Anna tidak pernah sebahagia ini sejak mendiang ayahnya meninggal. Anna tersenyum mengingat ucapan vulgar Daniel. Anna senang melihat ekspresi kalah di wajah Salsa. Ternyata diam-diam Daniel masih mempedulikannya. Dan semalam Daniel tidur bersamanya lagi. Daniel benar-benar hebat saat bercinta. Anna bahkan sempat dibuat pingsan karena Daniel tidak memberinya kesempatan untuk tidur.Anna mengerang kecil, menarik selimutnya sampai ke atas bahu. Sekarang Anna sedang bersahabat dengan selimut tebalnya. Anna mengantuk dan ingin sekali melanjutkan tidur. Ya, setidaknya itulah yang Anna inginkan sampai Daniel menyibak selimutnya tiba-tiba dan menarik lengannya bangun.
Anna mengusap matanya yang masih berat untuk terbuka. Wajahnya tertekuk masam karena Daniel menganggunya lagi."Aku masih mengantuk," Anna menggerutu jengkel.
"Berhenti bersikap manja." Perintah Daniel tegas, "Buatkan sarapan untukku."
Anna mengerutkan kening, "Kenapa tidak meminta pelayan dapur untuk melakukannya? Aku masih lelah. Kau memaksaku untuk melayanimu semalaman, Daniel!"
"Sudah menjadi tugasmu untuk melayaniku kan?" Daniel menarik dekat wajah Anna, "Kalau kau masih ingin tinggal dan hidup mewah disini jangan pernah menolak apapun yang kuperintahkan."
Anna menggigit bibir karena Daniel mengancamnya lagi. Daniel menyebalkan! Sangat menyebalkan!
"Siapkan sarapan. Dua jam lagi aku akan berangkat ke kantor." Perintah Daniel lugas diikuti dengan mencium bibir Anna yang cemberut.
***
***
Satu jam kemudian.
Anna memasak dibantu Berta di dapur. Untuk beberapa waktu Daniel hanya bersandar pada pintu, dua tangan terlipat di dada, memperhatikannya dan mendengar setiap gerutuan manis yang keluar dari mulut Anna.
Anna sangat cerewet. Gadis itu membuat Berta kuwalahan. Anna yang baru pertama kali masuk ke dapur berkali-kali mengeluh karena tidak bisa mengupas bawang. Matanya berair dan berhasil membuatnya berlinang air mata. Memakai celemek motif bunga, Anna terlihat sangat cantik dan seksi. Daniel mengerang melihat seluruh gerak-gerik Anna yang menggemaskan. Saat Anna memegang terong, cukup untuk membuat Daniel kembali berfantasi. Anna selalu berhasil menggodanya.
"Awh!" Teriakan kecil itu berasal dari mulut Anna.
Daniel melihat Anna tidak sengaja mengiris jarinya sendiri saat memotong terong, dan Daniel nyaris tidak bisa menyembunyikan senyum.
Daniel melangkah mendekati Anna yang tengah meniup jarinya.
"Sini kulihat." Daniel menarik tangan kiri Anna untuk melihat jari mana yang terluka.
Anna terkejut dengan kedatangan Daniel yang tiba-tiba. Semula Anna menolak, tapi karena takut dengan kemarahan Daniel, ia menerimanya begitu saja.
"Jariku sakit!" Anna merajuk dengan nada suara yang khas. "Aku tidak bisa memasak!"
"Mulai sekarang belajarlah untuk memasak. Secantik apapun fisikmu tapi kalau kau tidak bisa memasak itu sama saja bodoh." Mulut Daniel sangat tajam, dan Anna benci mendengarnya.
Beberapa pelayan muda berusaha menyembunyikan tawa kecilnya saat mendengar ucapan mengejek itu. Mereka semua memang telah lama menyimpan rasa pada Daniel.
Daniel selalu ramah kepada siapapun, kecuali kepada Anna.
"Memotong sayuran saja tidak bisa. Kau benar-benar bodoh."
Anna memilih untuk membuang mukanya jauh-jauh dari tatapan menghina Daniel yang terus saja mengatainya bodoh.
"Ahh!" Anna kembali mengaduh saat Daniel menyentuh bagian jarinya yang sakit.
Darah mengalir dari ujung jari telunjuk Anna menuju telapak tangan. Lukanya tidak besar tapi mengeluarkan banyak darah. Tidak ada ide lain yang bisa terlintas di otak Daniel selain menghisapnya. Dan Daniel melakukannya dengan sikapnya yang menggoda. Daniel menjilati darah Anna yang sudah mengalir hingga ke telapak tangan hingga akhirnya jari telunjuk Anna masuk ke dalam mulutnya.
Daniel menghisap jari Anna bukan karena jari itu terluka, lebih kepada alasan ingin 'merasakan' Anna sepenuhnya. Daniel tidak berhenti melakukannya dan membuat Anna mendesah polos beberapa kali. Sesaat Daniel melihat betapa menggairahkannya reaksi Anna. Wajahnya merah padam dan sangat cantik untuk dipandang.
"Kau sangat cantik, Sayang." Anna mengangkat kepalanya takjub karena Daniel yang semula mengolok-oloknya kini menyanjungnya. Bahkan memanggilnya dengan sebutan sayang seperti itu.
Daniel mengedikkan kepala dan meminta Berta beserta para pelayan untuk pergi. Mereka segera menundukkan kepala dan langsung angkat kaki keluar dapur.
Setelah semuanya pergi, Daniel memaksa Anna untuk berlutut di bawahnya. Anna bingung dengan sikap Daniel yang tiba-tiba dan memaksa sampai Anna terpekik karena Daniel menurunkan ristleting celananya, lalu mengeluarkan miliknya.
"Da-niel kau mau apa?!" Anna menutup wajahnya malu melihat penis itu begitu dekat dengan wajahnya.
"Hisap penisku."
APA?!
####
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVESICK! (21+)
RomanceSeks tanpa status? Anabelle Julliete Kingston melepas keperawanannya demi Daniel C. Luxiois.