Bab 9 : Perpustakaan

27 1 0
                                    

"Lo mantannya Alva ya?" Seorang cewek duduk di depan Nara dengan tiba-tiba.

Nara menatap lurus ke depan, memperhatikan cewe yang ada di depannya ini. Rambut merah menyala, bibir ombre dengan warna terang, seragam sekolah ketat. Memperhatikannya dengan intens, membuat nya menyenggol lengan Fia, seolah bertanya siapa perempuan ini.

"Kenapa emang?" Tanya Fia santai, sembari memakan kentang goreng yang baru saja datang.

Kantin sangat ramai, namun cewek di depan mereka ini tetap mencolok.

"Gue nanya, gak lagi ngajak ribut kak." Jawabnya.

Nara menaikkan sebelah alisnya, bukan seangkatan, tapi gayanya haduh.

"Gue Steffi Gabriella, Sebelas Ips 3, pacar baru Alvarez, kenalin."

Nara hanya mengangguk-anggukan kepalanya, tidak berminat menyambut uluran tangan adik kelasnya ini.

"Ada keperluan apa?" Nara bertanya kalem.

Cewek bernama Steffi itu mengibaskan rambutnya, "Gak ada sih, cuma mau kenalan aja sama cewek yang buat Alva ngegantung gue dua tahun."

Oh ini yang dibilang Alva gak cuman ngasih harta doang.

"Cantik sih, tapi nungguin pacar orang." Sindir Fia pedas.

Steffi tersenyum sinis ke arah Nara, "Kan udah putus yang penting." Katanya sok.

"Yaudah sih kalo uda putus ngapa repot-repot ketemu gue?" Tanya Nara, "Jangan kepanasan sendiri deh."

Steffi tampak berdecak tak suka, "Baru putus beberapa hari udah deket lagi sama anak bahasa, siapa yang murahan kalo gitu?"

Nara mengangkat sebelah alisnya, "Haduh Steff, gue udah tua untuk nanggepin ABG kaya lo. Lo kalo pacaran sama Alva, sana gih. Gue kaga peduli anjir."

"Selain buta, lo banyak gaya juga ya, Nar?"

Nara terkejut, bagaimana mungkin? Pasti Alva pelakunya. Ia terdiam, menatap kosong Steffi yang ada di depannya.

"Permisi nona Senja." Pamit Steffi, lalu bangkit dari bangku kantin. Meninggalkan Nara yang tersentak kaget. Menahan mati matian dirinya untuk tetap tenang.

"Nama lo ada Senja nya emang Nar?" Fia bertanya, membuat Nara menoleh sebentar lalu menggeleng pelan.

"Terus maksud cabe tadi apa?" Fia masih bertanya kepo.

Nara hanya mengangkat kedua bahunya, selera makannya hilang. Padahal saat pelajaran Matematika tadi ia sangat bersemangat menunggu bel istirahat berbunyi, untuk kemudian, menyantap mie ayam pak Adi di kantin.

Ia memilih membereskan makanannya, lalu beranjak dari duduknya. Yang di sambut keheranan oleh Fia.

"Nar mau kemana?" Fia bertanya agak keras, karena Nara sudah berjalan meninggalkannya. Ia memilih bangkit dan mengejar Nara.

"Kan kita mau nungguin Dewa, Nar." Ucap Fia ketika berhasil menyamai langkah Nara.

"Gue balik aja deh ke kelas, pusing." Nara menjawab sembari mengembalikan mangkuk mie ayam ke pak Adi.

"Ntar kalo Dewa nyariin gimana?"

"Lo aja deh yang nungguin, gue balik ke kelas aja."

"Tapi gue males di kantin sendirian, nanti chat Dewa aja deh. Kita balik sekarang." Usul Fia.

Nara hanya mengangguk lalu jalan bersisian dengan Fia ke kelas.

•••

Nara!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang