9 (2020)

944 95 3
                                    

Jaemin menatap sedih kekasihnya, Jeno babak belur. Tadi saat jeno membawa dua gelas kopi, ia kaget melihat seseorang yang tengah bersujud di depan Dongsik mengingatkannya pada pengalaman pedih yang tidak ingin ia ingat. Jeno yang kaget tidak sengaja menumpahkan minuman panas itu dan mengenai lengan Dong Shik dan beginilah akhirnya, Jeno dipukuli babak belur. Renjun menatap sedih kedua temannya itu, Jaemin hanya bisa terbaring ditempat tidur dengan infus yang terpasang di tangannya, ini sudah berjalan sejak 6 bulan yang lalu.

" Kau masih tidak tau Donghyuck ada dimana?" Tanya Jaemin dalam tangisnya dan dijawab dengan anggukan lemah oleh Renjun

Renjun, Jeno, Jaemin dan Haechan sudah berteman sejak mereka SD, mereka selalu bersama bahkan tidak pernah berpisah sedikitpun. Namun sejak mereka menginjakkan kaki di SMA semuanya berubah, mereka terpisahkan oleh dasi-dasi yang menyebalkan itu.

Renjun dan Jaemin mengenakan dasi perak sedangkan Jeno dan Haechan menggunakan dasi emas, mereka masih tetap bermain bersama, hingga seseorang muncul di antara mereka. Jaemin lah yang mendekati Minhyung pertama kali, bagi Jaemin Minhyung anak yang unik, ia bekerja dengan sangat keras dan tidak bergantung kepada siapapun. Jaemin juga yang membantu Minhyung ketika ia ingin memberontak mengenai ketentuan dasi tersebut.

Berbeda dengan Jaemin, Haechan membantu Minhyung dari jauh, tidak terang-terangan seperti Minhyung. Karena kejadian itu Dongshik mengancam Jeno karena Jaemin adalah pacarnya dan mau tidak mau Jeno harus mau menjadi budak Dong Shik agar Minhyung dan Jaemin tidak disakiti.

Tapi begitulah Dong Shik, dengan semua kekuasaannya, ia hampir saja memperkosa Jaemin dan membunuh Jeno, beruntung Minhyung saat itu berada disana dan mohon ampun pada Donghsik, atau lebih tepatnya menggantikan tubuhnya untuk disiksa.

Sejak saat itu, Jaemin mengalami trauma berat setiap kali bertemu orang baru dan terpaksa harus dirawat dirumah dan mengikuti homeschooling. Minhyung memohon kepada Jeno untuk tidak berteman lagi dengannya. Jeno hingga saat ini salah mengartikan maksud Minhyung. Ia berpikir Minhyung marah besar dan dendam padanya sehingga Jeno takut untuk berteman dan meminta maaf kepad Minhyung, tapi sebenarnya niat Minhyung baik, Dongshik mengatakan jika melihat Jeno berada di dekat Minhyung ia tidak akan segan membunuh anak itu, karena itu Minhyung meminta Jeno menjauhinya.

Renjun saat itu tidak bisa berbuat apa apa, karena tubuhnya yang kecil dan ia berada di kasta yang tidak bisa diandalkan. Sedangkan Haechan ia tidak bisa berbuat apa apa karena ia adalah tunangan Dongshik dan memegang beban serta nama kedua orang tuanya yang harus dipertaruhkan.

Sejak saat itu, Renjun Minhyung dan Haechan secara sembunyi sembunyi berkumpul bersama hanya sekadar untuk melepas rindu. Haechan berfikir semenjak mereka menjauhi Minhyung, Dongshik akan berhenti menganggunya, tapi Haechan salah, Minghyung menyembunyikan itu semua dan begitulah akhir pertemanan mereka.

.

.

.

Johnny mengurut kepalanya kasar, anak semata wayang datang padanya dengan kondisi yang cukup memprihatinkan ditambah lagi orang yang menghajarnya itu adalah tunangannya sendiri. Johnny mengetahui semua rencana dan tujuan anaknya itu, tapi baik Johnny maupun Ten tidak bisa membantah Donghyuck, ia mengancam kedua orang tuanya akan berakhir sama dengan temannya yang bernama Minhyung itu jika mereka melarang Donghyuck.

