Keputusan paling menyakitkan dalam sebuah hubungan adalah terdengarnya kata 'putus' yang menjadi penanda datangnya duka dan berakhirnya 'kita'.
MANTAN
Pelajaran demi pelajaran telah berlalu walaupun sebenarnya lebih banyak jam kosong dibandingkan belajar. Bel pulang pun telah berbunyi sedari tadi. Dan Tasya masih setia menunggu Ayahnya yang akan datang menjemput.
Angga yang tak sengaja melihat Tasya sendirian pun menghampirinya.
"Hai, apa kabar?" tanya Angga dan Tasya yang mendengarnya hanya diam membisu tidak menjawab.
Tasya merasa bingung harus menanggapi seperti apa. Padahal ini sepele, dia tidak memainkan peran seorang perempuan dewasa yang ditinggal menikah. Bahkan dirinya jatuh cinta kepada Angga saat masa sekolah menengah pertama yang tentunya kata orang itu cinta-cintaan bukan sungguhan.
Namun, ia tidak bisa abai untuk penantiannya yang penasaran tentang Angga yang tiba tiba saja pergi meninggalkannya dulu.
"Dengerin aku bentar, bisa?" tanya Angga lagi
"Aku gak nyangka kita ketemu lagi. Kita udah lebih dewasa sekarang dan rasa aku masih sama besarnya. Aku masih cinta sama kamu, Sya," papar Angga
"Terserah kalau kamu mau diem aja. Tapi, kamu harus tahu kalau dua tahun lalu bukan dengan sengaja aku ninggalin kamu. Aku bisa buat jelasin."
"Okay, tapi dua tahun juga aku selalu bertanya-tanya, kok bisa kamu pergi tiba tiba? Apa alasannya? Buat umur segitu mungkin cinta kelihatan sepele banget tapi aku bingung kenapa bisa aku se-jatuh itu sama kamu . Aku menjalani hidup dengan baik, tapi rasa percaya diri aku untuk menjalin hubungan baru sama orang tuh hilang. Aku takut buat ngerasain ditinggalin lagi sama orang yang aku sayang."
"Kita masing-masing aja gak si sekarang? Itu udah cerita lama juga? Iya kan?"
Benar kata orang, kadang luka yang menyakitkan datang dari hal hal kecil yang dibiarkan dan tidak selesai. Dan tanpa sadar itu terus membayangi dan mengikuti di setiap langkah kehidupan.
Cerita Tasya dan Angga harusnya usai dulu, di masa yang mungkin putus-nyambung atau kembali menjalin hubungan dengan orang baru adalah hal biasa. Tapi tidak, lihatlah lukanya datang lagi membawa badai rindu yang hebat.
"Dan udah terlalu basi bahas hubungan yang bahkan dari lama tuh udah gak ada. Karena kita belum sempet akhirin semuanya, ayo kita lakuin sekarang. Aku minta putus, dan makasih buat kebaikan dan kebersamaan kita dulu. Itu berarti banget buat aku," lanjut Tasya dan memutuskan hubungan mereka
"Aku gak setuju. Aku tetep mau kamu, selalu," kekeh Angga membantah ucapan Tasya yang mengakhiri hubungan mereka.
"Sekarang kita cari jalan masing-masing buat bahagia. Selain cinta, ada cita - cita juga yang harus kita capai. Oh ya, kamu juga harus jaga perasaan orang yang kamu sayang sekarang . Anggap aja kita baru kenal lagi. Kita selesai, aku pergi dulu," ucap Tasya tanpa mengindahkan keinginan Angga yang masih ingin bersama.
Bagi Tasya mungkin putus adalah keputusan yang terbaik. Lagi pula apa yang ingin dipertahankan dengan hubungan yang bahkan anggotanya hanya ada satu orang yang bahkan tidak melakukan komunikasi.
"Please! Sya, tunggu," ucap angga dengan memegang lengan Tasya, menghentikannya untuk pergi.
"Udah ya, aku cape," balas Tasya dan menurunkan tangan Angga yang memegang lengannya.
Tasya pun melangkah pergi.
***
Didalam mobil jemputannya Tasya sedikit terisak. Come on, ini adalah patah hati keduanya. Jadi, wajarkan saja jika dia sedikit mengungkapkan rasa sesak yang ada dalam hatinya.
Sedikit kurang beruntung karena ternyata ayah Tasya tidak bisa menjemputnya sehingga seperti biasa digantikan oleh supir kantor ayahnya.
"Langsung pulang, non?" tanya supir tersebut dan Tasya pun terlihat menarik napas mencoba menengkan dirinya.
"Malu-maluin banget, Sya," batinnya.
"Langsung pulang aja, pak," jawab Tasya sopan.
Tasya pun memejamkan mata mengatur setiap emosi yang ia rasakan. Cukup dua tahun yang lalu, tidak lagi. Dan seharusnya dia lebih baik lagi dalam mengontrol dirinya supaya tidak kelepasan menangis di depan orang lain seperti tadi.
bersambung...Jangan lupa di tap bintang nya!
See you next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN
JugendliteraturIni adalah sebuah perjalanan kisah dua remaja yang dulu terlibat hubungan namun tiba tiba berakhir tanpa kejelasan. Angga dan Tasya, dua orang yang menjadi tokoh dalam cerita ini. Simak perjalanan mereka, akan kah kembali bersama? Atau justru berak...