Koridor sekolah tampak cukup ramai meski masih terbilang cukup pagi, mungkin mereka terlalu bersemangat untuk memulai tahun ajaran baru setalah libur panjang kenaikan kelas. Diantaranya adalah para siswa dengan pakaian biru putih khas pelajar sekolah menengah pertama yang tampak menyusuri sudut-sudut sekolah baru mereka.
Namun kini pandangan para siswa baru itu teralihkan pada sekelompok anak-anak yang berjalan disepanjang koridor dengan sesekali melontarkan candaan satu sama lain, jumlah mereka yang cukup banyak serta wajah yang rupawan membuat mereka menarik perhatian para siswa baru. Bagi siswa lama, pemandangan seperti ini sudah menjadi makanan sehari-hari mereka, meski tak membuat mereka mengalihkan pandangan dengan mudah.
Sampai Minhee—salah satu dari sekelompok anak-anak itu menghentikan langkahnya, kemudian disusul yang lain dan menatap Minhee dengan pandangan bertanya.
"Kak, Minhee ke aula dulu ya. Kan MPLS-nya di sana."
"Mau dianterin gak, Min?" Tanya Jaemin.
"Gak usah, lagian Minhee tau kok tempatnya." Minhee menolak tawaran sang kakak, toh memang ia sudah hafal di luar kepala tempat-tempat yang ada di sekolah ini karena sang kakak dan teman-temannya kerap mengajaknya berkeliling ketika ia berada di sekolah ini.
"Beneran gak papa? Gue temenin deh," Ujar si bungsu Jung sembari mengeratkan pelukannya pada lengan Minhee, sedangkan tangannya yang lain memeluk lengan Jerome.
Minhee tersenyum mendengar tawaran Beomgyu, jemarinya yang panjang itu merapikan rambut si bungsu Jung yang sedikit berantakan. "Beneran gak papa, nanti juga ketemu sama Hyeongjun kok." Minhee berusaha meyakinkan Beomgyu.
"Lepas itu tangan Minhee, dek. Temen-temen SMP Minhee juga banyak kan yang disini, kenapa lo khawatir banget sih?" Jeno menggerutu kesal melihat sang adik yang tak mau melepaskan Minhee.
Mendengar gerutuan kakaknya, Beomgyu pun melotot kesal. "Yakan Minhee yang paling kecil diantara kita, maklumlah kalo adek khawatir."
Diantara mereka semua memang si bungsu Nakamoto itu yang paling muda, Minhee satu tahun di bawah Beomgyu dan hal itu pula yang membuat Beomgyu begitu menyayangi Minhee. Ditambah lagi Minhee dan Beomgyu sama-sama anak bungsu, semakin menempel lah mereka. Lalu ada juga Jerome yang merupakan anak tunggal dan seumuran dengan Beomgyu, mereka sudah dianggap adik kecil dalam kelompok.
"Paling kecil, badan lo sama Minhee juga tinggian Minhee." Jeno mencibir.
Jung Jeno ini memang senang sekali mencari masalah dengan sang adik.
"Kok bawa-bawa tinggi badan sih, kak!" Si bungsu Jung itu melepaskan pelukannya pada lengan Minhee dan Jerome, kemudian berkecak pinggang dan menatap si kakak dengan kesal.
"Ya emang benerkan!" Jeno tak mau kalah.
"Bodo akh sama kak Jeno, dasar jelek!" Pekik Beomgyu lalu berjalan kearah Jeno dan menginjak kaki kakaknya dengan kesal.
"Akh!" Teriakan terdengar dari Jeno yang kini menatap sang adik dengan pandangan tidak percaya, tanpa memperdulikan kakaknya yang kesakitan, si bungsu Jung itu berjalan melewatinya sembari menghentakkan kakinya kesal. Hal ini mengundang pekikan gemas dari para siswa yang berada di koridor dan tawa gemas dari teman-temannya.
"Beomgyu, ikut. Tungguin!" Jerome yang melihat beomgyu pergi pun segera berlari menyusulnya.
"Apa gue bilang, setelah kak Mark lulus bakal terjadi perang." Celetuk Hyunjin sambil menatap Jeno geli, merasa kasihan pada sahabatnya yang tidak pernah menang dari si bungsu Jung.
"Lagian elo sih, Jen! Udah tau Beomgyu paling sensi kalo disinggung tinggi, pake diledek segala." Jaemin menoyor pelan kepala Jeno, gemas karena Jeno tidak pernah mau berhenti membuat Beomgyu kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guliran Lembar Merah Muda
FanfictionGuliran lembar merah muda, Ini tentang sebuah buku, buku dengan guliran berwarna merah muda. Tentang bagaimana ukiran terbentuk pada setiap lembarnya, mengantar rasa manis pada gula-gula kapas warna-warni. Setiap kisah, setiap frasa yang tersusun. G...