" Johnny... batalkan saja pertunangannya, mereka itu orang jahat, Hyuck melakukan ini semua pasti bentuk protesnya, tak apa kita mulai lagi semuanya dari awal, aku akan selalu mendukungmu"

Beberapa hari yang lalu keluarga Dongshik menanyakan dimana keberadaan Donghyuck, tapi mereka menutup mulut, Donghyuck sejak awal tidak pernah menyetujui perjodohan itu, tapi jika dengan perjodohan itu ayahnya bisa menjadi kepala rumah sakit dan mentri kesehatan Hyuck rela melakukan apa saja demi kedua orang tuanya.

" Tapi Ten... mereka berjanji akan mendebutkan mu sebagai model majalah, aku tau kau sudah menunggu itu sejak lama..."

" Kau tidak lihat tatapan Hyuck tadi, walaupun ia terluka ia merasa senang karena tidak ditekan dan dikekang oleh Dongshik lagi, ia bisa melakukan apapun yang ia mau... aku tidak bisa membayangkan anakku hidup bersama pria jahat itu"

" Baiklah... aku akan berbicara dengan kedua orang tuanya nanti"

Haechan memutar matanya malas, Mark sepertinya tidak mendengar dan meresapi perkataan Haechan beberapa hari yang lalu dan begini lah sekarang, Mark yang berjalan di belakang Haechan seperti seorang bodyguard yang melindunginya ke manapun ia pergi. Tapi setidaknya Mark menepati janjinya, hanya mengikuti Haechan dari belakang tidak mengobrol ataupun berbicara dengannya.

.

.

.

" Ahhkkk" 

Haechan terjauh ketika ia ingin masuk kedalam kelas, seseorang menungkai kakinya dan membuat Haechan terjatuh. Tidak berhenti disitu, Haechan juga dilempar dengan kertas dan sampah. Mark yang melihat itu menguatkan kepalannya ingin menghajar pria-pria yang sedang merundung Haechan. Tapi ketika Mark baru saja melangkahkan satu kakinya, dadanya terasa sakit, begitu lah Mark, jika ia tersulut emosi jantungnya berulah.

Mark menatap Haechan kesal, ia tidak bisa membantu Haechan, sekarang Mark sedang berusaha mengambil nafasnya agar ia tidak pingsan. Haechan hanya terkekeh pelan dari bangkunya, melihat Mark yang berjalan tertatih sambil memegang dadanya.

" Apa ku bilang, kau tidak akan bisa melindungi ku" Pinta Haechan pelan dan memberikan minum pada Mark

Mark merampas botol minum itu dan meminum obatnya menatap Haechan kesal sekaligus kecewa. Namun tiba-tiba terlintas di kepalanya, jika meja yang duduki Haechan adalah kursi milik kakaknya, siapa orang yang sebelumnya duduk di kursinya sekarang? Mark saja yang baru beberapa hari bersama Haechan, melihatnya dirundung terketuk hatinya untuk melindungi orang itu, lantas kenapa orang yang duduk disini tidak pernah membantunya sedikitpun?.

" Ya! Lee Haechan" Bisik Mark pada Haechan, sedangankan Haechan memiringkan sedikit kepalanya sambil terus mendengarkan penjelasan dari guru 

" Aku tidak terlalu mengerti sistem pendidikan di korea, aku lihat sepertinya semua teman kelas disini sudah akrab satu sama lain"

" Yaa.. karna sekolah ini tidak memakai sistem acak"

" Jadi maksudmu teman kelasmu di kelas 10 dengan kelas 11 itu sama?"

" Yups"

" Bagaimana dengan kelas? Kenapa mejamu terlihat sangat kotor dari yang lain? Kau baru saja pindah tapi sepertinya meja itu sudah beberapa kali dirusak dalam waktu lama"

" Kelas? Ya disini masih memakai kelas yang sama, aku pindah saat minggu ujian kenaikan kelas dan kelasnya masih sama"

Mark mengangguk mengerti, berarti benar ia masuk dikelas yang tepat, kelas kakanya 

" Berarti kelas ini kehilangan 2 orang dong?" Tanya Mark polos

" Uh? ya... saat ku datang 2 kursi ini kosong"

" Jika logika ku benar, berarti orang yang duduk di bangku mu itu juga dirundung seperti mu dulu?"

" Mungkin" Jawab Haechan tidak peduli

" Lalu apa yang dilakukan orang ini? kenapa ia menghilang? " 

Mark menunjuk mejanya yang membuat Haechan membeku. Tangannya sudah bergetar, sungguh hanya membahas sedikit tentang Minhyung membuat Haechan sangat ketakutan dan merasa sangat bersalah.  

[COMPLETED] Our Story || MarkHyuck Where stories live. Discover now