BAB 33: Aku yang Tidak Pantas Untukmu

114 10 0
                                    

Arini dan Brandon

Seluruh keluarga Harun berkumpul di ruang tamu. Mereka duduk di sofa menanti Al pulang. Arini duduk di sofa memegang ponsel. Berkali-kali ia coba menghubungi putrinya, namun tidak sekalipun mendapatkan jawaban.

Brandon mondar-mandir di dalam rumah. Pikirannya tidak tenang setelah El tidak menemukan Al di kamar menjelang waktu makan malam. Dia meminta putranya menghubungi teman-teman Alyssa, sayangnya tidak seorangpun yang tahu keberadaan gadis itu.

"Al beneran nggak cerita apa-apa sama kamu sore ini mau ke mana?" tanya Arini lagi entah ke berapa kali.

"Beneran, Mi. Al nggak cerita apa-apa," jawab El setengah jujur. Tidak mungkin juga adiknya pergi dengan geng Jelita, karena Al tidak bercerita apa-apa lagi tentang mereka belakangan ini.

"Kok bisa nggak tahu sih adik kamu pergi?" timpal Bran gusar.

"Tadi pulang sekolah aku kecapean banget, jadi tiduran di kamar. Pulang salat Ashar dari masjid juga balik ke kamar lagi." Meski malas, tapi El masih menjawab pertanyaan ayahnya.

Brandon mendesah kembali lagi ke teras rumah. Dia berdiri beberapa saat di sana masih mencoba menghubungi Alyssa.

"Al sebelumnya pernah cerita nggak sama kamu?" selidik Arini menatap lekat putranya.

Mata cokelat El beralih seperti menghindar dari sang Ibu. Perlahan kepalanya menggeleng.

"Nggak ada, Mi. Paling cerita tentang kondisi sekolah, pelajaran sama—" Kalimat El berhenti ketika ingin memberitahu tentang pertemuan Al dengan Moza di mall bulan lalu.

"Sama apa?"

El kembali menggeleng cepat. "Sama keluhan ujian minggu depan."

Tatapan Arini berubah menjadi sendu. Dia merasa bersalah, karena beranggapan tidak memerhatikan Alyssa belakangan ini.

Mungkin udah waktunya gue berhenti kerja. Lagian nggak mungkin juga kerja urus perusahaan, setelah diagnosa dokter kemarin, lirih Arini dalam hati.

"ALYSSA!!" Terdengar suara teriakan Bran dari luar rumah.

Iin tersentak mendengar suara berat Bran. Dia langsung berdiri dan bergegas ke luar rumah. Wanita itu khawatir jika Brandon marah besar, karena Al pergi diam-diam.

"Dari mana saja kamu?!" bentak Bran dengan napas mulai tidak teratur.

Arini langsung berdiri di samping suaminya, lalu mengusap punggungnya lembut.

Alyssa berjalan pelan dengan kedua tangan menyatu di depan tubuh. Dia melangkah takut ke dekat Bran. Kepala tertunduk tidak berani melihat ayahnya.

Alfatih berjalan di belakang Al tanpa memperlihatkan raut wajah takut sedikitpun.

"Ma-maaf, Pi. Ta-ta—"

"Maaf Om, Tante," ucap Fatih melihat Arini dan Brandon bergantian sebelum Alyssa menyelesaikan perkataannya. "Tadi Alyssa—"

"Kak!" tegur Al menggelengkan kepala. Gadis itu mengalihkan pandangan kepada Bran. "Biar aku jelasin di dalam nanti, Pi."

Dia kembali memutar tubuh menghadap Fatih, lalu tersenyum samar. "Makasih udah bantuin, Kak. Aku udah sampai rumah, sekarang Kakak pulang aja."

"Sebentar! Kamu siapa? Apa hubungan kamu dengan putri saya?" selidik Bran berusaha menahan emosi.

"Dia Alfatih, Pi. Teman sekelas aku," sahut El menatap bingung Al dan Fatih bergantian. Dia tidak tahu kalau mereka berdua saling mengenal.

"Kenapa Al bisa pulang dengan teman kamu?" Mata Bran menyipit seketika seakan mengendus bau persekongkolan antara Al dan El.

"Al akan jelasin semua di dalam, Pi. Abang nggak tahu tentang ini. Aku juga kebetulan ketemu sama Kak Fatih di luar," jelas Al sebelum Bran salah paham.

JUST MARRIED (Trilogi Just, seri-3 / Final)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang