[11]

654 19 0
                                    

Dekapan ternyaman berasal dari seorang ibu.

MANTAN

Pagi ini, seorang gadis masih tertidur karena keasikan bercerita bersama ibunya semalam.

"Ini jam berapa sih?" gumamnya karena ia terbangun tiba-tiba lalu menghidupkan handphone untuk melihat jam.

"Jam setengah lima ternyata," ucapnya dan ia pun bangkit untuk menunaikan kewajiban nya. Setelahnya ia bergegas turun ke dapur karena ia yakin sang ibu pasti sudah ada disana.

"Pagi, mah."

"Tumben, biasanya setengah enam."

"Panggilan mungkin, suruh shalat tepat waktu," cengirnya

"Tingkatin kalau gitu."

"Ada yang mau dibantu gak, mah?"

"Sini bantuin goreng telur."

Tasya pun segera menjalankan tugasnya dari sang ibu. Matahari pun perlahan mulai terbit, dan setelah menyelesaikan tugas yang diberikan ibunya Tasya pun melangkah ke kamar lagi untuk bergegas mandi dan bersiap kembali untuk bersekolah.

Selesai bersiap, Tasya pun turun dan langsung sarapan bersama  dengan kedua orang tuanya dan langsung berangkat sekolah, tepat pukul 06.30 diantar supir baru yang ayahnya angkat menjadi pegawai di rumah.  Karena urusan kantornya yang padat dan tak memungkinkan selalu untuk mengantar jemput putrinya.

Jikalau banyak temannya yang sudah menggunakan mobil ke sekolah maka Tasya tidak. Ayahnya baru bisa memberikan izin setelah ia duduk di bangku perkuliahan nanti.

Mobil pun melesat meninggalkan pekarangan, membelah jalanan menuju sekolah.

"Pagi, Frey."

"Pagi, Sya. Lo tahu gak si, katanya ada kemah."

"Eh, beneran? Mau ikut banget kalau beneran."

"Yakin, emang bakal dikasih izin gitu?"

"Bantu bujukin mamah papah gue nanti," ucap Tasya dan tersenyum menampilkan deretan gigi giginya.

***

"Perhatian, untuk seluruh siswa-siswi kelas dua belas silahkan kumpul dilapangan. Secepatnya karena ada beberapa hal yang akan disampaikan."

"Sekali lagi bagi seluruh siswa-siswi kelas dua belas silahkan kumpul dilapangan. Ditunggu secepatnya, terimakasih."

'Eh kayanya itu mau diumumin deh soal kemah itu.'

'Iya, yuk kesana.'

'Gak sabar banget deh, lumayan kan nge-refresh otak.'

'Gila, seneng banget gue.'

Begitulah kira-kiranya tanggapan siswa mengenai kemah yang diadakan sekolah. Siswa dan siswi pun mulai berkumpul dari mulai Mipa hingga Ips selain itu ada juga sastra bahasa.

"Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Wa'alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh," serempak para siswa menjawab.

"Baik, terimakasih sudah berkumpul. Bapak disini akan menyampaikan bahwa besok kemungkinan hingga dua hari kedepan kita akan melaksanakan kemah bertempat di daerah puncak, Bogor," kata Pak Tanto sebagai guru PPKN sekaligus Wakil Kepsek.

"Bapak harap semuanya bisa ikut. Karena di beberapa bulan kedepan mungkin akan banyak kesibukan bagi kalian. Jadi khusus kelas dua belas, boleh pulang untuk mempersiapkan segala sesuatunya dan untuk pembayaran bisa dilaksanakan besok lebih awal sebelum berangkat. Dan untuk perjalanan kesana, kita semua akan menggunakan bus."

"Silahkan sekarang kalian boleh bubar. Terimakasih atas perhatian dan waktunya. Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh."

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."

Semua siswa pun undur dari dari lapangan menuju kelas, bergegas untuk pulang dan bersiap untuk esok hari.

bersambung...


Yang pernah kemah, boleh ceritain pengalamannya di kolom komentar biar rame.
See you next part!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang