part 20

1.4K 76 14
                                    

Di tempat lain.

Seseorang tengah mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata tanpa mendengarkan umpatan dari pengendara lain.

Dia memikirkan perkataan temannya dengan pandangan kosong ke depan.

"Vin please elo sama dia itu cuma cinta monyet dan kita juga gak tau kan kalau dia masih ada atau mungkin udah gak ada,"

Ya orang itu Vino, setelah mendengar ucapan Bryan temannya dia langsung emosi lalu meninggalkan mereka,dia yakin bahwa orang yang dia cintai masih ada.

"ARGGH," teriak Vino.

"Arshi Al kangen,kamu dimana?" lirih Vino

Tiba-tiba truk datang diarah berlawanan dengan kecepatan tinggi,Vino yang melihat itu sontak terkejut dan panik dia berusaha menghindar tapi,

"BRAK,"

Vino terlempar cukup jauh dengan darah yang mengalir di kepalanya.

Di kamar Kiran.

Kiran sedang berjalan kesana-kemari membawa alamat jengjreng,loh kok malah nyanyi sial.entahlah Kiran merasa khawatir dengan kakak kelasnya,dia merasa ada sesuatu yang buruk menimpa Vino.

Pintu kamar Kiran terbuka,lalu dia melihat kakak keduanya sedang berdiri lalu menghampiri dirinya.Kiran langsung memeluk Rio erat dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Kenapa hmm?" tanya Rio lembut sambil mengelus rambut Kiran pelan.

Kiran menggeleng dalam dekapan Rio setelah itu mereka melepaskan pelukannya dan Rio menatap adiknya seolah-olah bertanya lagi "kenapa?".

" Kiran cuma kangen aja sama bang Rio karena udah lama gak manja-manja sama abang,"jelas Kiran.

Mengenai teman-temannya Kiran mereka langsung menyusul Vino setelah kepergian laki-laki itu karena mereka merasa khawatir,awalnya Kiran ingin ikut tapi kakak kembarnya melarang,jadilah Kiran disini di kamarnya dengan perasaan cemas.

Disinilah Dafa dan yang lainnya berada di rumah sakit sambil mendorong brankar yang diisi oleh Vino.

Flashback on

"Kita cari kemana lagi si Vino?" tanya Dion.

"Entahlah,si Vino udah kaya ditelan bumi aja kita udah jadi kemana-mana tetep gak ketemu," jawab Rian.

"Mending kita kesana siapa tau ada petunjuk," usul Bryan menunjuk kearah kerumunan yang ada didekat mereka berada.

Semuanya mengangguk pertanda setuju sambil berjalan kearah kerumunan itu,sampainya disana mereka mencoba menerobos.

"Misi-misi orang ganteng mau liat," ucap Dafi.

Orang-orang yang mendengar itu langsung membuka jalan untuk mereka lewati.

"Mbak ini ada apa ya kok rame banget?" tanya Zeline pada salah satu perempuan yang berdiri dekat dirinya.

"Emm ini mbak ada yang ketabrak," jawab perempuan itu.

"Tunggu-tunggu kok gue kaya kenal sama postur tubuhnya,"ujar Rian.

" iya gue juga, kaya siapa gitu,"sambung Dafi sambil berfikir.

Setelah beberapa detik berfikir Rian dan Dafi memandang satu sama lain.

"Vino," ucap mereka berdua.

"Maksud elo?" tanya Dafa.

"Iya itu si Vino gue yakin banget," jawab Rian.

Dafa berjalan kearah seorang yang sedang berbaring ditengah kerumunan itu dengan darah yang masih mengalir di kepala orang itu,sampai nya didekat orang itu Dafa berjongkok lalu menyentuh kepalanya dan membalikkannya.

Degg

"Vino," gumam Dafa.

"Tuh kan apa gue bilang itu si Vino," teriak Dafi menghampiri Dafa.

Rian yang berada didekat Dafi bergumam,"perasaan tadi deh gue yang bilang."

"Kenapa elo pada diam aja sih cepat angkat Vino kita bawa ke RSJ," sentak Dafi.

Dafa menyentil dahi Dafi dengan tangannya,"elo kira Vino gila,"

Dafi menanggapi dengan cengiran.

"Udah cepet kita angkat nih si Vino malah ngobrol elo pada," ujar Dion.

Mereka mulai mengangkat Vino untuk membawanya ke rumah sakit sedangkan Vina dkk mengikuti dari belakang.

Flashback off

Sampainya di depan ruang mayat eh maksudnya di depan ruang IGD mereka langsung di sambut dengan suster ngesot eh suster maksudnya.

"Mohon maaf anda tidak bisa masuk," cegah salah satu suster.

"Tap-" ucap Dafa terpotong.

"Ini sudah menjadi peraturan rumah sakit ini,"

Dafa mengangguk pasrah dan mempersilahkan suster itu membawa Vino masuk.

Mereka menduduki kursi yang berada disana sesekali melihat kearah pintu IGD.

"Vina elo udah hubungi orangtua elo?" tanya Rian pada Vina.

Vina langsung mengambil ponselnya yang berada disaku celananya lalu mulai menyalakannya setelah itu menempelkannya ke dekat telinga.

"Halo mah,"

"Iya halo ada apa el?" tanya Kanaya mamah Vina disebrang sana.

"Emm mamah bisa datang ke rumah sakit?"

"Emangnya siapa yang sakit el?"

"Kak Vino mah,"

"Vino kenapa el apa dia baik-baik saja?" tanya Kanaya khawatir.

"Sebaiknya mamah datang kesini nanti aku kirim alamat rumah sakitnya,"

Tut..

Telepon berakhir Vina menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku celana dirinya.

Taklama kemudian pintu IGD pun terbuka menampilkan seseorang dengan pakaian khas doktet.

"Gimana keadaan kakak saya dok?" tanya Vina.

"Pasien hanya kehilangan sedikit darah tapi kalian jangan khawatir kami menpunyai stok darah jadi pasien bisa kami tangani dan tidak lama lagi pasien segera sadar," jawab Dokter.

"Apakah kami bisa melihatnya dok?" tanya Bryan.

Dokter mengangguk,"boleh asalkan jangan mengganggu pasien yang lainnya,kalau gitu kami permisi."

Dokter itu meninggalkan mereka disusul oleh suster nya,sedangkan Vina dkk dan si kembar dkk masuk ke ruangan tersebut.

-

-

-

-

-

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh apa kabar guys?semoga kalian baik-baik saja,Aamiin.

Akhirnya setelah sekian lama aku tak uptade kini aku up lagi
Gimana ada yang kangen gak sama ceritaku?gak ada ya oke deh gapapa.

BTW maaf ya kalau ceritanya GJ  heheh,aku teh pemula jadi di maklumin aja oke.😁

Salam dari aku
Dia👋😊



NERD and POSESSIVE BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang