62. Sisi Baik Andra

108K 15.1K 11.3K
                                    

Selamat membaca mblo, aku tahu 99,9% orang yang baca ini pasti jomblo wkwk

Ada cowok yg baca gak sih?

Satu kata untuk cerita Alan?

Sekedar informasi, chap ini panjaaaaaaang bgt. Karena harusnya dua chap tp aku gabung jd satu. Jadi maap kalo rada bosen. Tapi baca yg teliti ya biar paham.

Budayakan vote sebelum membaca, biar nanti ngga lupa karena keasyikan baca <3

________________________________


"Halo sayang?" sapa Erlang tengil.

"Ck, bercanda mulu. Gue telfon mau ngomong serius, Lang. Bukan mau ngajak bercanda," decak Meisya di seberang sana.

Erlang terkekeh mendengar nada kesal dari Meisya. "Iya, iya, apaan kak?"

"Bisa ketemu gak? Gue mau nanya sesuatu ke lo secara langsung."

Butuh beberapa detik sebelum akhirnya Erlang menjawab. "Tapi jangan ke rumah gue ya, kak. Gue takut diamuk bang Al kaya kemaren."

"Terus di mana? Bukannya lo masih dihukum gak boleh keluar rumah?"

"Iya sih, tapi tadi gue boong sama mama. Gue bilangnya bakal kerja kelompok padahal nongkrong sama temen-temen gue."

"Gak kaget sih gue. Ya udah kita ketemu di mana? Di kafe aja mau gak?"

"Terserah deh di mana aja. Buat kak Meisya, apa sih yang enggak?" goda Erlang sembari tertawa jahil. Sementara teman-teman Erlang yang sudah hafal dengan kelakuan Erlang hanya geleng-geleng kepala.

"Oke, kita ketemu di kafe deket SMA Cakrawala."

"Lo naik apa, kak? Mau gue jemput aja gak? Mumpung motor temen gue bensinnya full nih," kekeh Erlang sembari menatap ke arah teman-temannya.

"Gak tau diri lo, Lang!" teriak Panca. Salah satu teman Erlang yang juga pemilik motor yang akan Erlang pakai nanti.

Erlang menatap Panca santai. "Pelit amat lo, nanti gue ganti bensinnya."

"Beneran? Awas lu boong!"

"Iya, kalo inget," jawab Erlang seadanya.

"Babi!" umpat Panca.

Erlang kembali fokus ke sambungan telfonnya. "Gimana kak? Mau dijemput gak?"

"Gak usah, gue lagi di rumah Sarah. Paling nanti ke sana naik angkot."

"Gue jemput aja kak. Kebetulan gue lagi di tempat tongkrongan deket rumahnya kak Sarah."

"Lo tau rumah Sarah?"

"Tau, bang Akbar pernah kasih tau waktu kita lewat situ. Gue jemput aja, ya? Gak enak biarin cewek secantik lo naik angkot. Nanti kepanasan."

"Halah modus. Bilang aja lo mau keliatan kalo bonceng cewek."

Erlang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dugaan Meisya memang benar. Erlang bukan baik, tapi lagi ada maunya. "Iya sih, soalnya nanti gue bakal lewat rumah mantan gue yang baru putus sepuluh menit yang lalu. Sekalian buat manas-manasin dia haha."

*****

"Lo udah tau kemaren itu ancaman dari siapa?" tanya Gala pada Alan.

Alan hanya melirik Gala sebentar lalu kembali fokus pada rubik yang ia mainkan sedari tadi. "Andra."

ALAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang