Mark bersandar pada dinding dan memangku tangannya didada, kemudian Mark membuka matanya ketika suara seseorang meneriakinya
"YA!"
" Dari mana saja kau?" Tanya Mark pada Haechan.
" Apa yang kau lakukan?" Haechan malah balik bertanya
" Menunggu mu" Jawab Mark santai
" Menungguku??" Tanya Haechan tidak percaya
" Ya...jadi kau dari mana?" Mark kembali bertanya
" Ada urusan tadi, dan sejak kapan kau berdiri disana?"
" Sejak jam 7"
Haechan menatap jam tangannya sekarang sudah pukul 10 malam
" Kau berdiri selama ini? selama 3 jam?" Mark mengangguk pelan
" Bibi bilang kau tidak pulang dan aku tidak tau cara menghubungimu jadi ya, aku tunggu saja aku takut kau kenapa napa" Mark menjelaskan dengan santai.
" Aish.... dasar gila"
Haechan tidak pernah memberikan nomor ponselnya kepada siapapun, bahkan kepada Mark. Dan sekarang ia merasa tidak enak dengan Mark. Tapi ini bukan salahnya juga karna ia bukanlah siapa siapanya Mark.
" Kau sudah makan?" Mark hanya menggeleng pelan
" Ada sisa makanan tadi di tempat kerjaku, kau mau?"
Mark memiringkan kepalanya, melihat box ayam dan pizza ditangan Haechan dan dijawab anggukan semangat olehnya.
Beberapa waktu yang lalu, ketika Haechan dan teman-temannya sibuk menjahili Renjun dengan pacarnya itu, Haechan teringat akan Mark, Mark akan selalu mengetuk pintunya di jam 7 malam hanya untuk menumpang makan atau mengganggu Haechan yang sedang belajar. Haechan melihat jam tangannya, sekarang sudah pukul setengah sepuluh dengan bergegas ia pamit pada teman-temannya dan meminta beberapa sisa makanan karena ia yakin Mark belum makan. Dan dugaan Haechan benar, Mark menunggunnya bahkan berdiri di depan pintu kamarnya, padahal Mark bisa menunggu Haechan dari kamarnya sendiri.
" Kenapa?" Tanya Mark pada Haechan yang hanya termenung menatap Mark menyantap makanannya
" Entah lah aku juga tidak yakin...."
" Kau bisa menjadikan ku sebagai teman curhat"
Haechan memutar matanya jujur saja ingin rasanya Haechan menceritakan kepada Mark akan siapa dirinya sebenarnya dan apa yang ingin ia lakukan. Haechan juga tidak mengerti kenapa ia merasa sangat dekat dengan Mark padahal ia baru beberapa minggu bertemu dengannya. Haechan hanya tersenyum dan mengangguk pelan pada Mark. Haechan tau Mark adalah anak yang baik dan Haechan tidak ingin lagi ada korban jika ia terlalu dekat dengan orang lain
" Mark"
" Hmm?"
" Kau yakin tidak ingin menjauhi ku?"
" Kenapa?"
" Kau bisa saja ikut dirundung oleh anak anak lain, kau bisa saja terluka karena diriku"
" Hmmm apa kau yakin bisa meninggalkan ku sendiri?"
" Hah? Apa maksudmu?"
Haechan sedikit bingung dengan perkataan Mark, jelas jelas selama ini Mark yang mendekati Haechan, selalu berjalan di belakangnya dan memastikan dia baik baik saja. Mark tersenyum pelan mengemasi sisa makanan dan sampah yang ada di atas meja.
" Mengingatkan ku untuk makan teratur, memastikan bahwa aku sudah minum obat, selalu mengecek detak jantung ku. Membuat menu makanan agar jantungku lebih sehat.."
YOU ARE READING
[COMPLETED] Our Story || MarkHyuck
FanfictionHaechan yang masih berusaha melupakan masa lalunya kembali dihadapkan dengan kenyataan pahit dari masa lalunya. Hanya satu hal yang bisa menyelesaikan semua ini hanya satu kata Maaf..