Catur

58 3 0
                                    

Sona berusaha tenang lalu membenarkan kacamatanya.

"jadi anda berpihak pada siapa?" ucap sona serius

Art yang mendengar perkataan Sona menganggkat alis

"mari kita bermain catur, jika sona-chan menang aku menuruti apa yang kamu mau, dan aku akan menjawab semua pertanyaan darimu dengan sangat jujur" ucap Art tenang

"jika anda menang akan meminta apa?" tanya sona

''aku tidak meminta apapun, aku hanya ingin bersantai saja. dan shirone-chan ini permenmu, dan tunghu sebentar ya" ucap Art kepada sona lalu menatap  shirone, dan memberikan beberapa permen

''umm aku akan mengikuti Oniichan'' ucap shirone mengangguk menuruti apa kata Art.

semua orang terkejut karena tidak menyangka juga pria yang baru mereka kenal menantang Sona dalam permainan catur.

"akhirnya aku bisa kabur dari kelas, itu sangat membosankan" ucao arthur dengan nada malas.

semua orang hanya mendengar orrkataan Art.

"Rias apa kamu sudah memberi izin untuk Art, dan shirone?" tanya sona kepada rias.

"aku sudah memberi izin untuknya, jadi kamu bisa fokus dalam permainan itu. Aku berharap kamu bisa memenangkannya, dan Kami mengandalkanmu sekarang'' ucap rias ingin bertanya lebih banyak kepada Art

"aku juga mengandalkanmu" ucap akeno. ia merasa semya jawaban sebelumnya yang Art berikan hanya kebohongan.

"apa tidak ada yang mendukungku? Baiklah shirone chan kamu harus mendukungku" ucap Art dengan wajah polos sambil memandang shirone.

"aku mendukung oniichan" ucap shirone kepada Art.

"shirone-chan kamu memang yang terbaik" ucap Art tersenyum lwmbut sambil mengelus Shirone

semua perempuan yang di ruang Osis pertama kali melihat senyum tulus dari Art sangat terpesona.

(TLN. Terpesona~ Aku~ Terpesona~ Memandang²~ Wajahmu yang Manis~. Awokawok, Jangan nyanyi lo)

Akeno iri melihat Art perhatian kepada orang lain, dan memberikan senyuman. ia ingin seperti dulu lagi yang selalu bisa bersamanya, dan ia juga ingin di perhatikan olehnya.

semua orang diam mematung melihat wajah polos kedua kakak beradik itu.

"kenapa kalian seperti tiang listrik hanya diam saja?" tanya Art dengan mengubah wajahnya yang bingung

"tidak, kapan mulai bermainnya?'' tanya sona

"Sekaranglah, ngak mungkin habis pulang" ucap Art menaikan alis karena pertanyaannya. Art lupa membeli 'Skill : master catur' di toko rafael sebelum memulai bermaian

Setelah itu mereka memulai permainan catur nya, semua orang yang ada di ruang OSIS sangat tegang melihatnya.

30 menit mereka bermain catur, dan menandakan kan sona akan menang. namun Art membalikkan keadaan  karena yang Art simpan hanya sebagai pancingan, dan langsung membunuh sisa pasukan sona.

''Skakmat'' ucap Art tenang

semua orang lemas melihat sona kalah, dan mereka sedikit tidak percaya karena sona yang mereka kenal sangat pandai bermain catur, bahkan hanya ada beberapa orang yang bisa mengalahkannya.

"apa kita bisa bermain lagi?" tanya sona masih oenasaran

"ya kita bisa menikmati, dan untuk taruhan tadi masih berlaku agar membuatmu semangat" ucap Art tenang

''baiklah" ucap sona

Setelah itu mereka melanjutkan permainan, mereka tidak hanya bermain sekali lagi. mereka bermain beberapa puluh kali, dan selalu dimenangkan oleh Art, tidak seperti tadi dimenangkan dalam 30 menit, tapi sekarang Art bermain cepat. Memenangkannya setiap belasan menit.

Art terasa hari sudah sore memutuskan untuk pulang, ia juga merasa tidak enak dengan adiknya karena tidak terlalu mempedulikannya.

"kita sudahi dulu" ucap Art kepada sona.

"aku hanya ingin bertanya kamu dari pihak siapa?"" tanya sona sedikit khawatir jika tidak mengetahuinya, ia takut akan menjadi ancaman.

"Hmm Pihak ya?.... Mungkin aku hanya berpihak pada orang yang aku sayangi" ucap Art tenang

Semua orang terdiam mendengar jawaban Art

"apa maksudmu?" ucap rias penasaran

"menghela nafas~ merepotkan sekali, aku hanya memihak Keluargaku dan orang yang kusanyangi mengerti" ucap Art dengan malas dan dia segera pergi dengan Shirone dan meninggalkan ruang osis.

Akeno hanya diam, ia semakin penasaran dengan Art. Akeno juga memiliki berbagai pertanyaan kepadanya, tapi ia sedikit takut karena Art seperti marah pada semua orang yang ada di sini.

'apa yang sudah aku lakukan' pikir Rias/Sona

Ruangan menjadi hening tidak ada seorangpun berbicara meskipun Arthur sudah oergi dari hadapan mereka.

beberapa menit mereka tersadar kembali, dan melihat Arthur sudah tidak ada dihadapan mereka

"Apakah kita harus melaporkan kepada Maou?" Tanya rias kepada sona

"tidak, karena ini cuman masalah pribadi kita dan juga dia sepertinya ingin mengancam kita, cuma hanya tidak ingin di ganggu yang menurutnya merepotkan, lebih baik kita berteman" ucap Sona menatap rias

"baiklah kita akan berteman dulu dengannya, dan bagaimana denganmu Akeno?" Ucap Rias lalu menatap Akeno yang sedang diam seperti mimikirkan sesuatu.

"Aku hanya ingin bersamanya karena dari kecil aku sudah memiliki perasaan terhadapnya'' ucap akeno memberitahu mereka agar tidak di dahului oleh rias, dan yang lainnya. Apalagi saat ini Art sangat tamoan, sudah di pastikan banyak perempuan yang melihatnya terpesona.

semua terkejut dengan pertanyaan akeno yang tiba tiba.

Rias diam, ia juga sama seperti akeno.

'aku akan pergi kerumah aart sekarang, dan membawa ibuku' batin akeno yakin

setelah itu mereka percakapan kecil, dan beberapa menit mereka kembali kerumah mereka masing masing.

Dunia FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang