part 21

1.4K 78 15
                                    

Di dalam ruangan bercat putih terdapat seseorang yang sedang berbaring dibrankar rumah sakit dan ditemani oleh teman-temannya.tadinya ada kedua orang tuanya tapi,mereka hanya mengunjungi Vino sebentar karena malam ini mereka akan pergi ke negara tetangga untuk urusan bisnis.

"Elo pada kapan pulang?" tanya Vino.

Semua temannya menoleh kearahnya,"elo ngusir kita ?"bukannya menjawab Dafi bertanya balik.

"Bukan maksud gue ngusir kalian,gue cuma mau istirahat aja kalau ada kalian mana bisa gue istirahat," ucap Vino.

"Kita nemenin elo kali vin,masa lo sendiri disini?" sahut Dion.

Vino memutar bola matanya malas,"gue gapapa sendiri daripada ada kalian yang ada bukannya istirahat."

"Yaudah kita pulang lagian ini udah malam,tapi besok kita kesini lagi jenguk lo," ucap Bryan dijawab deheman oleh Vino.

****

Dafa dan Dafi sesampainya di rumah mereka langsung pergi ke kamar nya masing-masing karena lelah .

Seseorang tengah duduk diatas kasurnya dengan perasaan yang masih khawatir terhadap keadaan kakak kelasnya.

"Gimana keadaan kak Vino ya?"ucap dirinya dalam hati.

Seseorang orang itu adalah Kiran,dirinya masih enggan tidur karena masih memikirkan Vino dan kedua kakaknya, juga belum menghubunginya sama sekali.

"Terus kak Dafa sama kak Dafi juga kok belum kasih kabar ke Kiran, padahal ini udah malam," sambil melirik jam yang ada di meja sebelah tempat tidurnya.

Kiran menghela nafas pelan,"oke Kiran tenang lebih baik kamu tidur,"ucap Kiran merebahkan dirinya dan mulai menutup mata.

Pagi hari telah menyapa,semua orang yang berada di mansion Pradipta sudah sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Tapi tidak dengan seorang gadis yang satu ini,siapa lagi kalau bukan Kiran,dia masih tertidur pulas mungkin karena semalam dirinya tidur terlalu malam jadi seperti ini.

Hingga suara yang dia kenali terdengar ditelinga yang mampu membangunkan dirinya. Kiran mulai membuka mata dan yang pertama dia lihat adalah seorang wanita yang sudah melahirkannya,siapa lagi kalau bukan Rina bunda tersayangnya.

"Sudah bangun hmm?" tanya Rina saat melihat anaknya yang sedang menatapnya.

"Maaf bun,Kiran kesiangan," Kiran bangun dari tidurnya sambil mengucek matanya menggunakan tangan.

Melihat itu Rina langsung saja memegang tangan Kiran,"Jangan dikucek sayang,nanti mata kamu perih."

Kiran menunduk sambil berkata,"Maaf."

"Gapapa,tapi jangan sampai diulangi lagi.sekarang kamu mandi lalu turun kebawah bunda sama yang lainnya menunggu oke," ucap Rina sambil mengecup kening Kiran lalu meninggalkan Kiran.

Kiran berjalan kearah kamar mandi,selang beberapa menit Kiran sudah rapi dengan penampilannya yang berbeda,bukan nerd karena dia sudah memutuskan akan berpenampilan seperti remaja lainnya.

Kiran menuruni anak tangga dengan hati-hati,sampainya dibawah Kiran melihat keluarganya sedang duduk di ruang makan sambil bercerita.Kiran tersenyum menghampiri mereka dan mengecup satu-persatu pipi keluarganya .

"Kak Dafa sama kak Dafi kapan pulang?" tanya Kiran sambil duduk di kursi sebelah kakak keduanya karena memang kursi itulah yang dekat dengan dirinya.

"Emm sekitar jam 12 lebih lah," jawab Dafi.

Kiran mengangguk mengerti,"terus kak Vino ketemu?"

"Ketemu tapi sekarang dia lagi di rumah sakit," ucap Dafi tanpa sadar.membuat semua orang menoleh kearahnya terutama Kiran.

Dafa yang ada disebelah Dafi langsung saja menginjak kaki kembarannya dan menatap Dafi tajam.

"Aww," Dafi meringis sambil menatap Dafa kesal,"elo apa-apaan sih main injak kaki orang aja."

"Elo keceplosan goblok,"

Dafi meringis menyadari kesalahannya lalu dia menatap adik perempuan yang sangat dia sayangi.muka Kiran yang sangat khawatir dan seakan meminta penjelasan.

Dafa dan Dafi tahu kalau adiknya itu menyukai sahabatnya,dilihat dari Kiran yang selalu menatap Vino saat di sekolah.

sebenarnya mereka berdua sudah berjanji tidak akan memberi tahu Kiran tentang kaadaan Vino tapi sepertinya janji itu tidak di ingat baik oleh Dafi.

"Rumah sakit?" tanya Kiran.

"Emm i-iya dek Vino di rumah sakit,semalam Vino kecelakaan," jelas Dafa.

"Loh,kalian kok gak beri tahu bunda kalau Vino kecelakaan?" tanya Rina,awalnya dirinya kaget karena anak dari sahabatnya itu kecelakaan.

Sedikit info kalau keluarga Kiran dan Keluarga Vino itu sudah kenal bahkan orangtua mereka bersahabat sejak dari kecil,jadi jangan heran kalau Rina memperlakukan Vino seperti anak kandungnya.

Dafi menyengir "Hehe lupa bun."

Rina menatap Dafi malas,"Terus keadaan Vino nya gimana Daf?"

"Tanya siapa nih Dafi atau Dafa bun?" tanya Dafi.

"Siapa aja lah," jawab Rina kesal.

"Hehe,oke-oke jadi keadaan Vino..," jeda ,"biasa aja kali muka nya gak usah serius-serius amat,"lanjut Dafi.

Kiran yang sedari tadi menunggu jawaban dari Dafi malah menatap malas sang kakak,"kak serius dong bicara nya,"rengek Kiran.

Mendengar rengekan Kiran sontak semua orang yang tadinya fokus pada Dafi kini mereka menatap Kiran gemas.

"Sabar sayang ," ucap Rio menenangkan.

"Habisnya kak Dafi ngeselin sih."

"Oke,jadi keadaan Vino udah mulai membaik meski dia harus dirawat untuk sementara," jelas Dafi.

"Alhamdulillah," ucap Kiran dalam hati.

"Yaudah sekarang kita selesaikan sarapan nya dulu bukannya kalian sekolah," papar Adam yang sedari tadi diam.

Mereka semua mengangguk dan melanjutkan sarapannya yang sempat tertunda.

Selesai sarapan Kiran pergi ke sekolah dengan diantar Kevin kakak pertamanya.sekarang mereka tengah berada di mobil dengan keheningan yang menemani keduanya.

"Kak Kiran boleh jenguk kak Vino setelah pulang sekolah gak?" tanya Kiran memecahkan keheningan.

Kevin menoleh kearah Kiran lalu mengusap kepala Kiran pelan,"emm boleh tapi jangan lama-lama,ingat kamu gak boleh kecapean,"jawab Kevin.

"Makasih kak,"ucap Kiran sambil memeluk Kevin.

****

Assalamualaikum, hari ini aku up lagi setelah sekian lama😁ada yang kangen gak sama cerita ku?kalau gak ada gapapa sih😅

NERD and POSESSIVE BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang