"Udah lama banget gak si, kita gak kesini, Vin?" Tanya seseorang.
"Iya terakhir kesini pas lo ulang tahun."
Sudah bisakah kalian menebak siapa mereka?
Gavin dan Kila.
Dua sejoli yang selalu kemana-mana bersama.
Tadi setelah mandi Gavin menelpon Kila, untuk mengajaknya jalan-jalan. Karena ia tahu Kila sedang sedih.
Gavin selalu tau cara agar Kila bahagia kembali, dan sebaliknya.
"Lo tau apa yang paling gue gak suka di dunia ini?" Tanya Gavin.
Kila menggeleng.
"Ngeliat lo sedih kaya gini, rasanya gue gagal jagain lo."
"Lo gak gagal kok, lo selalu jadi juaranya kalau soal gue," Ucap Kila tersenyum.
"Jangan sedih lagi, nanti makin jelek."
"Sialan lo," Kata Kila sambil menabok Gavin.
"Gue suka kalau lagi main sama lo atau yang lian."
Gavin hanya mengakat alis sebelahnya sebagai jawabanya.
"Lo tau sendiri kan gimana gue kalau dirumah. Gue selalu aja salah, selalu aja di hina, di caci. Gak pernah ngerasa bahagia sedikitpun ketika gue berada disana."
"Sedangkan kalau gue main sama lo atau yang lain, gue selalu ngerasain kekeluargaan. Gue bisa ketawa, senyum, marahin lo."
Secara tiba-tiba Gavin memeluk tubuh Kila, ia tahu Kila sedang tidak baik-baik saja.
Kila membalas pelukan Gavin, nyaman. Itulah menurut Kila.
"Njir, ngapa lo ketawa?" Tanya Kila sambil menabok lengan Gavin karena tiba-tiba saja tertawa.
"Ngakak aja gue kita tiba-tiba melow gini," Katanya sambil terkekeh.
Kila memandang sahabatnya dengan tatapan malas, "Ah lo ngerusak!"
Gavin kembali tertawa, "Uluhuluh ila ngambek," Ucap Gavin sedikit alay.
Kila hanya menaikkan bibir sebelahnya keatas, "Lo gak ada niatan cari pacar?" Tanya Kila secara tiba-tiba.
"Ngapa? Ntar gue punya pacar, lo nangis."
Sebelum menjawab Kila kembali menabok Gavin, "Mana ada!"
Gavin terkekeh, "Gak minat gue, takutnya nanti gak bisa jagain lo kalau gue punya pacar."
"Hahahaha, lo kira gue barang dijagain," Cibir Kila.
Gavin tersenyum, "Lo berharga dihidup gue. Gue ga rela kalau lo kenapa-kenapa."
"Makasi."
Keduanya sama-sama terdiam, entah memikirkan apa.
"Jangan bilang, lo homo ya njir!" Tuduh Kila.
Gavin melotot mendengarnya, "Palalu!" Gavin menoyor kepala sahabatnya itu.
"Kepo dong gue, yang lo suka siapa?" Tanya Kila.
Gavin tak langsung menjawabnya ia sedang berpikir, "Hmmm, lo," Ucap Gavin sambil menaikkan alisnya.
Kila sedikit terkejut, "Jadi selama ini diem-diem lo suka sama gue?" Tanya Kila yang diangguki oleh Gavin.
"Pantes aja lo tiap hari ngintilin gue mulu, taunya lo suka sama gue. Pantes si, secara kan gue cantik," Kata Kila tersenyum sedikit mengibaskan rambutnya.
"Peka mangkanya!" Kata Gavin.
"Tapi Vin-"
"Ngapa?"
"Hmm.. Sory gue ga bisa bales perasaan lo itu," Kata Kila sedikit bersalah.
"Kenapa?"
"Ya karena gue gak suka sama lo."
Terlihat Gavin menatap Kila dengan tatapan sedih, "Hm gituh ya, yaudah gapapa."
Kila menatap Gavin, "Tapi kita masih jadi temen kan?" Tanya Kila.
Gavin mengangguk tersenyum.
"Lo gak marah?"
Gavin menggelengkan kepalanya.
"Kok bisa?" Tanya Kila polos.
"Ya karena gue bercanda bilang suka sama lo," Kata Gavin terkekeh geli.
Kila memandang Gavin sebal, "Bangsat lo! Gue kira beneran!"
"Hahahaha, lagian mana ada gue suka sama lo!"
"Ya kan siapa tau njir!"
"Jangan-jangan," Kata Gavin sengaja menggantung ucapannya.
"Kenapa?"
"Jangan-jangan lo yang suka sama gue, ya kan ngaku lo?"
Kila menoyor kepala Gavin, "Najis amit-amit gue suka sama lo!"
"Nijis imit-imit gii siki simi li," Cibir Gavin. "Awas lo sampe suka sama gue!"
"Bacot! Ayolah makan laper nih gue!"
Gavin mengangguk, "Kuy lah kawan!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRL BUT SAD GIRL
Short Story"Lo cuman liat gue dari sisi bahagianya, tapi gak liat dari sisi lainnya."