Perasaan tidak enak mulai menghantui Haechan, Mark mengatakan bahwa ia memiliki pekerjaan di luar kota dan tidak sempat pamit dengan Haechan. Haechan sempat menghubungi Mark sekali, tapi Mark hanya menjawab pertanyaannya singkat tanpa menjelaskan dengan rinci kemana Mark pergi dan apa yang dilakukan Mark disana. Haechan juga tidak mengerti kenapa Mark terkesan sangat buru buru dengan panggilan teleponnya, yang membuat semakin aneh adalah Mark bahkan tidak membawa barang barangnya, hanya membawa ponselnya, bahkan ia tidak membawa mobilnya.
Lucas memandang Mark kesal, sudah hampir satu minggu Mark menginap di kantornya dan merasa tidak bersalah akan hal itu. Yang dilakukan Mark hanya tidur disana, bahkan pria ini tidak bisa lagi membedakan mana yang siang mana yang malam. Jika Lucas tidak memberinya maka ia juga tidak akan makan.
" Sudah ku bilang, kau akan sakit jika mencari tau hal ini, kau tau aku dan kedua orang tuamu berusaha sekuat tenaga untuk memastikan kau bisa hidup tenang dengan melupakan pengalaman itu"
" Kehidupan penuh kebohongan maksudmu?"
" Mark..."
" Sudah lah aku sedang tidak ingin berdebat denganmu!" Mark kembali menutup matanya, kegiatannya hampir satu minggu ini hanya berbaring.
" Kau tidak pulang? Haechan tidak mencari mu?"
" Aku mengatakan ada pekerjaan diluar kota"
" Kau marah padanya?"
" Menurut mu?"
" Hah.. bukankah kau sudah berjanji untuk tid-"
" Aku berjanji tidak meninggalkannya, bukan berarti aku tidak boleh marah padanya"
" Itu sama saja bodoh... " Mark hanya mendelik pela bahunya tanpa peduli dengan umpatan yang baru saja Lucas ucapkan.
Lucas sudah berapa kali membujuk Mark untuk pulang dan tidak menyalahkan semuanya kepada Haechan. Tapi sepertinya luka lama Mark membuatnya sulit untuk memandang hal ini dengan cara yang berbeda. Mark kembali terjebak dalam pemikiran masa lalunya yang mana ini akan semakin menyulitkannya. Satu hal yang menjadi penyelesaian dari semua ini ketika mereka sama sama memahami apa yang terjadi dan saling memaafkan diri sendiri. Kata " Maaf " yang ingin mereka dengar bukanlah dari satu sama lain, melainkan dari mereka sendiri.
.
.
.
Lucas tersedak ketika Haechan menyinggung Mark, tidak hanya Haechan yang bingung bahkan Renjun juga ikut menatapnya aneh. Hari ini Haechan , Renjun dan Lucas mengadakan makan malam bersama. Beruntung Lucas bisa berkilah dan berhasil menjawab pertanyaan Haechan tanpa dicurigai satupun.
" Beri tau aku apa yang terjadi pada Mark" Pinta Renjun dalam perjalanannya pulang
" Hah... aku sudah tau kau akan menyadari kebohongan ku"
" Lalu?"
" Mark mengingat semuanya... semuanya tanpa terkecuali"
Tubuh Renjun menegang, ia sangat paham maksud dari Lucas
" Lalu dia dimana sekarang? Haechan bilang ada urusan kerja, tapi ini hampir 2 minggu dan Mark belum mengabarinya apa apa"
" Dia di kantor ku"
" Hah?"
" Ya, sepertinya ia masih terjebak dalam pemikiran lamanya, secara tidak langsung dia kabur karena kesal dan marah pada Haechan"
" Bukankah ia berjanji pada Haechan?"
" Ya, tapi sepertinya ia benar benar sakit hati, Mark mengatakan padaku, bahwa ia merasa di permainkan untuk kedua kalinya."
YOU ARE READING
[COMPLETED] Our Story || MarkHyuck
FanfictionHaechan yang masih berusaha melupakan masa lalunya kembali dihadapkan dengan kenyataan pahit dari masa lalunya. Hanya satu hal yang bisa menyelesaikan semua ini hanya satu kata Maaf..