku tersentak, reflek berbalik dan mengangkat kepalaku. lalu aku mendengus.

dengan mataku yang sudah sayu ditambah mabuk setelah menghabiskan 3 botol soju, aku tidak bisa mempercayai penglihatanku sekarang. namun dari indera pendengaranku, aku yakin ini adalah suara direktur huang.

ngapain aja dia belum pulang sampai semalam ini?

bisa kulihat dia menghampiriku dengan langkah yang tergesa-gesa. setelah berada di hadapanku, ia hanya diam.

"benar kamu ternyata," ucapnya pelan dengan nafas yang tersenggal.

aku mendecih, tiba-tiba saja mengingat kejadian tadi dengan jeno. "dasar pria brengsek."

direktur huang tersentak, ia lalu menunjuk dirinya sendiri. "saya?"

sial, aku salah bicara. aku menghela sebelum menutup mataku, lalu menggeleng kecil. "bukan. jeno. maaf, aku salah ngomong."

"jeno? jeno siapa?"

"pria yang ingin aku bunuh dengan tanganku sendiri."

bisa kulihat wajah direktur huang menegang. lucu, namun aku tidak tertawa. "maaf, aku salah ngomong. lagi."

kami berdua diam. aku yang melamun, dia yang entah apa yang dipikirkannya. aku lalu membungkukkan tubuhku memberi hormat. "selamat maㅡ"

"kamu mabuk," ucapnya saat aku hampir ambruk ke depan saat membungkuk tadi. untungnya, pria itu menahan tubuhku.

aku tertawa lirih, sambil mencoba untuk berdiri tegak. "maaf."

direktur huang mendecak. "daritadi saya berpikir darimana datangnya bau alkohol, ternyata dari kamu. padahal kamu sendiri selalu bilang kamu bukan peminum."

aku hanya diam, membuat dia mendengus.

"berapa botol?" tanyanya.

aku mengacungkan 3 jariku. "tiga."

"pantas saja," gumamnya lalu mendecih. "ayo. saya antar pulang."

"nggak mau. nanti ketemu jeno," racauku.

bisa kulihat pria itu melotot kesal. "saya tidak kenal jeno."

"tapi jeno kenal aku," balasku.

direktur huang menggeleng. "tidak ada urusannya dengan saya. ayo, pulang. sudah malam."

"nggak mau."

pria itu menghela. "kamu tidak akan ketemu jeno, atau siapapun itu. hanya ada saya dan kamu."

aku menggeleng kukuh. "nggak mau."

"lee jina," panggil pria itu dengan nada menekan.

aku diam, menipiskan bibirku. direktur huang kalau sudah begitu, ia menakutkan. aku sampai tidak berkutik sama sekali.

pria itu menghela, lalu meraih tanganku membuatku merasakan kehangatan dari tangannya di cuaca malam yang dingin ini.

"saya antar kamu pulang," ucapnya menggiringku menuju mobilnya yang diparkir di parkiran kantor.

































nggak tau dah ngetik apaan, maaf kalo nggak ngefeel🤧

btw nggak sabar buat besok🙃🙃

vote comment jangan lupa yah ;)

stay safe and healthy loh yaaa!!! 💚💚

Moving On | huang renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang