"Sahabatku yang dulu telah kembali tapi sahabatku yang kini malah pergi"_Na jaemin.
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
Jaemin adalah sosok lelaki lumpuh yang beruntung memiliki sahabat seperti Jeno.
Jeno sangat menyayangi jaemin, dan begitu pula Jaemin. Tetapi hub...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Semoga Jeno cepat kembali”
_Na Jaemin_
Aku mengerjapkan mata berulang ulang kali, entah kenapa sejak tadi kepalaku sedikit pusing.
Pandangan ku terus terarah ke lelaki di hadapanku yang sudah cukup lama tidak bertemu.
Kami sedang berada di cafe, tadi dia yang datang ke rumahku dan mengajakku pergi ke sini.
Mulutnya tak henti henti mengeluarkan kalimat seraya sedikit tertawa kala yang diceritakannya adalah kejadian lucu yang tak lain pengalamannya.
Aku tersenyum ke arahnya yang masih semangat bercerita, "Jisung, maaf tapi kepalaku sedikit pusing. Bolehkah kita pulang saja? "
Jisung melunturkan senyumnya, "Perlu kita beli obat dulu? " Tersirat wajah khawatir di dirinya.
Aku sedikit di buat senang merasa kalau masih ada yang perduli denganku selain Nono.
"Tidak perlu, hanya ingin berbaring di rumah saja" Aku terkekeh di akhir kalimatnya.
"Ahh, sepertinya kau pemalas"
"Yak! Aku bukan pemalas, dasar anak kecil"
"Berjanda paman, jangan panggil aku anak kecil namaku Jisung"
Aku memutar bola mata malas, benar benar anak yang menyebalkan. Andai saja aku sampai untuk meraih rambutnya, mungkin dia sudah botak.
Jisung tertawa lalu menuntun kursi roda ku keluar cafe setelah selesai membayar pesanan kami.
Selama perjalanan pulang ke rumahku Jisung tampak selalu tersenyum, dia sungguh benar benar menyeramkan.
Daripada sibuk menatap anak menyebalkan itu lebih baik aku mengalihkan pandangan kedepan.
"Jaemin! " Netraku menatap seluruh orang orang yang ada di jalanan, tepat di salah satu titik aku melihat sosok Lee Felix melambaikan tangannya seraya menatapku.
Aku tersenyum saat melihatnya berlari ke arahku, ketika itu pula menatap Jisung di belakangku dengan tatapan?. Felix tampak tidak suka.
"Dari mana? " Tanyanya ramah kepada kami, ralat hanya aku tampaknya.
"Kafe, sama jisung"
"Sekarang mau ke? "
"Pulang" Dia mengangguk anggukan kepalanya.
"Perlu di anterin?, sekaligus ada yang mau aku ceritain" Tampaknya Felix kali ini serius, tidak seperti biasanya.
Karna aku penasaran langsung saja mengangguk, "Lo boleh pulang, dia biar gue yang anter" Nadanya datar, kata katanya pun tampak kasar.
