Pertemuan yang semesta persiapkan, entah hanya untuk dipisahkan kembali atau justru bersatu untuk merajut awal yang baru.
MANTAN
"Udah mau berangkat?" tanya Ibu Tasya setelah melihat Tasya menuruni tangga.
"Iya, aku berangkat dulu ya," pamit Tasya dan tak lupa mencium tangan ibunya.
"Inget pesenan mamah harus lengkap ya sayang," ucap Nadya, mengingatkan setelah tasya hampir keluar dari rumah. Dan dibalas acungan jempol oleh putrinya itu.
***
"Kak nanti temenin gue belanja cemilannya," ucap Dinda pada Angga yang sedang menyetir mobil.
"Nggak-nggak, gue males. Ngapain coba? Yang mau belanja kan lo doang," tolak angga
"Emang mau lo disangka supir, nungguin mobil."
"Bodo amat. Nanti jangan lama, kalau lama gue tinggal," ucap Angga memperingati dan Dinda yang mendengarnya mendelik tajam.
"Gue, aduin lo ke bunda."
"Cupu, aduan lo. Dasar anak bunda."
"Terus lo anak siapa? Bukan anak bunda?"
"Terserah."
"Dih, gak jelas lo."
Perjalanan di mobil pun hening tidak ada lagi percakapan antar keduanya. Mereka asik dengan dunianya masing-masing. Angga yang fokus mengemudi dan Dinda yang sibuk mendengarkan lagu lewat headphone yang ia pakai. Hingga sampailah mereka ditempat yang dituju, yaitu minimarket.
"Woy, dah nyampe," ucap angga sambil menarik earphone yang terpasang di telinga adiknya.
"Ish, jangan ditarik-tarik. Gue beli baru ini," ucap Dinda kesal, pasalnya Angga tidak kalem saat memberitahunya. Ia juga tahu, bahwa mereka sudah sampai. Rasa ingin marah pada kakaknya pun harus Dinda urungkan, takut-takut Angga dengan tega akan meninggalkannya.
"Awas lo, jangan kemana-mana. Lo tinggalin gue, gue aduin ke bunda."
"Iya, udah sana."
Apa apa bunda, bunda. Memang Angga bukan anak bundanya juga kah? Dia jadi tidak punya tempat untuk mengadukan kelakukan adiknya yang sangat menyebalkan itu.
Lain dengan Angga yang sedang meratapi nasibnya, Dinda dengan asik memilih-milih makanan yang berjejer di rak minimarket. Mulai dari cemilan, minuman dingin, dan tentunya es krim yang tak boleh ia lewatkan.
Setelah mengingat-ngingat kembali apa yang hendak ia beli lagi, Dinda pun memilih beralih ke jajaran permen berada. Ia yang hendak mengambil salah satu permen disana pun tanpa sengaja bersamaan dengan tangan lainnya yang hendak mengambil juga.
"Eh, mau ambil ini juga?" tanya dinda pada orang itu, yang ternyata seorang perempuan juga.
"Iya, aku ambil duluan ya," ucap perempuan itu, Tasya.
"Oh boleh-boleh. Tenang aja masih banyak kok."
"Makasih," ucap Tasya dan diangguki oleh Dinda.
Dia pun kembali ke rak lain untuk membeli keperluannya. Setelah merasa cukup, Dinda pun hendak membayar belanjaannya. Namun, dirasa dompetnya tertinggal karena yang tersimpan di sakunya hanya handphone saja. Ia pun menghubungi kakaknya yang mungkin sudah merasa kesal karena lama menunggunya.
Adek bawel Calling's you
"Ngapain coba nelpon, kalau udah selesai kan tinggal balik aja," gerutu Angga kesal, namun tetap menjawab telpon dari adiknya itu.
"Hallo dek, kenapa?"
"Lama banget si angkat telponnya. Tolong bawain tas gue, gue mau bayar tapi lupa dompetnya ada di mobil."
"Ambil aja tas nya kesini, gak usah ribet."
"Gila lo, belanjaan gue gimana. Cepetan deh kesini."
"Ck, iya-iya. Gue kesana sekarang juga."
Angga pun celingukan saat berada di dalam hingga sosok adiknya terlihat berdiri dekat jajaran minuman.
"Nih, lo ngerepotin banget dah."
"Dih, harusnya lo seneng dong dapet banyak pahala bantuin adek sendiri."
"Udah, gak usah ceramah. Cepetan sana bayar, gue berasa lumutan nungguin lo di mobil. Mana yang katanya mau bentaran," keluh Angga.
"Sorry deh, mau gue beliin apa dulu gak?"
"Nyogok lo? Boleh deh," dan tanpa aba-aba Angga pun mengambil salah satu minuman dingin rasa kopi.
Setelah selesai, mereka pun berjalan bersama menuju kasir yang jaraknya tak seberapa jauh. Angga pun mengkode pada Dinda bahwa ia tidak jadi menemaninya dan memilih menunggu di luar saja.
Angga yang baru beberapa melangkah pun tak sengaja bertubrukan dengan seseorang.
"Eh," ucap perempuan yang bertubrukan dengan Angga itu kaget. Dan terlihat langsung memungut belanjaannya yang terjatuh dan memasukkannya kembali ke kresek.
"Sorry, gue gak sengaja," ucap Angga tanpa melihat wajah perempuan itu dan membantunya .
"Suara itu?" batin Tasya bertanya tanya. Suara yang begitu familiar di telinganya, dulu.
bersambung...
Kira kira mereka ketemu gak ya?
See you next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN
Teen FictionIni adalah sebuah perjalanan kisah dua remaja yang dulu terlibat hubungan namun tiba tiba berakhir tanpa kejelasan. Angga dan Tasya, dua orang yang menjadi tokoh dalam cerita ini. Simak perjalanan mereka, akan kah kembali bersama? Atau justru berak...