[6]

902 26 0
                                    

Family number one!

MANTAN

Flashback on

Angga yang berniat ingin membantu pun urung, dan hanya meminta maaf lalu pergi karena ada telpon dari sang ibu.

Dinda yang melihat kejadian itu pun langsung memberi isyarat lewat sorot matanya seperti berkata 'angkat aja'.

"Hallo, kenapa bun?"

"Kalian kemana? Udah mau malem." cerewet bundanya

"Iya bun, ini bentar lagi. Kita di minimarket sekarang, gak usah khawatir."

"Kalau keluar tuh, kalian izin!" marah ibunya karena mereka yang main pergi-pergi saja tanpa berpamitan.

"Iya, maaf ya bun. Udah dulu ya, ini mau pulang bentar lagi."

"Yaudah, hati-hati bawa mobilnya."

"Iya."

Flashback off

"Kak, maaf ya. Kakak aku gak sengaja," sesal Dinda sambil membantu membenahi barang yang terjatuh.

"Suaranya mirip banget sama kamu," batin Tasya

"Iya, gapapa. Masih belanja?" basa-basi Tasya sebab ternyata ia bertemu lagi dengan Adinda.

"Iya, ini juga mau ke kasir."

"Oh iya, duluan ya," pamit Tasya

"Hm, tunggu kak. Namanya siapa?"

"Aku Anastasya. Kamu?"

"Adinda, salam kenal. Semoga lain waktu kita ketemu lagi," ucap Dinda yang diangguki oleh Tasya dan ia pun pergi dari sana sebelum sempat bertemu dengan Angga.

***

"Tadi bunda nelpon, marahin gue karena lo gak pamitan," ucap Angga pada adiknya, mereka berada di dalam mobil menuju pulang.

"Lah, harusnya tadi kalau gue lupa, lo lah yang pamitan," protes Dinda

"Kan lo yang pergi, lo yang harusnya izin ke bunda. Tugas gue cuma nganterin," balas Angga tak terima.

"Ck, yaudah si. Kan sekarang juga mau pulang."
Dan ditanggapi gumaman malas oleh Angga.

***

Mentari kembali bersinar, dan seorang laki laki nampak sudah siap dengan seragam barunya di sekolahnya yang baru pula.

"Pagi," sapa Angga

Bunda Fani dan ayah Fandi mereka merupakan orang tua dari Adinda juga Angga. Dan ngomong ngomong, bundanya itu atau Fani masih berkarir sebagai sekretaris di perusahaan suaminya sendiri alias Fandi. Mereka jatuh cinta di kantor yang sekarang sudah beralih menjadi milik suaminya.

"Pagi," jawab kedua orangtuanya

"Pagi, Kak Angga jelek," ucap Dinda jail pada Angga.

"Ck, mulai lo bawel."

"Bunda, Ayah liat kan. Kak angga mah gitu," ujarnya mengadu.

Padahal Dinda yang memulai nya terlebih dahulu, tapi mengapa sekarang Dinda lah yang  seakan akan adalah korbannya.

"Aduan bang-"  ucapan Angga terpotong oleh ayah mereka, Fandi.

"Udah. Ayo cepat sarapan dan berangkat ke sekolah," tegas sang ayah.

Mereka pun langsung tak berkutik hanya karena ucapan sang Ayah. Bagi mereka jika kepala keluarga mengatakan A. Maka, mereka harus mengikuti selama itu untuk kebaikan.  Sebaliknya, jika itu keburukan mereka baru boleh melanggar dan membenahi apa yang salah.

bersambung...


Gimana part ini?
Jangan lupa vote dan komennya!
See you next part!

MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang