Elfarehza
"Dek, udah siap belum?"
El berdiri di depan kamar Al sembari mengetuk pintu. Setelan kemeja casual bermotif kotak-kotak dipadu dengan celana panjang berbahan katun terpasang di tubuhnya. Pemuda itu mewarisi tinggi badan sang Ayah, sehingga lebih tinggi dibanding remaja seusianya.
"Ya, Bang. Sebentar lagi aku selesai," sahut Al dari dalam kamar.
Hari ini mereka berencana pergi ke mall. El ingin mencari display figure salah satu karakter Dragon Ball kesukaannya. Dia sangat menyukai seri kartun dari negeri sakura tersebut. Sejak kecil pemuda itu mengoleksi berbagai jenis figure karakter serial kartun yang pernah booming di tahun 90-an.
Sementara Al juga ada janji dengan geng Jelita. Dia ingin membuktikan bahwa dirinya bisa menyesuaikan diri dengan mereka.
Tak lama pintu kamar Al terbuka. Dia tampak mengenakan setelan rok panjang dengan baju kaus lengan panjang. Sebuah kerudung berwarna merah muda menutup kepala.
"Sesuai kesepakatan sebelumnya. Begitu tiba di mall kita berpencar. Aku ada janji sama teman-teman," bisik Al mengingatkan El.
"Aman. Kamu 'kan mau ke west mall sedangkan abang ke east mall," balas El menyebutkan gedung yang ada di pusat perbelanjaan Grand Indonesia.
Pandangan El beranjak ke arah tas yang dibawa Al. "Kamu bawa apa, Dek? Banyak banget kayaknya."
"Ini ... Pesenan teman. Nanti kita mau barteran gitu," jawab Al setengah gugup.
El tampaknya tidak mudah percaya begitu saja. Dia menatap curiga adiknya, namun memilih tidak bertanya lagi. Percuma ditanyakan, karena sudah tahu Al pasti enggan memberitahukan isi tas tersebut.
"Ya udah, berangkat sekarang ya. Khawatir nanti toko rame. First launching soalnya. Limited edition," ajak El menarik tangan adiknya.
Al mengikuti kakaknya turun ke lantai dasar. Setelah tiba di bawah, mereka berdua pamit kepada Sandy dan Lisa.
Hari ini El dan Al pergi tanpa supir. Mereka berangkat menggunakan motor yang dibelikan oleh Sandy. Selagi Arini dan Brandon belum kembali dari Raja Ampat, El masih bebas menggunakan kendaraan tersebut.
"Bang, kalau Mami dan Papi udah pulang ini motor mau ditaruh di mana?" tanya Al ketika mereka berada di dalam perjalanan menuju Grand Indonesia.
"Kata Kakek taruh garasi aja. Paling nanti Kakek yang ngomong sama Papi," jawab El menoleh sekilas ke kanan, kemudian kembali fokus melihat jalan raya.
"Apa Papi nggak marah?" Al tampak bergidik membayangkan bagaimana reaksi Brandon jika tahu tentang ini.
"Nggak tahu juga, Dek. Jangan sampai kejadian deh. Lagian Papi 'kan nggak pernah marah sama Nenek Kakek."
"Iya juga sih. Apalagi ada Mami juga yang bisa ademin suasana nanti," komentar Al terkikik.
Dia tahu persis Brandon tidak akan berkutik jika berhadapan dengan Arini. Al juga tahu bagaimana ibunya menyayangi Sandy dan Lisa.
"Itu dia. Mami 'kan sayang banget sama Nenek dan Kakek."
"Semoga aja ya, Bang. Serem sih kalau Papi sampai marah," harap Al tersenyum miris.
Motor terus melaju menuju mall Grand Indonesia. Pada hari minggu, jalanan tidak terlalu ramai sehingga mereka tiba di tempat tujuan dalam waktu yang cepat. El menurunkan adiknya tepat di depan pintu masuk west mall.
"Jangan lupa telepon Abang nanti kalau udah selesai ya," ujar El sebelum Al beranjak memasuki gedung.
"Aman, Bang." Al mengacungkan jempol ke atas, kemudian berbalik menuju pintu west mall.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST MARRIED (Trilogi Just, seri-3 / Final)
Любовные романыDiharapkan follow akun penulis terlebih dahulu sebelum membaca ya ^^ *** Ini bukan hanya cerita tentang Arini dan Brandon, tapi juga kedua anak-anak mereka; Elfarehza dan Alyssa. Sakinah, mawaddah dan warahmah. Ketiga hal inilah yang diinginkan oleh...