Sayonara

31 7 2
                                    

'Permisi, dek! mau cari Kalanya, ada?' ucap gue ke salah satu temen kelasnya.

Tak perlu menunggu lama, Kala menghampiri gue dengan sigap, 'Getaaaaaaaaaaa! Sebentar, ya! aku beresin bang-'

'Shusssttttttt! jangan "Geta" doang manggilnya kalo di sekolah,' ujar gue memutus omongannya.

'Hehe. Maaf-maaf, kebiasaan manggil kamu "Geta" doang soalnya.' balas Kala. 'Yaudah, aku beresin bangkuku dulu, ya!' sambungnya.

'Iyaa, sana! keburu maghrib,' balas gue.

Sekarang jok belakang motor gue kalo pulang sekolah ngga pernah kosong. Udah menjadi rutinitas gue buat barengin Kala pulang. Ya, meskipun awalnya malu-malu karna sering diliatin boncengan berdua keluar sekolah, tapi lama-lama kami berdua terbiasa. Semenjak malam itu, komunikasi antara kita berdua menjadi lebih dekat. Hampir tiap malem keluar berdua, main ke sana kemari, ke kantin berdua, nonton film berdua, foto bareng berdua, pokoknya serba-serbi berdua, deh! Kadang, kalau Kala ada rapat OSIS, gue pun terkadang harus menunggu sampai rapat tersebut selesai. Kadang jam setengah 5 sore udah selesai, kadang juga jam 6 sore baru selesai. Pengalaman-pengalaman kecil inilah yang ngebuat hubungan gue sama Kala ngga pernah sepi akan cerita.

'Makasih ya, Ta! udah nganterin aku pulang hari ini,' ucap Kala manis.

'Iyaa, sama-sama.' balas gue

'Yaudah, aku masuk dulu ya! hati-hati di jalan! jangan ngebutt!' ucap Kala.

'Siaaap! byeee!' ucap gue.

Waktu gue mau pergi, tiba-tiba Kala manggil gue lagi, 'Geta!'

Gue pun menengok dan membalasnya, 'Ya?' jawab gue sambil perlahan mundur menghampiri di mana Kala berdiri, 'Ada apa?'

'Mm.. kamu ngga mau tanya sesuatu gitu?' tanya Kala

'Sesuatu? apaan coba? ngga ada keknya,' balas gue.

'Ya apa, kek! tentang sekolah, kek! Kehidupanku, kek! hubungan kita, kek!' ucapnya.

'Hm? hubungan?' tanya Gue.

'Ehhhh, ngomong apa siii kamu? jangan ngaco, dehhh! HAHAHAHAHA,' balas Kala sambil ketawa kenceng gajelas. 'Yaudah, sana buruan pulang! keburu malem,' sambungnya.

Dengan perasaan curiga, gue mikir dalem-dalem, 'si Kala barusan ngode gue apa gimana si? gue denger jelas kok, tadi dia barusan mention hubungan kita.' Dengan peraasan yakin, gue tanya balik si Kala,

'Kala, gimana kalo kita jujur-jujuran?' tanya gue sok iye.

'Jujur-jujuran? soal apa, Ta?' tanya Kala balik.

'Perasaan kita,' jawab gue malu-malu tapi demen.

Tiba-tiba suasana sekitar jadi hening kaya room chat lo semua sama doi. Suara angin berhembus menjadi sedikit lebih kencang di telinga kita berdua. Masing-masing mata kami tertuju ke bawah, melihat semut berlalu-lalang dengan remahan yang dibawanya.

'Mm.. kamu duluan,' jawab Kala malu.

'Kok aku dulu? ga adil, fixed.' balas gue.

'Yaudah kalo gitu. Aku pokoknya ngga mau duluan! valid, no debat.' jawab Kala

'Yaudah, kalo gitu ngomongnya barengan,' usul gue.

'Barengan? mm.. oke. Tunggu-tunggu, aku bilang perasaanku ke kamu, dan kamu bilang perasaanmu ke aku, kan? tapi barengan gitu kan?' ucap Kala memastikan.

'Iya, gitu.' balas gue.

'Yaudah, buruannnnnn! dingin banget udarannya,' ucap Kala.

'Iya-iyaa. Yaudah, aku hitung 123, terus kita langsung ngomong, ya!' balas gue.

Yaudah GapapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang